Masalah Sturm-Liouville dan Fungsi Eigen Deret Fourier

35 Jadi, Deret Fourier dari adalah Mayer Humi William B. Miller, 1992. Kemudian diberikan definisi fungsi genap dan fungsi ganjil. Definisi 2.35 Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil Humi, 1992 Diberikan fungsi terdefinisi pada interval . Fungsi dikatakan sebagai fungsi genap jika pada interval dan dikatakan sebagai fungsi ganjil jika pada interval . 36 Contoh 2.36 1. Fungsi merupakan fungsi ganjil, karena untuk setiap pada interval . 2. Fungsi merupakan fungsi genap, karena untuk setiap pada interval . 3. Fungsi bukan merupakan fungsi genap maupun fungsi ganjil karena Kemudian dibahas mengenai Deret Fourier sinus dan Deret Fourier cosinus. Teorema 2.37 Deret Fourier Sinus Humi, 1992 Diberikan fungsi terdefinisi pada interval dan dapat diperluas sebagai fungsi ganjil pada interval Jika Deret Fourier dari ada, maka Deret Fourier tersebut berbentuk dengan 37 Bukti: Diketahui fungsi terdefinisi pada interval dan dapat diperluas sebagai fungsi ganjil pada interval Deret Fourier dari ada, sehingga Deret Fourier tersebut adalah dengan Dimisalkan , sehingga diperoleh 38 Karena merupakan fungsi ganjil dan merupakan fungsi genap, sehingga diperoleh dan 39 Karena merupakan fungsi ganjil dan merupakan fungsi ganjil, diperoleh Jadi terbukti bahwa Deret Fourier untuk adalah dengan Deret Fourier ini disebut Deret Fourier sinus fungsi . Contoh 2.38 Diberikan fungsi 40 Akan ditentukan Deret Fourier sinus untuk fungsi tersebut. Berdasarkan Teorema 2.37 maka Deret Fourier sinus dari fungsi adalah dengan Jadi, Deret Fourier dari adalah 41 Teorema 2.39 Deret Fourier Cosinus Humi, 1992 Diberikan fungsi terdefinisi pada interval dan dapat diperluas sebagai fungsi genap pada interval Jika Deret Fourier dari ada, maka Deret Fourier tersebut berbentuk dengan Bukti : Diketahui fungsi terdefinisi pada interval dan dapat diperluas sebagai fungsi genap pada interval Deret Fourier dari ada, sehingga Deret Fourier tersebut adalah dengan 42 Dimisalkan , sehingga diperoleh karena merupakan fungsi genap, maka 43 Karena dan merupakan fungsi genap, sehingga diperoleh Jadi terbukti bahwa Deret Fourier untuk adalah dengan Torema 2.39 disebut juga deret Fourier cosinus. Deret Fourier ini disebut Deret Fourier cosinus fungsi . 44 Contoh 2.40 Diberikan fungsi Akan ditentukan Deret Fourier cosinus untuk fungsi tersebut. Berdasarkan Teorema 2.39 maka Deret Fourier cosinus dari fungsi adalah dengan dan 45 Jadi Deret Fourier cosinus dari fungsi adalah

K. Metode Separasi Variabel

Metode Separasi Variabel adalah metode untuk mencari penyelesaian persamaan diferensial dengan cara mengasumsikan penyelesaian tersebut merupakan perkalian dari fungsi-fungsi variabel bebas yang ada pada persamaan diferensial tersebut. Metode separasi variabel bertujuan untuk mereduksi persamaan diferensial parsial yang diberikan menjadi bentuk persamaan diferensial biasa. Dengan demikian persamaan diferensial parsial tersebut lebih mudah untuk dicari penyelesaiannya. 46 Diberikan persamaan diferensial linear homogen dengan variabel bebas dan , serta variabel tak bebas yang dilengkapi dengan syarat batas tertentu. Diasumsikan penyelesaian dari persamaan diferensial tersebut adalah Langkah-langkah penyelesaian persamaan diferensial tersebut dengan metode separasi variabel yaitu sebagai berikut Humi, 1992: 1. Persamaan disubstitusi ke persamaan diferensial. 2. Hasil dari langkah 1 dibagi dengan . 3. Jika hasil dari langkah 2 dapat dinyatakan sebagai jumlahan suku-suku yang hanya tergantung dari dan suku-suku yang hanya tergantung dari , maka dengan konstanta pemisah atau akan didapat sistem dua persamaan diferensial biasa. 4. Gunakan syarat batas yang diberikan untuk menentukan syarat batas untuk persamaan diferensial biasa dari langkah 3. 5. Selesaikan persamaan diferensial Masalah syarat Batas hasil dari langkah 3 dan langkah 4. 6. Diperoleh , yang merupakan penyelesaian dari persamaan diferensial di atas. Kemudian dengan prinsip superposisi ditentukan penyelesaian umumnya. 7. Gunakan nilai awal yang diberikan, kemudian ditentukan penyelesaian Masalah Nilai Awal dan Syarat Batas. Contoh 2.41 Diberikan persamaan diferensial parsial 47 dengan syarat batas dan nilai awal Masalah Nilai Awal dan Syarat Batas 2.15 sampai 2.17 akan diselesaikan dengan menggunakan metode Separasi Variabel. Jika diasumsikan adalah penyelesaian dari MNASB di atas maka langkah-langkah penyelesaiannya sebagai berikut: 1. Persamaan disubstitusikan ke Persamaan 2.15 sehingga diperoleh 2. Persamaan 2.18 dibagi dengan sehingga diperoleh atau 3. Untuk mendapatkan dua persamaan diferensial biasa dari Persamaan 2.19, digunakan konstanta pemisah – sehingga Dari Persamaan 2.20 diperoleh dua persamaan diferensial biasa yaitu 48 dan 4. Jika digunakan syarat batas 2.16 yaitu dengan pada persamaan maka diperoleh dan Berdasarkan Persamaan 2.20 disyaratkan , sehingga . 5. Diperoleh Masalah Sturm-Liouville sebagai berikut Selanjutnya dicari penyelesaian non trivial dari Masalah Sturm- Liouville 2.22a dan 2.22b yang dapat ditinjau menjadi tiga kemungkinan yaitu untuk dan . Kemungkinan 1 : Dari persamaan 2.22a didapat , penyelesaiannya adalah , dengan A dan B konstanta sebarang. Jika digunakan syarat batas 2.22b yaitu , maka diperoleh . Jadi untuk Masalah Syarat Batas 2.22a dan 2.22b mempunyai penyelesaian trivial. 49 Kemungkinan 2 : Persamaan 2.22a mempunyai persamaan karakteristik Karena diketahui , persamaan karakteristiknya menjadi , dan akar-akar karakteristiknya adalah dan – yang bernilai real. Penyelesaian Persamaan 2.22a adalah dengan dan konstanta sebarang. Jika digunakan syarat batas 2.22b yaitu , maka diperoleh dan Karena , sehingga . Penyelesaian Masalah Sturm- Liouville 2.22a dan 2.22b adalah penyelesaian trivial . Jadi untuk Masalah Syarat Batas 2.22a dan 2.22b mempunyai penyelesaian trivial. Kemungkinan 3 : 50 Persamaan 2.22a mempunyai persamaan karakteristik . Karena diketahui , persamaan karakteristiknya menjadi , dan akar-akar karakteristiknya adalah bilangan kompleks dan – . Penyelesaian Persamaan 2.22a adalah dengan dan konstanta sebarang. Jika digunakan syarat batas 2.16b yaitu , maka diperoleh dan Agar mempunyai penyelesaian non trivial diambil sehingga diperoleh Jadi untuk Masalah Sturm-Liouville 2.22a dan 2.22b mempunyai penyelesaian non trivial dengan Nilai Eigen dan konstanta sebarang, Jadi penyelesaian Masalah Sturm-Liouville 2.22a dan 2.22b adalah