Persamaan Diferensial TINJAUAN PERSAMAAN LAPLACE DIMENSI DUA DENGAN SYARAT BATAS DIRICHLET DAN ROBIN.

25 dengan untuk adalah konstanta, juga penyelesaian dalam interval I. Bukti: Misalkan didefinisikan sebagai operator diferensial dan adalah penyelesaian dari persamaan diferensial homogen, sehingga Jika didefinisikan , maka linearitas dari adalah karena nilai dari maka Terbukti. Persamaan diferensial parsial linear order dua dengan variabel tak bebas dan variabel bebas dan , yang terdefinisi pada domain mempunyai bentuk umum sebagai berikut 26 Definisi 2.25 Klasifikasi Persamaan Diferensial Parsial Humi, 1992 Persamaan diferensial 2.4 disebut i elliptik jika untuk semua ii parabolik jika untuk semua iii hiperbolik jika untuk semua Sebagai ilustrasi dari definisi klasifikasi persamaan diferensial parsial linear order dua tersebut, perhatikan contoh berikut ini. Contoh 2.26 Persamaan diferensial 1 Laplace merupakan persamaan diferensial elliptik, karena 2 Panas merupakan persamaan diferensial parabolik, karena 3 Gelombang merupakan persamaan diferensial hiperbolik, karena 27

G. Masalah Nilai Awal dan Syarat Batas

Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian Nilai Awal, Syarat Batas serta Masalah Nilai Awal dan Syarat Batas yang menyertai suatu persamaan diferensial parsial. Mengingat apabila persamaan diferensial diselesaikan, maka akan diperoleh suatu penyelesaian umum. Namun untuk memperoleh penyelesaian khusus diperlukan adanya nilai awal dan syarat batas. Menurut Humi, 1992 yang dimaksud dengan nilai awal adalah kondisi yang harus dipenuhi pada awal waktu tertentu . Dalam hal ini persamaan Laplace merupakan persamaan yang tidak disertai dengan nilai awal, karena persamaan Laplace tidak bergantung pada waktu. Sebagai contoh dari pengertian nilai awal tersebut, diberikan suatu persamaan panas dengan nilai awal . Nilai awal menyatakan bahwa suhu pada posisi saat waktu adalah Syarat Batas adalah suatu syarat atau kondisi yang harus dipenuhi pada batas-batas domain terkait dengan ruang Humi, 1992. Sebagai ilustrasi, diberikan suatu persamaan panas dengan syarat batas dan . Syarat batas menunjukkan bahwa suhu pada posisi saat waktu dipertahankan sebesar nol derajat, sedangkan menunjukkan bahwa perubahan suhu terhadap posisi saat waktu dipertahankan nol derajat. Selanjutnya akan diuraikan mengenai jenis-jenis syarat batas untuk persamaan diferensial parsial order dua. Diberikan domain dengan dan merupakan titik-titik batas . Bentuk umum syarat batas adalah 28 dan dengan sebarang konstanta. Dalam Humi, 1992 syarat batas dikatakan i Dirichlet jika syarat batasnya memberikan nilai dari sebarang fungsi pada atau dapat ditulis dan dengan dan fungsi dalam variabel . ii Neumann jika syarat batasnya memberikan nilai turunan terhadap pada atau dapat ditulis dan dengan dan fungsi dalam variabel . iii Robin jika syarat batasnya memberikan relasi linear antara dengan pada atau dapat ditulis dan dengan sebarang konstanta serta dan fungsi dalam variabel . Sebagai ilustrasi mengenai jenis-jenis syarat batas tersebut, perhatikan contoh berikut ini. Contoh 2.27 Diberikan persamaan diferensial . Syarat batas 1 merupakan Syarat Batas Dirichlet. 2 merupakan Syarat Batas Neumann. 3 merupakan Syarat Batas Robin. 29 Selanjutnya akan diuraikan mengenai Masalah Nilai Awal dan Syarat Batas atau disingkat MNASB. Masalah yang bersesuaian dengan persamaan diferensial parsial akan rumit jika jumlah penyelesaian independen untuk persamaan tersebut adalah tak terbatas Humi, 1992. Sehingga formulasi lengkap dari sistem fisik dalam hal persamaan diferensial parsial membutuhkan perhatian tidak hanya untuk persamaan yang mengatur sistem tetapi juga untuk perumusan yang benar dari kondisi batas maupun kondisi awal. Masalah nilai awal dan syarat batas adalah masalah yang terdiri dari suatu persamaan diferensial yang dilengkapi dengan nilai awal dan syarat batas. Kemudian jika masalah nilai awal dan syarat batas tersebut diselesaikan maka akan diperoleh penyelesaian khusus. Sebagai ilustrasi mengenai pengertian masalah nilai awal dan syarat batas tersebut, perhatikan contoh berikut ini. Contoh 2.28 Diberikan sebuah senar dengan panjang yang diikat pada kedua ujungnya. Kemudian senar tersebut dipetik. Pergerakan senar pertama kali saat mempunyai fungsi posisi untuk , sehingga diperoleh nilai awal . Setelah dipetik, pergerakan di kedua ujung senar yang terikat pada dan dipertahankan nol untuk . Sehingga diperoleh syarat batas dan Jadi diperoleh Masalah Nilai Awal dan Syarat Batas sebagai berikut dengan nilai awal 30 dan syarat batas

H. Masalah Sturm-Liouville dan Fungsi Eigen

Definisi 2.29 Masalah Sturm-Liouville Dean G. Duffy, 2003 Diberikan persamaan diferensial linear berorde 2 berikut ini dengan syarat batas Dalam hal ini nilai dari dan merupakan fungsi bilangan real atas sedangkan adalah suatu parameter. Nilai dari merupakan suatu konstanta real, sedangkan nilai dari dan merupakan suatu fungsi yang kontinu dan positif yang terletak pada interval Persamaan 2.5 disebut sebagai persamaan Sturm-Liouville dan bersama-sama dengan syarat batas pada Persamaan 2.6 dan 2.7, membentuk suatu Masalah Sturm- Liouville. Jika diperhatikan pada Persamaan 2.5, masalah tersebut mempunyai penyelesaian untuk setiap nilai yaitu , . Penyelesaian tersebut dinamakan dengan penyelesaian trivial. Tetapi akan diperoleh penyelesaian lain yang tak nol jika mengambil nilai tertentu, maka penyelesaian 31 tersebut dinamakan penyelesaian non trivial. Nilai yang bersesuaian dinamakan nilai eigen dan fungsinya disebut sebagai fungsi eigen.

I. Persamaan Karakteristik

Diberikan persamaan diferensial homogen berorder dua dengan variabel tak bebas dan variabel bebas yang terdefinisi pada domain sebagai berikut dengan dan merupakan suatu konstanta. Untuk memudahkan mencari penyelesaian Persamaan 2.8 diperlukan suatu persamaan karakteristik yang sepadan dengan persamaan tersebut. Persamaan karakteristik dapat diperoleh dengan melakukan subtitusi dan berturut-turut oleh dan . Sehingga dalam hal ini persamaan karakteristik yang sepadan dengan Persamaan 2.8 adalah Persamaan karakteristik yang diperoleh berupa persamaan pangkat biasa yang dapat diselesaikan dengan melakukan pemfaktoran sehingga diperoleh akar- akar karakteristik. Secara umum, akar-akar karakteristik dari suatu persamaan diferensial linear homogen orde 2 menurut Ross, 1984 dibedakan menjadi tiga, yaitu 1. Akar-akar karakteristik riil berbeda. Misalkan akar dari persamaan karakteristik pada Persamaan 2.9 adalah dan dengan , maka penyelesaian umum dari Persamaan 2.9 adalah 32 2. Akar-akar karakteristik riil kembar. Misalkan akar dari persamaan karakteristik pada Persamaan 2.9 suatu akar riil kembar yaitu , maka penyelesaian umum dari Persamaan 2.9 adalah 3. Akar-akar karakteristik bilangan kompleks. Misalkan akar dari persamaan karakteristik pada Persamaan 2.9 adalah dan , maka penyelesaian umum dari Persamaan 2.9 adalah Sebagai ilustrasi dari definisi persamaan karakteristik dan akar-akar karakteristik tersebut, perhatikan contoh berikut ini. Contoh 2.30 1. Akan ditentukan penyelesaian umum dari Persamaan karakteristik yang sepadan dengan Persamaan 2.13 adalah dan Karena diperoleh akar-akar karakteristik riil berbeda, sehingga berdasarkan Persamaan 2.10 diperoleh penyelesaian umum Persamaan 2.13 sebagai berikut