7 Campbell Reece, 2003: 351. Tumbuhan epifit banyak tumbuh di bagian
cabang-cabang pohon dibandingkan di ranting-ranting yang horizontal, hal ini disebabkan oleh kesempatan epifit lebih besar untuk mendapatkan hara dari
deposit yang berasal dari aliran batang atau cabang karena tumbuhan epifit sangat bergantung pada presipitasi dan deposit hara yang terbawa presipitasi Indriyanto,
2006: 94. Epifit yang dapat dijumpai tersebar di Jawa antara lain dari kelompok
Pteridophyta, Piperaceae, Melastomataceae, Moraceae, Urticaceae, Santalaceae, Araliaceae, Ericaceae, Vacciniaceae, Loganiaceae, Asclepiadaceae, Gesneriaceae,
Verbenaceae, Araceae, Zingiberaceae, Rubiaceae, dan Orchidaceae. Backer Van Den Brink, 1965: 39. Bentuk kehidupan epifit didominasi oleh tiga
kelompok tumbuhan, yakni Pteridophyta, Orchidaceae Spermatophyta, dan Bryophyta Ahmad Dwi Setyawan, 2000: 14. Tumbuhan Epifit Spermatophyta
dari Family Orchidaceae anggrek, dan epifit Pteridophyta dari Family Aspleniaceae, Nephrolepidaceae dan Polypodiaceae.
Tumbuhan epifit seperti Pteridophyta dan Orchidaceae memiliki akar radix, batang caulis dan daun folium sejati Campbell Reece Mitchell, 2003: 351.
Pertumbuhan batang tumbuhan epifit dapat dibedakan menjadi tiga macam cara percabangan, yaitu percabangan monopodial Orchidaceae, percabangan
simpodial Orchidaceae, dan percabangan menggarpu atau dikotom Pteridophyta.
a. Pteridophyta Tumbuhan Paku
8 Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berspora yang lebih maju dari lumut.
Meskipun masih membentuk spora, tumbuhan paku sudah mempunyai cormus, yaitu tubuhnya sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati Arif Kurniawan,
2008. Tumbuhan paku adalah tumbuhan berpembuluh tanpa biji Starr et al., 2012: 420.
Akar Pteridophyta memiliki serabut dengan kaliptra pada ujungnya. Jaringan akarnya terdiri dari epidermis, korteks, dan silinder pusat. Akar Pteridophyta
merupakan terusan pertumbuhan dari suatu bagian calon batang yang lalu membentuk akar ke samping. Berdasarkan kesamaan pada adanya akar,
Pteridophyta beserta Spermatophyta disebut juga Rhizophyta Gembong Tjitrosoepomo, 1994: 97-98.
Batang Pteridophyta bercabang-cabang menggarpu, atau jika tidak cabang- cabang yang keluar ke arah samping tidak pernah berasal dari suatu ketiak daun.
Batang sejati, sebagian besar herba, ukuran tubuh yang bervariasi dari tinggi sekitar 2 cm hingga yang paling tinggi bisa mencapai 5 meter Gembong
Tjitrosoepomo, 1994: 98. Daun Pteridophyta memiliki pembuluh angkut xylem dan floem, memiliki
klorofil sehingga cara hidupnya berfotoautotrof. Struktur daun terdiri atas jaringan epidermis, mesofil, dan pembuluh angkut. Daun tumbuhan paku berukuran kecil
mikrofil atau berukuran besar makrofil. Daun mikrofil tidak bertangkai dan tidak bertulang, serta berbentuk rambut atau sisik, sedangkan daun makrofil
bertangkai, bertulang daun, jaringan tiang, bunga karang, dan juga memiliki mesofil dengan stomata, serta berbentuk seperti ginjal. Daunnya yang sering
9 disebut frond, keluar dalam bentuk gulungan padat yang dikenal dengan sebutan
fiddlehead sebelum gulungannya terbuka. Sori tunggal: sorus merupakan kelompok spongaria yang terdapat di permukaan bawah daun paku. Struktur dan
ukuran sporofit tumbuhan paku sangat bervariasi, daunnya memiliki bentuk seperti pedang atau terbagi menjadi lembaran Starr, et al., 2012: 420.
Menurut Steenis 1975, famili tumbuhan kelompok Pteridophyta antara lain Famili Selagillaceae, Famili Lycopodiaceae, Famili Polypodiaceae.
b. Spermatophyta