. Penatalaksanaan Rinitis Alergi TINJAUAN PUSTAKA

2.7 . Penatalaksanaan Rinitis Alergi

Pada guideline ARIA dicantumkan beberapa tujuan penatalaksanaan dari rinitis alergi adalah sebagai berikut: • Tidur yang tidak terganggu • Kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk pekerjaan dan kehadiran sekolah, tanpa keterbatasan atau gangguan, dan kemampuan untuk sepenuhnya berpartisipasi dalam olahraga dan aktivitas kesenangan • Tidak ada gejala yang menganggu • Tidak atau efek samping minimal dari pengobatan rinitis alergi Penatalaksanaan rinitis alergi terdiri atas 3 kategori utama dari pengobatan, yaitu: 1. Pengandalian lingkungan dan penghindaran alergen 2. Penatalaksanaan secara farmakologi 3. Imunoterapi 2.7.1 Pengendalian Lingkungan dan Penghindaran Alergen Pengendalian lingkungan dan penghindaran alergen meliputi penghindaran terhadap alergen yang diketahui substansi spesifik yang dapat merangsang hipersensitivitas yang dimediasi IgE pada pasien serta penghindaran terhadap alergen non spesifik, misalnya iritan ataupun perangsang. Sheikh,2013 2.7.2 Farmakoterapi Penderita dengan gejala Rinitis Alergi berselang intermitten dapat diobati secara adekuat dengan antihistamin oral, dekongestan, atau keduanya bersamaan. Penggunaan rutin dari steroid sediaan semprot tidak dianjurkan untuk penderita dengan gejala Rinitis Alergi kronis. Penggunaan sehari-hari dari antihistamin, dekongestan, atau keduanya dapat dipertimbangkan daripada atau sebagai tambahan dari steroid nasal. Antihistamin generasi kedua yaitu golongan nonsedatif biasanya lebih dianjurkan untuk menghindari efek sedatif dan efek samping lainnya. Antihistamin tetes mata untuk gejala pada mata, intihistamin intranasal sediaan semprot, intranasal cromolyn mast cell stabilizer, dan kortikosteroid oral jangka pendek terbatas hanya untuk episode berat dan akut mungkin juga dapat digunakan sebagai obat simtomatik. Sheikh,2013 2.7.3 Imunoterapi desensitisasi Imunoterapi mengandung resiko karena reaksi alergi sistemik berat dapat terjadi. Oleh karena itu, harus dipertimbangkan resiko dan keuntungan dari imunoterapi dibandingkan resiko dan keuntungan dari pengobatan lainnya. Terdapat beberapa jenis imunoterapi, misalnya Sublingual Immunotherapy SLIT dan Subcutaneous Immunotherapy SCIT Indikasi imunoterapi lebih dianjurkan pada penyakit berat, respon yang kurang terhadap pilihan pengobatan lainnya, dan adanya faktor pemberat ataupun komplikasi. Imunoterapi biasanya dikombinasikan dengan pengobatan farmakoterapi dan pengendalian lingkungan. Terdapat juga kontraindikasi dari imunoterapi. Imunoterapi hanya boleh dilakukan oleh individu yang telah terlatih, yang dapat melaksanakan tindakan pencegahan yang tepat, dan seseorang yang berpelengkapan untuk menanggulangi kejadian yang tidak diinginkan. Sheikh,2013

2.8. Komplikasi Rinitis Alergi