. Klasifikasi Rinitis Alergi . Epidemiologi Rinitis Alergi

alergi musiman yang merupakan salah satu dari klasifikasi rinitis alergi. Pollinosis biasanya memiliki komplikasi konjungtivitis alergi.

2.2 . Klasifikasi Rinitis Alergi

Klasifikasi rinitis alergi dibedakan dalam 2 macam berdasarkan sifat berlangsungnya,yaitu: 1. Rinitis alergi musiman seasonal, hay fever, polinosis. Di Indonesia tidak dikenal alergi musiman, hanya ada di negara 4 musim. Alergen penyebabnya spesifik, yaitu tepung sari pollen dan spora jamur. 2. Rinitis alergi sepanjang tahun perennial. Gejala pada penyakit ini timbul intermiten atau terus-menerus, tanpa variasi musim, dan dapat terjadi sepanjang tahun. Penyebab paling sering ialah alergen inhalan dan alergen ingestan. Penyebab tersering pada orang dewasa adalah alergen inhalan.Soepardi, E.A.,2007 Pada saat ini yang sering digunakan adalah klasifikasi ARIA berdasarkan waktu terjadinya rinitis alergi dapat dibedakan menjadi dua yaitu, rinitis alergi berselang intermittent allergic rhinitis dan rinitis alergi menetap persistent allergic rhinitis.Rinitis alergi berselang terjadi 4 hari per minggu atau 4 minggu. Sedangkan rinitis alergi menetap terjadi 4 hari per minggu dan 4 minggu. ARIA juga mengklasifikasikan rinitis alergi berdasarkan tingkat keparahan yaitu sebagai berikut: rinitis alergi ringan mild allergic rhinitis dan rinitis alergi sedang-berat moderate-severe allergic rhinitis. Pada rinitis alergi ringan, penderita dapat tidur dengan nyenyak, tidak terdapat gangguan aktivitas sehari- hari maupun pekerjaan ataupun sekolah, serta tidak memiliki gejala yang mengganggu.Sedangkan pada rinitis alergi sedang-berat penderita harus memiliki salah satu atau lebih gejala sebagai berikut: tidur yang terganggu, gangguan aktivitas sehari-hari, gangguan pekerjaan ataupun sekolah, serta memiliki gejala yang mengganggu.

2.3 . Epidemiologi Rinitis Alergi

Rinitis alergi tersebar di seluruh negara maju maupun negara berkembang.Dengan prevalensi 10-15 dari seluruh populasi dunia menurut Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma ARIA.Menurut American Academy of Allergy Asthma Immunology AAAAI berdasarkan dataWorld Health Organization WHOrinitis alergi menyerang 10 - 30 populasi di dunia. Sedangkan di asia pasifik sendiri dilaporkan oleh Wong et al.bahwa pada kelompok dewasa muda, gejala rhinoconjunctivitismenduduki peringkat menengah menurut skala global.Namun, negara dengan prevalensi tertinggi adalah Hongkong dan Thailang Bangkok.Pada kelompok anak-anak berumur 6- 7 tahun, Asia-Pasifik menduduki peringkat ketiga tertinggi untuk kejadian rhinoconjunctivitis berulang.Berdasarkan pola global, prevalensi penyakit alergi, asma, dan rhinoconjunctivitis lebih tinggi daripada negara berkembang, seperti Korea, Jepang, Hongkong dan Singapura.Prevalensi terendah dari gejala asma dilaporkan pada Negara yang kurang berkembang, seperti Indonesia, beberapa daerah di Negara Malaysia, dan sebagian besar daerah Negara China. Tabel 2.1 Gejala Rhinoconjunctivitis pada anak Asia berumur 13-14 tahun berdasarkan kuesioner ISAAC fase 1 dan fase 3: rata-rata perubahan prevalensi tahunan. sumber: Wong et al., 2013 KotaNegara Rhinoconjunctivitis Alor Setar 16.3 -0.06 Bangkok 23.9 +1.41 Beijing 10.2 +0.33 Filipina 11.0 -0.61 Chiang Mai 17.2 +0.26 Guangzhou 10.7 +0.33 Hong Kong 22.6 -0.21 Indonesia 4.8-0.08 Jepang 17.6 +0.34 Klang Valley 19.8 +0.87 Kota Bharu 12.5 +0.46 Seoul 11.9 +0.24 Singapura 16.5 +0.20 Taiwan 17.8 +1.02 Mean 15.1 +0.32 Tabel 2.1 Gejala Rhinoconjunctivitis pada anak Asia berumur 6-7 tahun berdasarkan kuesioner ISAAC fase 1 dan fase 3: rata-rata perubahan prevalensi tahunan. sumber: Wong et al., 2013 Kota Negara Rhinoconjunctivitis Alor Setar 4.2 +0.09 Bangkok 13.4 +0.58 Chiang Mai 6.2 +0.24 Hong Kong 17.7 +0.67 Indonesia 3.6 -0.04 Jepang 10.6 +0.35 Klang Valley 6.2 +0.21 Kota Bharu 4.2 +0.06 Seoul 9.0 -0.38 Singapura 8.7 +0.02 Taiwan 24.2 +1.37 Mean 10.6 +0.18 Data dari salah satu penelitian terbesar yang dilakukan oleh Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma ARIAmenyatakan bahwa prevalensi rinitis alergi di Asia-Pasifik sebesar 8.7. Hasil tersebut didapatkan dari penelitian yang dilakukan dengan screening terhadap 33.000 keluarga di Australia, China, Hongkong, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, dan Vietnam. Dari screening tersebut ditemukan sejumlah 1.200 orang dewasa dan anak-anak yang didiagnosa dengan Rinitis Alergi. Wong et al.,2013

2.4. Faktor Resiko Rinitis Alergi