Ruang Lingkup Pembahasan Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori .1 Tinjauan Pustaka

2. Bagaimana makna simbolik dari kanji yang memiliki karakter hihen

火 berdasarkan hubungan makna dengan karakter pembentuk lainnya.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Penulis akan membahas hubungan makna kanji berkarakter hihen berdasarkan hubungan makna dengan karakter pembentuk lainnya. Kanji-kanji tersebut diambil dari Kamus Kanji Modern Jepang- Indonesia oleh Andrew Nelson. Penulis akan mengklasifikasikan bushu hihen berdasarkan kata sifat, kata kerja, dan kata benda. Dari sekitar 52 buah kanji yang berkarakter hihen, penulis hanya akan membahas 29 buah dengan perincian 3 buah kata sifat, 15 buah kata kerja, dan 11 buah kata benda. Hal ini dikarenakan hubungan makna dengan karakter pembentuk lainnya jelas, dapat dimengerti serta sesuai dengan logika. Untuk mendukung pembahasan ini, penulis juga akan membahas tentang sejarah singkat kanji dan latar belakang pembentukan kanji dari jenis-jenis karakter dasar bushu. 1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang, bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia Keraf, 1984 : 16. Bahasa memiliki suatu lambang kigou, dan lambang tersebut memiliki makna. Ferdinand de Saussure dalam Dedi Sutedi 2003:3 mengemukakan bahwa Universitas Sumatera Utara lambang bahasa terdiri dari signifant nouki dan signifie shoki. Signifant nouki merupakan bentuk atau warna yang bisa diamati dengan mata kita atau berupa bunyi yang bisa diamati dengan telinga. Sedangkan signifie shoki merupakan makna yang terkandung di dalam bentuk atau bunyi tersebut. Contoh pada huruf kanji seperti berikut : Lambang記号 Signifant能記 Signifie所記 木 [k i] pohon Huruf kanji yaitu huruf yang merupakan lambang, ada yang berdiri sendiri, ada juga yang harus digabung dengan huruf kanji yang lainnya atau dengan diikuti huruf Hiragana ketika digunakan untuk menunjukkan suatu kata. Kanji juga memilki dua cara baca, yaitu onyomi dan kunyomi Situmorang,2007 : 100. Kunyomi adalah cara baca wago bahasa Jepang asli, huruf tersebut dibaca dari arti dalam bahasa Jepang. Oleh karena itu sebuah huruf kanji dapat dibaca banyak dari bacaan kunyomi. Contohnya : kanji 冬 dalam lafal Cina dibaca dengan dong tetapi apabila dibaca dengan sistem kun-yomi dibaca dengan fuyu Suzuki,1988:47. Onyomi adalah cara baca kanji menurut daerahnya di Cina, bunyi tersebut ada yang sama ada juga yang berbeda. Kanji pada umumnya berupa kombinasi dari bermacam-macam unsur. Salah satu cara agar mendapat semangat dalam proses mempelajarinya ialah dengan mengenal unsur-unsurnya. Salah satu unsur pembentuk kanji adalah bushu. Bushu adalah bagian penting atau karakter dasar yang terdapat dalam suatu kanji Moriyama,2008:16. Universitas Sumatera Utara Kata bushu kalau dilihat kanjinya terdiri atas dua buah huruf yaitu: 部 bu yang berarti bagian dan 首 shu yang berarti leher atau kepala, sehingga bushu dapat diterjemahkan bagian leher atau kepala atau dengan kata lain bagian yang terpenting dari suatu huruf kanji yang dapat menyatakan arti kanji secara umum. Bushu ini biasa disebut juga dengan karakter dasar kanji. Karakter-karakter dasar tersebut berjumlah sekitar 214 buah Nandi,2000:7. Berdasarkan letaknya, bushu dikelompokkan menjadi 7 macam dan salah satunya adalah Bushu Hen. Hen adalah bushu bagian sebelah kiri sebuah huruf kanji Situmorang,2007:87. Bushu ini jumlahnya terbanyak diantara bushu lainnya. Terdapat 38 jenis bushu hen, salah satunya 火偏 hi hen Suzuki,1988:36. Bushu ini selalu berkaitan dengan api dan hal-hal yang bersifat terbakar Todo:1972:540.

1.4.2 Kerangka Teori

Kanji merupakan suatu tulisan berupa gambar atau lambang. Masing- masing lambang menunjukkan makna tertentu. Dari defenisi kanji tersebut penulis menganalisis kanji berkarakter dasar hihen dengan teori semantik dan semiotik. Semantik berasal dari bahasa Yunani sema artinya tanda atau lambang sign, juga dapat ditemukan dalam kata semaphore. Semantik membahas aspek- aspek makna dalam bahasa yang mencakup deskripsi makna kata dan makna kalimat Cahyono,1995:197. Menurut Alston dalam Aminuddin 2001:55-62 ada 3 pendekatan dalam teori makna yang masing-masing memiliki dasar pusat pandang yang berbeda. 1. Pendekatan Referensial Universitas Sumatera Utara Makna diartikan sebagai label yang berada dalam kesadaran manusia untuk menunjuk dunia luar. Sebagai label atau julukan, makna itu hadir karena adanya kesadaran pengamatan terhadap fakta dan penarikan kesimpulan yang keseluruhannya berlangsung secara subjektif. 2. Pendekatan Ideasional Makna diartikan gambaran gagasan dari suatu bentuk kebahasaan yang bersifat sewenang-wenang tetapi memiliki konvensi sehingga dapat saling dimengerti. Dalam pendekatan ideasional, makna dianggap sebagai pemerkah ide yang memperoleh bentuk lewat bahasa dan terwujud dalam kode. 3. Pendekatan Behavioral Makna dalam peristiwa ujaran yang berlangsung dalam situasi tertentu. Makna dianggap berperan penting tanpa mengabaikan konteks sosial dan situasional. Makna disesuaikan dengan latar situasi dan bentuk interaksi sosial. Dalam pembahasan ini penulis cenderung menggunakan pendekatan yang kedua yaitu pendekatan ideasional, karena dalam berkomunikasi antara pembicara dengan pendengar ada makna yang ingin disampaikan dan hal itu didasari dengan adanya saling mengerti. Dalam berkomunikasi manusia sering menggunakan kode atau tanda dan dipengaruhi oleh tanda dalam bernalar logika, sehingga timbullah ilmu yang mengkaji tentang tanda. Universitas Sumatera Utara Semiotik adalah teori tentang sistem tanda. Nama lain semiotik adalah semiologi semiology dari bahasa Yunani semeion yang bermakna tanda, mirip dengan istilah semiotik Lyons dalam Pateda,1996:28. Aminuddin 2001:37 lebih lanjut menjelaskan bahwa semiotik selalu berfokus terhadap tiga hal, yaitu: karakteristik hubungan antara bentuk, lambang atau kata yang satu dengan lainnya, hubungan antara bentuk kebahasaaan dengan dunia luar yang diacunya, juga berfokus pada hubungan antara kode dengan pemakainya. Semiotik bukan hanya berhubungan dengan isyarat-isyarat bahasa melainkan juga berhubungan dengan isyarat-isyarat nonbahasa dalam komunikasi antar manusia Parera,1990:13. Charles Morris dalam Parera 1990:25 lebih lanjut menjelaskan bahwa dalam semiotik dikenal beberapa istilah, yaitu sign, signal dan symbol. Sign adalah substitusi untuk hal-hal yang lain. Oleh karena itu, sign memerlukan adanya interpretasi. Misalnya, jika Anda melihat sebuah tomat berwarna merah, maka inilah satu sign bagi Anda bahwa tomat itu sudah matang. Signal adalah satu stimulus pengganti. Bunyi bel pintu adalah stimulus pengganti untuk tamu, lampu merah adalah stimulus pengganti untuk berhenti, dan sebagainya. Symbol adalah sebuah sign yang dihasilkan oleh interpreter tentang sebuah signal dan bertindak sebagai pengganti untuk signal tersebut. Misalnya, jika seorang teman Anda melihat ke jam tangannya, maka Anda menginterpretasikannya itu menjadi satu signal yang berarti “sudah waktu”. Istilah symbol hanya dipakai untuk kata benda, situasi, peristiwa, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Dalam kajian semiotik, bahasa itu sendiri terdiri atas bahasa simbolik dan bahasa emotif. Bahasa simbolik didefenisikan sebagai suatu bahasa yang sesuai dengan fakta atau bahasa kefaktaan. Simbol itu bebasimpersonal dan harus diverifikasi dengan fakta. Bahasa emotif mempunyai kegunaan dalam proses komunikasi untuk membangkitkan sikap yang diharapkan dari orang lain atau untuk mendorong orang lain untuk bertindak dan sebagainya. Dalam skripsi ini penulis menginterpretasikan makna kanji berkarakter dasar hihen secara simbolik. Maksudnya penulis menguraikan hubungan antara karakter 火 api dengan karakter pembentuk lainnya yang disesuaikan dengan fakta atau kejadian yang ada. Misalnya dalam kanji 爆, Kanji tersebut terbentuk atas karakter 火 dan 暴. Karakter 暴 merupakan kanji yang bermakna kekerasan, kekejaman, kebiadaban. Apabila karakter 暴 bergabung dengan karakter 火, maka akan terbentuk sebuah pengertian api yang begitu kejam dan sifatnya begitu biadab karena mampu membumihanguskan suatu tempat atau makhluk hidup yang terkena olehnya. Peristiwa seperti itu bisa terllihat saat api tersebut muncul dari sesuatu yang meledak. Maka dari interpretasi makna tersebut, penulis menelaah mengapa kanji 爆 bermakna meledak.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian