Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP DISIPLIN KERJA
PEGAWAI NEGERI SIPIL DI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan S1
Oleh :
090903040
IQBAL FAHRULRAZI
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat- Nya Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya. Dan tidak lupa Penulis ucapkan salawat beriring salam kepada Nabi Muhammad S.A.W sebagai contoh teladan umat .
Skripsi ini Berjudul “PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA”, skripsi ini juga sekaligus sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan pendidikan S1 Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan Skripsi ini, Penulis mendapat banyak bantuan berupa bimbingan, dorongan dan arahan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada Kedua Orang Tua Penulis yaitu Ayahanda H. Abdullah Sani dan Ibunda Hj. Rosmawati yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik Penulis, terima kasih atas segala pengorbanan dan dukungan yang telah Ayah dan Ibu berikan baik secara moral maupun materil yang tiada dapat ananda balas sampai kapan pun dan dengan apa pun.
Dalam kesempatan ini Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
(3)
2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nst, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Elita Dewi, MSP selaku Sekretaris Departemen Ilmu administrasi Negara di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
4. Ibu Arlina SH, M.Hum selaku Dosen Pembimbing Penulis yang telah banyak memberikan masukan, arahan, dan bimbingan kepada Penulis. 5. Bapak Drs. Kariono, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik
Penulis.
6. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.si selaku Dosen Penguji Penulis.
7. Kak Mega dan Kak Dian yang banyak membantu dalam urusan- urusan administrasi penyelesaian Skripsi ini.
8. Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian , yang telah memberi izin peneliti melakukan penelitian di Fakultas Pertanian USU.
9. Ibu Prof. Dr. Ir. Rosmayati, MS selaku Guru Besar Fakultas Pertanian USU yang telah banyak memberi arahan dan bantuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
10.Bapak Jamaluddin Hasibuan, SH selaku Kepala Bagian Tata Usaha Fakultas Pertanian USU, yang telah banyak membantu dalam pemberian data kepada penulis.
11.Seluruh Staff Pegawai Administrasi Tetap Fakultas Pertanian USU yang telah menjadi responden dalam penelitian penulis.
(4)
12.Terimakasih kepada Abang- abang saya Arie Moelia Anshari dan M. Isnar Reza, yang banyak memberikan arahan, bimbingan dan bantuan secara moral dan materiil, dan kepada adik penulis Adinda Nurul Aulia Sani.
13.Terimakasih kepada Ade Fitria Rahma yang telah memberikan dukungan, semangat dan Arahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Makasi Banyak ya yank..
14.Terima kasih Kepada teman- teman Seangkatan Departemen Ilmu Administrasi Negara 2009 yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Khususnya kepada kawan- kawan seperjuangan Ginda, Ican, Uta, Fauzi. Cepat nyusul ya Lee..
15.Terimakasih Kepada Kawan- kawan Dahsyat dan Sejahtera Waldi, Niko, Mas Denot, Kelvin, Agri, Madan, Adit Binjai, Chandra, dan semua kawan- kawan yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki penulisan ini.
Akhirnya kepada Allah SWT kita berserah diri dengan harapan semoga penulisan skripsi ini dapat berguna bagi kita semua. Amin..
Medan, Februari 2014
(5)
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN……….. i
DAFTAR ISI ……… ii
DAFTAR TABEL ……… vi
DAFTAR GAMBAR ……… ix
ABSTRAK ……… x
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………...……… 1
1.2 Perumusan Masalah ………...……… 4
1.3 Tujuan Penelitian ………...……… 5
1.4 Manfaat Penelitian ………...……… 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan ...……….… 7
2.1.1 Pengertian Pengawasan…………...………...7
2.1.3 Tujuan Pengawasan...………….……… 7
2.1.4 Prinsip- Prinsip Pengawasan...……… 8
2.1.5 Bentuk- Bentuk Pengawasan………... 9
2.1.5 Cara Pengawasan...……….……… 10
2.1.6 Standar Pengawasan...……… 11
2.1.7 Proses Dasar Pengawasan...……… 13
(6)
2.2 Disiplin... 18
2.2.1 Pengertian Disiplin... 18
2.2.2 Disiplin Bagi Pegawai Negeri Sipil... 19
2.2.3 Tujuan Disiplin Kerja... 20
2.2.4 Jenis- Jenis Disiplin... 21
2.2.5 Prinsip- Prinsip Pendisiplinan... 23
2.2.6 Alat Untuk Mengukur Disiplin... 25
2.2.7 Faktor- Faktor yang dapat Meningkatkan Disiplin Kerja... 25
2.2.8 Tingkat dan Jenis Sanksi Disiplin Kerja... 26
2.2.9 Hubungan Pengawasan dengan Disiplin Kerja... 28
2.3 Defenisi Konsep... 29
2.4 Defenisi Operasional... 30
2.5 Hipotesis... 32
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian...……… 33
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian..……… 33
3.3 Populasi dan Sampel....……… 33
3.4 Teknik Pengumpulan Data...……… 34
3.5 Teknik Pengukuran Skor...………35
3.6 Uji Coba Instrumen Penelitian.……… 36
3.6.1 Uji Validitas... 36
3.6.2 Uji Reliabilitas... 39
(7)
3.7.1 Analisa Deskriptif... 40
3.7.2 Uji Asumsi Klasik... 41
3.7.3 Pengujian Hipotesis... 42
BAB 4 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Fakultas Pertanian USU... 44
4.2 Visi dan Misi Fakultas Pertanian USU... 48
4.3 Tujuan Fakultas Pertanian USU... 49
4.4 Struktur Organisasi Fakultas Pertanian USU... 50
4.5 Uraian Tugas... 52
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif………...… 57
5.1.1 Analisis Deskriptif Responden…………..……… 57
5.1.2 Analisis Deskriptif Variabel………..…… 59
5.2 Teknik analisa Data... 81
5.2.1 Analisis Regresi Linier Sederhana... 81
5.3 Uji Asumsi Klasik... 82
5.3.1 Uji Normalitas...82
5.3.2 Uji Heteroskedastisitas... 85
5.3.3 Uji Autokorelasi... 86
5.4 Pengujian Hipotesis... 87
(8)
BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan...……… 91 6.2 Saran...……… 92
DAFTAR PUSTAKA...……… 93
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Uji Validitas Instrumen Pengawasan (X)... 37 Tabel 3.2 Uji Validitas Instrumen Disiplin Kerja (Y)... 38 Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas... 39 Tabel 5.1 Distribusi Identitas Responden berdasarkan
Jenis Kelamin... 57 Tabel 5.2 Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Usia…... 58 Tabel 5.3 Distribusi Identitas Responden Berdasarkan
Pendidikan Terakhir... 58 Tabel 5.4 Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Golongan... 59 Tabel 5.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang pengawasan
Dalam Lingkungan Organisasi... 61 Tabel 5.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Adanya
Pengawasan Atasan Saat Proses Kerja
Sedang Berlangsung... 62 Tabel 5.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Langkah Perbaikan
Apabila Terjadi Masalah Atau Penyimpangan Dalam
Pelaksanaan Tugas... 63 Tabel 5.8 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pemeriksaan
Tugas Yang Dilakukan Oleh Atasan... 64 Tabel 5.9 Distribusi Jawaban Responden Tentang Peninjauan
Ke Tempat Kerja Oleh Atasan Dalam Pelaksanaan
(10)
Tabel 5.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pelaporan Hasil Kerja Sesuai Dengan Kenyataan Atau Ketentuan
Yang Ada Kepada Atasan... 66 Tabel 5.11 Distribusi Jawaban Responden Tentang Inspeksi Atasan
Terhadap Laporan Yang Dibuat... 67 Tabel 5.12 Distribusi Jawaban Responden Tentang
Penelitian/Penyelidikan Atasan Terhadap Suatu Masalah Yang Belum Pasti Kebenarannya... 68 Tabel 5.13 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pentingnya
Bagi Atasan Sejumlah Data, Analisa Data dan Penelitian Atas Data Untuk Mengetahui Suatu Masalah
Yang Dilaporkan... 69 Tabel 5.14 Distribusi Jawaban Responden Tentang Peringatan,
Teguran dan Pengembalian Tugas Untuk Perbaikan
Oleh Atasan Tehadap Pelaksanaan Tugas Yang Salah... 70 Tabel 5.15 Distribusi Jawaban Responden Tentang Ketaatan
Terhadap Perintah Kedinasan Yang Diberikan Atasan... 71 Tabel 5.16 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepatuhan
Pemberitahuan Kepada Atasan Apabila Tidak
Masuk Kantor... 72 Tabel 5.17 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kehadiran
Dikantor Tepat Pada Waktunya... 73 Tabel 5.18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penyelesaian
(11)
Tabel 5.19 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penyelesaian Tugas Kedinasan Dengan Mempedomani Ketentuan
Yang Berlaku... 75
Tabel 5.20 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pemeliharaan Fasilitas Milik Negara Dengan Baik... 76
Tabel 5.21 Distribusi Jawaban Responden Tentang Usaha Untuk Menjaga Keamanan Dan Ketertiban Di Ruangan Kantor... 77
Tabel 5.22 Distribusi Jawaban Responden Tentang Penyelesaian Tugas Sesuai Dengan Waktu Yang Telah Direncanakan... 78
Tabel 5.23 Distribusi Jawaban Responden Tentang Sikap Sopan Dantun Dalam Melaksanakan Tugas Kedinasan... 79
Tabel 5.24 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pemberian Pelayanan Yang Baik Dalam Melaksanakan Tugas Sehari-hari... 80
Tabel 5.25 Analisis Regresi Linier Sederhana... 81
Tabel 5. 26 Hasil Uji Normalitas Pendekatan Kolmogrov- Smirnov... 85
Tabel 5.27 Uji Autokorelasi... 87
Tabel 5.28 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi... 88
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Fakultas Pertanian USU... 51
Gambar 5.1 Histogram Uji Normalitas... 83
Gambar 5.2 Uji Normalitas P-P Plot... 84
(13)
ABSTRAK
PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
Nama : Iqbal Fahrulrazi NIM : 090903040
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengawasan kerja Pegawai Negeri Sipil di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Masalah yang dikaji adalah bagaimana pelaksanaan pengawasan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan adakah pengaruh pengawasan terhadap disiplin para pegawai.
Pengawasan (Variabel X) adalah Pengawasan adalah keseluruhan rangkaian tindakan, kegiatan atau usaha untuk mengawasi dan mengendalikan bawahan serta organisasi atau unit organisasinya secara terus-menerus demi tercapainya tata tertib kelancaran pelaksanaan tugas atau pekerjaan dan tercapainya hasil atau tujuan secara efektif dan efisien sesuai dengan program dan keterlaluan yang berlaku. Disiplin (Variabel Y) adalah perwujudan dari sikap dan tindakan para pegawai yang sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku dalam pelaksanaan tugas. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif antara pengawasan terhadap disiplin kerja.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisa kuantitatif. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan yaitu metode analisis regresi linear sederhana dengan bantuan SPSS 19.0 untuk membuktikan adanya pengaruh dari pengawasan terhadap disiplin kerja.
Berdasarkan hasil uji signifikansi parsial maka diperoleh variabel pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel disiplin kerja dikalangan PNS Fakultas Pertanian. Nilai R Square sebesar 0,241 berarti sebesar 24,1% disiplin kerja dapat dijelaskan oleh pengawasan sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain, karena masih banyak faktor- faktor lain yang mempengaruhi disiplin kerja.
(14)
ABSTRAK
PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
Nama : Iqbal Fahrulrazi NIM : 090903040
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengawasan kerja Pegawai Negeri Sipil di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Masalah yang dikaji adalah bagaimana pelaksanaan pengawasan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan adakah pengaruh pengawasan terhadap disiplin para pegawai.
Pengawasan (Variabel X) adalah Pengawasan adalah keseluruhan rangkaian tindakan, kegiatan atau usaha untuk mengawasi dan mengendalikan bawahan serta organisasi atau unit organisasinya secara terus-menerus demi tercapainya tata tertib kelancaran pelaksanaan tugas atau pekerjaan dan tercapainya hasil atau tujuan secara efektif dan efisien sesuai dengan program dan keterlaluan yang berlaku. Disiplin (Variabel Y) adalah perwujudan dari sikap dan tindakan para pegawai yang sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku dalam pelaksanaan tugas. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang positif antara pengawasan terhadap disiplin kerja.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisa kuantitatif. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan yaitu metode analisis regresi linear sederhana dengan bantuan SPSS 19.0 untuk membuktikan adanya pengaruh dari pengawasan terhadap disiplin kerja.
Berdasarkan hasil uji signifikansi parsial maka diperoleh variabel pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel disiplin kerja dikalangan PNS Fakultas Pertanian. Nilai R Square sebesar 0,241 berarti sebesar 24,1% disiplin kerja dapat dijelaskan oleh pengawasan sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain, karena masih banyak faktor- faktor lain yang mempengaruhi disiplin kerja.
(15)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sumber Daya Manusia dalam suatu organisasi mempunyai peranan yang sangat penting, karena tujuan dalam suatu organisasi dapat berjalan dengan berhasil atau tidak tergantung dari faktor manusia yang berperan merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan organisasi yang bersangkutan. Untuk memperoleh kemajuan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan, pimpinan perlu menggerakkan serta memantau pegawainya agar dapat mengembangkan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan diarahkan untuk meningkatkan mutu kerja pegawai. Pada dasarnya pengawasan berarti pengamatan dan pengukuran sesuatu kegiatan operasional dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan sasaran dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan dilakukan dalam usaha menjamin kegiatan terlaksana sesuai dengan kebijakan, strategi, keputusan, rencana dan program kerja yang telah dianalisa, dirumuskan dan ditetapkan sebelumnya dalam wadah yang disusun (Sondang P.Siagian, 1986 : 98).
Pengawasan kerja sangatlah penting dalam setiap pekerjaan baik itu organisasi kecil maupun organisasi besar. Sebab dengan adanya pengawasan kerja yang baik maka suatu pekerjaan akan dapat berjalan dengan lancar dan dapat menghasilkan hasil kerja yang baik pula. Melalui pengawasan dapat dipantau berbagai hal yang dapat merugikan organisasi, antara lain : kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan, kekurangan- kekurangan dalam pelaksanaan
(16)
pekerjaan, kelemahan pelaksanaan dan cara kerjanya, rintangan-rintangan yang dialami maupun hal-hal lain yang mungkin akan dialami, kegagalan-kegagalan ataupun sukses-sukses yang dicapai dalam pelaksanaan pekerjaan.
Suatu pengawasan yang baik harus bersifat mendidik dalam arti mendidik kearah kerja yang baik dan menjauhkan kemungkinan-kemungkinan penyelewengan. Pengawasan yang dilaksanakan pimpinan bukanlah untuk mencari-cari kesalahan, pengawasan terutama ditujukan agar rencana-rencana dapat dilaksanakan dengan sebaik- baiknya.
Setiap organisasi perlu memiliki ketentuan yang harus ditaati oleh para anggotanya. Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut. Pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku pegawai untuk bekerja secara kooperatif dengan para pegawai yang lain (Sondang P. Siagian, 2000 : 305). Disiplin yang baik tercermin dari besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Maka peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi pegawai dalam menciptakan tata tertib yang baik di dalam organisasi, sebab kedisiplinan suatu organisasi dikatakan baik jika sebagian pegawai menaati peraturan-peraturan yang ada.
Untuk lebih mengefektifkan peraturan yang telah dikeluarkan dalam rangka menegakkan disiplin, perlu adanya teladan pimpinan. Pimpinan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menegakkan kedisiplinan, sebab pimpinan merupakan panutan dan sorotan dari bawahannya (Nitisemito, 1996 : 118). Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin naik, jujur, serta
(17)
sesuai kata dengan perbuatan. Apabila teladan pimpinan baik, kedisiplinan bawahanpun akan ikut baik. Jadi pimpinan ikut berperanserta dalam menciptakan kedisiplinan pegawai, pimpinan harus mampu menggerakkan dan mengarahkan pegawai karena pimpinan bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan pegawai.
Apabila organisasi melaksanakan pengawasan secara baik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan, maka dengan sendirinya disiplin kerja pegawai akan baik. Alfred R. Lateiner (1983 : 72) menyatakan bahwa disiplin sejati apabila para pegawai datang kekantor dengan teratur dan tepat pada waktunya, apabila mereka berpakaian serba baik pada tempatnya, apabila mereka menggunakan perlengkapan-perlengkapan dengan hati-hati, apabila mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh kantor atau organisasi dan apabila mereka menyelesaikan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab. Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan operasional, perlu diterapkan tindakan pengawasan yang rutin dari pimpinan terhadap pegawainya.
Adanya berbagai isu mengenai keluhan- keluhan Mahasiswa/i di berbagai Fakultas- fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara yang mengkritik Kinerja para Pegawai dalam memberikan pelayanan. Keluhan- keluhan itu diantaranya seperti dinilai lambannya pegawai dalam menyelesaikan tugas, ditambah lagi para pegawai yang tidak berada di tempat pada saat awal jam kerja dan telah meninggalkan pekerjaan lebih cepat dari jam pulang kantor, sehingga mahasiswa yang mempunyai urusan merasa dirugikan karena hal-hal tersebut. Jika keadaan ini terus terjadi, maka tentunya hal ini menunjukkan tingkat disiplin
(18)
pegawai di Fakultas masih rendah, apakah hal ini dikarenakan pengawasan yang kurang efektif sehingga disiplin para pegawai rendah atau ada faktor lain yang menyebabkan terjadinya hal-hal tersebut diatas. Berdasarkan kondisi inilah yang menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian di salah satu Fakultas yang ada di Lingkungan Universitas Sumatera Utara, yaitu Fakultas Pertanian.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti, menunjukkan bahwa pengawasan yang ada di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara sudah diterapkan hanya saja belum dapat dijalankan secara kontiniu dan dalam pelaksanaannya pengawasan yang diberikan oleh pimpinan sebatas melihat laporan-laporan kerja, dan hanya sesekali melakukan pengawasan langsung pada saat berlangsungnya kegiatan kerja bawahannya. sehingga tindakan koreksi tidak dapat dilakukan secara langsung pada saat aktivitas pekerjaan berlangsung.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam ini adalah adakah pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara?
(19)
Tujuan merupakan hal pokok yang harus ada terlebih dahulu sebelum seseorang melaksanakan kegiatan . Karena dengan merumuskan tujuan diharapkan dapat memberikan arah yang jelas bagi peneliti.
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan kerja Pegawai Negeri Sipil di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Untuk Mengetahui disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
3. Untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap disiplin kerja Pegawai Negeri Sipil di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharakan dan diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Hasil ini berguna sebagai wahana latihan pengembangan kemampuan dalam bidang dan penerapan yang di dapat di bangku kuliah, serta menambah pengetahuan peneliti berkaitan dengan pengawasan dan disiplin kerja.
2. Bagi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Hasil ini dapat memberi masukan kepada pimpinan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dalam rangka pembinaan disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(20)
3. Bagi Perguruan Tinggi
Sebagai lembaga pendidikan, hasil ini dapat digunakan sebagai bahan pustaka atau referensi untuk karya ilmiah.
(21)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengawasan
2.1.1 Pengertian Pengawasan
Pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki (Ranupandojo, 1990 : 109).
Sedangkan Siagian dalam Silalahi (1992 : 175) mengemukakan pengertian pengawasan yaitu proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa pengawasan adalah proses untuk menjaga agar kegiatan terarah menuju pencapaian tujuan seperti yang direncanakan dan bila ditemukan penyimpangan-penyimpangan diambil tindakan koreksi.
2.1.2 Tujuan Pengawasan
Dalam rangka meningkatkan Disiplin kerja pegawai negeri sipil dengan tujuan untuk mencapai tujuan organisasi sangat perlu diadakan pengawasan, karena pengawasan mempunyai beberapa tujuan yang sangat berguna bagi pihak-pihak yang melaksanakan. Menurut Ranupandojo (1990 : 109) tujuan pengawasan adalah mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki.
(22)
Sedangkan Soekarno dalam Gouzali Saydam (1993 : 197) mengemukakan tujuan pengawasan antara lain adalah :
1) Untuk mengetahui apakah suatu kegiatan sudah berjalan sesuai dengan rencana.
2) Untuk mengetahui apakah suatu kegiatan sudah sesuai dengan instruksi. 3) Untuk mengetahui apakah kegiatan telah berjalan efisien.
4) Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dan kelemahan-kelemahan dalam kegiatan.
5) Untuk mencari jalan keluar bila ada kesulitan, kelemahan atau kegagalan kearah perbaikan.
2.1.3 Prinsip-prinsip Pengawasan
Agar fungsi pengawasan mencapai hasil yang diharapkan, maka pimpinan organisasi atau unit organisasi yang melaksanakan fungsi pengawasan harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip pengawasan. George R. Terry dalam Winardi (1986 : 396) mengemukakan bahwa prinsip pengawasan yang efektif membantu usaha-usaha kita untuk mengatur pekerjaan yang direncanakan untuk memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut berlangsung sesuai dengan rencana.
Sedangkan menurut Silalahi (1992 : 178) prinsip-prinsip pengawasan adalah:
1) Pengawasan harus berlangsung terus menerus bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan.
2) Pengawasan harus menemukan, menilai dan menganalisis data tentang pelaksanaan pekerjaan secara objektif.
(23)
3) Pengawasan bukan semata-mata untuk mencari kesalahan tetapi juga mencari atau menemukan kelemahan dalam pelaksanaan pekerjaan.
4) Pengawasan harus memberi bimbingan dan mengarahkan untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan dalam pencapaian tujuan.
5) Pengawasan tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan tetapi harus menciptakan efisiensi (hasil guna).
6) Pengawasan harus fleksibel.
7) Pengawasan harus berorientasi pada rencana dan tujuan yang telah ditetapkan (Plan and Objective Oriented).
8) Pengawasan dilakukan terutama pada tempat-tempat strategis atau kegiatan-kegiatan yang sangat menentukan atau control by exception.
9) Pengawasan harus membawa dan mempermudah melakukan tindakan perbaikan (Corrective Action).
2.1.4 Bentuk-bentuk Pengawasan
Bentuk-bentuk atau tipe pengawasan menurut Mansoer (1989 : 158-159) sebagai berikut :
1. Pengawasan Pra Kerja
Bentuk pengawasan pra kerja ini sifatnya mempersiapkan antisipasi permasalahan yang akan datang. Sifatnya mengarahkan keadaan yang akan terjadi di masa datang, sebagai peringatan untuk tidak dilanggar. Pengawasan bentuk ini memberikan patokan kerja dan tidak memandori kerja.
(24)
Pengawasan yang dilakukan pada saat tugas diselenggarakan, memungkinkan manajer melakukan perbaikan di tempat pada waktu penyimpangan diketahui. Perbaikan secara langsung sebelum penyimpangan terlalu jauh terjadi, yang mungkin akan sangat sukar meluruskannya, lebih menguntungkan pengawasan ini ialah supervisi. Supervisi langsung memungkinkan manajer melakukan tindakan koreksi langsung pula.
3. Pengawasan Pasca Kerja
Pengawasan dilakukan sesudah kegiatan atau pekerjaan berlangsung dan sudah berselang waktu yang lama. Kelemahannya ialah penyimpangan baru diketahui setelah pekerjaan seluruhnya selesai, sehingga tidak mungkin diperbaiki lagi.
2.1.5 Cara Pengawasan
Agar pengawasan yang dilakukan seorang atasan efektif, maka haruslah terkumpul fakta-fakta di tangan pemimpin yang bersangkutan. Guna maksud pengawasan seperti ini, ada beberapa cara untuk mengumpulkan fakta-fakta menurut Manullang (2004 : 178-180) yaitu :
1. Pengawasan Melalui Peninjauan Pribadi
Peninjauan pribadi (personal inspection, personal observation) adalah mengawasi dengan jalan meninjau secara pribadi. Sehingga dapat dilihat pelaksanaan pekerjaan. Cara pengawasan ini mengandung segi kelemahan,bila timbul syak wasangka dari bawahan. Cara seperti ini memberi kesan kepada bawahan bahwa mereka diamat-amati secara keras dan kuat sekali. Sebagai
(25)
alasan karena dengan cara ini kontak langsung antara ata san dengan bawahan dapat dipererat.
2. Pengawasan Melalui Laporan Lisan
Dengan cara ini, pengawasan dilakukan dengan mengumpulkan fakta-fakta melalui laporan lisan yang diberikan bawahan. Wawancara yang diberikan ditujukan kepada orang-orang atau segolongan orang tertentu yang dapat memberi gambaran dari hal-hal yang ingin diketahui, terutama tentang hasil sesungguhnya (actual result) yang dicapai oleh bawahannya. Dengan cara ini kedua belah pihak aktif, bawahan memberikan
laporan lisan tentang hasil pekerjaannya dan atasan dapat menanyakannya lebih lanjut untuk memperoleh fakta-fakta yang diperlukan.
3. Pengawasan Melalui Laporan Tertulis
Laporan tertulis (written report) merupakan suatu pertanggung jawaban kepada atasan mengenai pekerjaan yang dilaksanakannya, sesuai dengan instruksi dan tugas-tugas yang diberikan atasannya kepadanya. Dengan laporan tertulis yang diberikan oleh bawahan, maka atasan dapat membaca apakah bawahan-bawahan tersebut melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan penggunaan hak-hak atau kekuasaan yang didelegasikan kepadanya.
4. Pengawasan Melalui Laporan Kepada Hal-hal yang Bersifat Khusus
Pengawasan yang berdasarkan kekecualian atau control by exception adalah suatu sistem pengawasan dimana pengawasan itu ditujukan kepada soal-soal
(26)
kekecualian. Jadi pengawasan hanya dilakukan bila diterima laporan yang menunjukkan adanya peristiwa-peristiwa yang istimewa.
2.1.6 Standar Pengawasan
Sebelum kegiatan pengawasan itu dilakukan perlu ditentukan standar atau ukuran pengawasan. Manullang (2004 : 186-187) menggolongkan jenis-jenis standar pengawasan ke dalam tiga golongan besar, yaitu :
1. Standar dalam Bentuk Fisik (physical standard), adalah semua standar yang dipergunakan untuk menilai atau mengukur hasil pekerjaan bawahan dan bersifat nyata tidak dalam bentuk uang. Meliputi :
a. Kuantitas hasil produksi b. Kualitas hasil produksi c. waktu
2. Standar dalam Bentuk Uang, adalah semua standar yang dipergunakan untuk menilai atau mengukur hasil pekerjaan bawahan dalam bentuk jumlah uang. Meliputi :
a. Standar biaya b. Standar penghasilan c. Standar investasi
3. Standar Intangible, adalah standar yang biasa digunakan untuk mengukur atau menilai kegiatan bawahan diukur baik dengan bentuk fisik maupun dalam bentuk uang. Misalnya untuk mengukur kegiatan bagian atau kepala bagian hubungan kemasyarakatan atau mengukur sikap pegawai terhadap perusahaan.
(27)
2.1.7 Proses Dasar Pengawasan
Proses pengawasan adalah serangkaian kegiatan di dalam melaksanakan pengawasan terhadap suatu tugas atau pekerjaan dalam suatu organisasi. Proses pengawasan ini terdiri dari beberapa tindakan (langkah pokok) tertentu yang bersifat fundamental bagi semua pengawasan manajerial. Menurut George R. Terry dalam Winardi (1986 : 397) mengemukakan bahwa pengawasan merupakan suatu proses yang dibentuk oleh tiga macam langkah-langkah, meliputi :
1) Mengukur hasil pekerjaan.
2) Membandingkan hasil pekerjaan dengan standar dan memastikan perbedaan (apabila ada perbedaan).
3) Mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki melalui tindakan perbaikan.
Sedangkan Ranupandojo (1990 : 109) menyatakan bahwa proses pengawasan biasanya meliputi empat kegiatan utama, yaitu :
1. Menentukan ukuran atau pedoman baku atau standar.
2. Mengadakan penilaian terhadap pekerjaan yang sudah dikerjakan. 3. Membandingkan antara pelaksanaan pekerjaan dengan pedoman baku
yang ditetapkan untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
4. Mengadakan perbaikan atau pembetulan atas penyimpangan yang terjadi, sehingga pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Pengawasan menurut Hani Handoko (1995 : 363) biasanya terdiri paling sedikit lima tahap, sebagai berikut :
(28)
1. Penetapan standar pelaksanaan (perencanaan)
Tahap pertama dalam pengawasan adalah penetapan standar pelaksanaan. Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai patokan untuk penilaian hasil-hasil, tujuan, sasaran, kuota, dan target pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar.
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu tahap kedua dalam pengawasan adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat.
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan, pengukuran dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus menerus. Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu pengamatan (observasi), laporan-laporan baik tertulis maupun lisan. Metoda-metoda otomatis dan inspeksi, pengujian (test) atau dengan pengambilan sampel.
4. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan penyimpangan-penyimpangan.
Perbandingan pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan merupakan tahap yang paling mudah dilakukan, tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterprestasikan adanya penyimpangan (deviasi).
(29)
Penyimpangan-penyimpangan harus dianalisa untuk menentukan mengapa standar tidak dapat dicapai.
5. Pengambilan tindakan korektif bila perlu
Bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus diambil. Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk. Standar mungkin diubah, pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan. Menurut Manullang (2004 : 184) untuk mempermudah dalam merealisasi tujuan, pengawasan harus perlu dilalui beberapa fase atau urutan pelaksanaan yang terdiri dari :
a. Menetapkan alat ukur (standard)
Alat penilai atau standar bagi hasil pekerjaan bawahan, pada umumnya terdapat baik pada rencana keseluruhan maupun pada rencana-rencana bagian. Dengan kata lain, dalam rencana itulah pada umumnya terdapat standar bagi pelaksanaan pekerjaan. Agar alat penilai itu diketahui benar oleh bawahan, maka alat penilai itu harus dikemukakan, dijelaskan kepada bawahan. Dengan demikian atasan dan bawahan bekerja dalam menetapkan apa yang menjadi standar hasil pekerjaan bawahan tersebut.
b. Mengadakan penilaian (evaluate)
Dengan menilai dimaksudkan membandingkan hasil pekerjaan bawahan (actual result) dengan alat pengukur (standar) yang sudah ditentukan. Jadi pimpinan membandingkan hasil pekerjaan bawahan
(30)
yang senyatanya dengan standar sehingga dengan perbandingan itu dapat dipastikan terjadi tidaknya penyimpangan.
c. Mengadakan tindakan perbaikan (corective action)
Dengan tindakan perbaikan diartikan, tindakan yang diambil untuk menyesuaikan hasil pekerjaan nyata yang menyimpang agar sesuai dengan standar atau rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Tindakan perbaikan itu tidak serta merta dapat menyesuaikan hasil pekerjaan yang senyatanya dengan rencana atau standar. Oleh karena itulah, perlu sekali adanya laporan-laporan berkala sehingga segera sebelum terlambat dapat diketahui terjadinya penyimpangan-penyimpangan, serta dengan tindakan perbaikan yang akan diambil, pelaksanaan pekerjaan seluruhnya dapat diselamatkan sesuai dengan rencana.
2.1.8 Karakteristik Pengawasan yang Efektif
Agar dapat efektif setiap pengawasan harus memenuhi kriteria tertentu. Kriteria penting bagi pengawasan yang baik menurut pendapat Ranupandojo (1990 : 114) yaitu :
1) Informasi yang akan diukur harus akurat
(31)
3) Sistem Pengawasan yang dipergunakan harus mudah dimengerti oleh orang lain
4) Pengawasan harus dititik beratkan pada kegiatan-kegiatan strategis
5) Harus bersifat ekonomis, artinya biaya pengawasan harus lebih kecil dibandingkan dengan hasilnya
6) Pelaksanaan pengawasan sesuai dengan struktur organisasi
7) Harus sesuai dengan arus kerja atau sesuai dengan sistem dan prosedur yang dilaksanakan dalam organisasi
8) Harus luwes dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ada
9) Bersifat memerintah dan dapat dikerjakan oleh bawahan
10)Sistem pengawasan harus dapat diterima dan dimengerti oleh semua anggota organisasi.
2.2 Disiplin
2.2.1 Pengertian Disiplin
Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin “discipline” yang berarti “latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat”. Hal ini menekankan pada bantuan kepada pegawai untuk mengembangkan sikap yang layak terhadap pekerjaannya dan merupakan cara pengawas dalam membuat peranannya dalam hubungannya dengan disiplin. Menurut Keith David dalam Mangkunegara (2001 : 129), menyatakan bahwa
(32)
disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.
Sedangkan pendapat Sastrohadiwiryo (2003 : 291) disiplin kerja dapat didefinisikan sabagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran disini merupakan sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Sedangkan kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis (Hasibuan, 2003 : 193-194).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa Disiplin kerja pegawai negeri sipil merupakan sikap atau tingkah laku yang menunjukkan kesetiaan dan ketaatan seseorang atau sekelompok orang terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi atau organisasinya baik yang tertulis maupun tidak tertulis sehingga diharapkan pekerjaan yang dilakukan efektif dan efesien.
2.2.2 Disiplin Bagi Pegawai Negeri
Untuk mencapai tujuan nasional diperlukan adanya pegawai negeri sebagai unsur aparatur negara dan merupakan abdi masyarakat yang penuh dengan ketaatan dan sadar akan tanggung jawabnya untuk mmenyelenggarakan
(33)
tugas pemerintahan dan pembangunan. Untuk mewujudkan hal tersebut di atas maka diperlukan adanya peraturan yang memuat pokok-pokok kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dijelaskan bahwa Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang- undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini antara lain:
1. Peraturan disiplin pegawai negeri sipil adalah peraturan yang mengatur kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh pegawai.
2. Pelanggaran disiplin adalah pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.
3. Hukuman disiplin adalah hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS karena melanggar peraturan disiplin PNS.
4. Pegawai yang berwenang menghukum adalah pejabat yang diberi wewenag menjatuhkan hukuman disiplin pegawai.
5. Atasan pejabat yang berwenang menghukum adalah atasan langsung dari pejabat yang berwenang menghukum.
(34)
6. Perintah kedinasan adalah perintah yang diberikan oleh atasan yang berwenang mengenai atau yang ada hubunganya dengan kedinasan.
7. Peraturan kedinasan adalah perturan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang mengenai kedinasan atau yang ada hubungannya dengan kedinasan.
2.2.3 Tujuan Disiplin Kerja
Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama disiplin kerja adalah demi kelangsungan organisasi atau perusahaan sesuai dengan motif organisasi atau perusahaan yang bersangkutan baik hari ini maupun hari esok. Menurut Sastrohadiwiryo (2003 : 292) secara khusus tujuan disiplin kerja para pegawai, antara lain :
1) Agar para pegawai menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen dengan baik.
2) Pegawai dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan organisasi sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya.
3) Pegawai dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa organisasi dengan sebaik-baiknya.
(35)
4) Para pegawai dapat bertindak dan berpartisipasi sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada organisasi.
5) Pegawai mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan organisasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
2.2.4 Jenis-jenis Disiplin
T. Hani Handoko dalam Martoyo (1996 : 144) menggolongkan jenis-jenis disiplin antara lain :
1. Disiplin Preventif
Disiplin preventif merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk mendorong para pegawai agar sadar mentaati berbagai standar dan aturan, sehingga dapat dicegah berbagai penyelewengan atau pelanggaran. Yang utama dalam hal ini adalah ditumbuhkannya “self discipline” pada setiap pegawai tanpa kecuali.
2. Disiplin Korektif
Disiplin korektif merupakan kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran yang terjadi terhadap aturan-aturan, dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif ini berupa suatu bentuk hukuman atau tindakan pendisiplinan (disciplinary action), yang wujudnya dapat berupa “peringatan” ataupun berupa “schorsing”. Semua sasaran pendisiplinan tersebut harus positif, bersifat mendidik dan mengoreksi kekeliruan untuk tidak terulang kembali.
Sedangkan menurut Keith Davis dan John W. Newstrom dalam Triguno (1997 : 50-51), menyatakan bahwa disiplin mempunyai 3 (tiga) macam bentuk, yaitu :
(36)
1. Disiplin Preventif
Disiplin preventif adalah tindakan SDM agar terdorong untuk menaati standar atau peraturan. Tujuan pokoknya adalah mendorong SDM agar memiliki disiplin pribadi yang tinggi, agar peran kepemimpinan tidak terlalu berat dengan pengawasan atau pemaksaan, yang dapat mematikan prakarsa dan kreativitas serta partisipasi SDM.
2. Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah tindakan dilakukan setelah terjadi pelanggaran standar atau peraturan, tindakan tersebut dimaksud untuk mencegah timbulnya pelanggaran lebih lanjut. Tindakan itu biasanya berupa hukuman tertentu yang biasa disebut sebagai tindakan disipliner, antara lain berupa peringatan, skors, pemecatan.
3. Disiplin Progesif
Disiplin progresif adalah tindakan disipliner berulang kali berupa hukuman yang makin berat, dengan maksud agar pihak pelanggar bisa memperbaiki diri sebelum hukuman berat dijatuhkan.
2.2.5 Prinsip-prinsip Pendisiplinan
Prinsip-prinsip pendisiplinan yang dikemukakan Ranupandojo (1990 : 241-242) adalah :
1. Pendisiplinan dilakukan secara pribadi.
Pendisiplinan seharusnya dilakukan dengan memberikan teguran kepada pegawai. Teguran jangan dilakukan di hadapan orang banyak. Karena dapat
(37)
menyebabkan pegawai yang ditegur akan merasa malu dan tidak menutup kemungkinan menimbulkan rasa dendam yang dapat merugikan organisasi.
2. Pendisiplinan harus bersifat membangun.
Selain memberikan teguran dan menunjukkan kesalahan yang dilakukan pegawai, harus disertai dengan saran tentang bagaimana seharusnya berbuat untuk tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama.
3. Pendisiplinan harus dilakukan sacara langsung dengan segera.
Suatu tindakan dilakukan dengan segera setelah terbukti bahwa pegawai telah melakukan kesalahan. Jangan membiarkan masalah menjadi kadaluarsa sehingga terlupakan oleh pegawai yang bersangkutan.
4. Keadilan dalam pendisiplinan sangat diperlukan.
Dalam tindakan pendisiplinan dilakukan secara adil tanpa pilih kasih. Siapapun yang telah melakukan kesalahan harus mendapat tindakan pendisiplinan secara adil tanpa membeda-bedakan.
5. Pimpinan hendaknya tidak melakukan pendisiplinan sewaktu pegawai absen.
Pendisiplinan hendaknya dilakukan dihadapan pegawai yang bersangkutan secara pribadi agar ia tahu telah melakukan kesalahan. Karena akan percuma pendisiplinan yang dilakukan tanpa adanya pihak yang bersangkutan.
6. Setelah pendisiplinan sikap dari pimpinan haruslah wajar kembali.
Sikap wajar hendaknya dilakukan pimpinan terhadap pegawai yang telah melakukan kesalahan tersebut. Dengan demikian, proses kerja dapat lancar kembali dan tidak kaku dalam bersikap.
(38)
2.2.6 Alat Untuk Mengukur Disiplin Kerja
Menurut Alfred R. Lateiner dalam Imam Soejono (1983 : 72), umumnya disiplin kerja pegawai dapat diukur dari :
1. Para pegawai datang ke kantor dengan tertib, tepat waktu dan teratur.
Dengan datang ke kantor secara tertib, tepat waktu dan teratur maka disiplin kerja dapat dikatakan baik.
2. Berpakaian rapi di tempat kerja.
Berpakaian rapi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai, karena dengan berpakaian rapi suasana kerja akan terasa nyaman dan rasa percaya diri dalam bekerja akan tinggi.
3. Menggunakan perlengkapan kantor dengan hati-hati.
Sikap hati-hati dapat menunjukkan bahwa seseorang memiliki disiplin kerja yang baik karena apabila dalam menggunakan perlengkapan kantor tidak secara hati-hati, maka akan terjadi kerusakan yang mengakibatkan kerugian.
4. Mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh organisasi.
Dengan mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh organisasi maka dapat menunjukkan bahwa pegawai memiliki disiplin kerja yang baik, juga menunjukkan kepatuhan pegawai terhadap organisasi.
5. Memiliki tanggung jawab.
Tanggung jawab sangat berpengaruh terhadap disiplin kerja, dengan adanya tanggung jawab terhadap tugasnya maka menunjukkan disiplin kerja pegawai tinggi.
(39)
2.2.7 Faktor-faktor yang Dapat Meningkatkan Disiplin Kerja
Disiplin kerja yang tinggi merupakan harapan bagi setiap pimpinan kepada bawahan, karena itu sangatlah perlu bila disiplin mendapat penanganan intensif dari semua pihak yang terlibat dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi / perusahaan.
Dalam menangani pelanggaran yang dilakukan bawahan perlu adanya kebijakan yang tegas guna mengoreksi, memperbaiki dan menghindari terulangnya pelanggaran kembali hal-hal yang negatif di masa-masa mendatang. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pimpinan untuk memelihara disiplin pegawainya menurut Widodo (1981 : 98) antara lain :
1. Mengadakan pengawasan yang konsisten dan kontinyu
2. Memberi koreksi terhadap berbagai kekurangan dan atau kekeliruan 3. Memberi reward atau penghargaan walaupun dengan kata-kata terhadap
prestasi yang diraih bawahannya
4. Mengadakan komunikasi dengan bawahan pada waktu senggang yang diarahkan pimpinan
5. Mengubah pengetahuan bawahan, sehingga dapat meningkatkan nilai dirinya untuk kepentingan maupun organisasi / lembaga tempat bekerja 6. Memberikan kesempatan berdialog demi meningkatkan keakraban
antara pimpinan dan bawahan.
2.2.8 Tingkat dan Jenis Sanksi Disiplin Kerja
Tujuan utama pengadaan sanksi disiplin kerja bagi para tenaga kerja yang melanggar norma-norma organisasi adalah memperbaiki dan mendidik para tenaga kerja yang melakukan pelanggaran disiplin. Pada umumnya sebagai
(40)
pegangan pimpinan meskipun tidak mutlak, tingkat dan jenis sanksi disiplin kerja yang dikemukakan oleh Sastrohadiwiryo (2003 : 293 –294) terdiri atas sanksi disiplin berat, sanksi disiplin sedang, sanksi disiplin ringan.
1. Sanksi Disiplin Berat
Sanksi disiplin berat misalnya : a)Demosi jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatan atau pekerjaan yang diberikan sebelumnya. b) Pembebasan dari jabatan atau pekerjaan untuk dijadikan sebagai tenaga kerja biasa bagi yang memegang jabatan. c) Pemutusan hubungan kerja dengan hormat atas permintaan sendiri tenaga kerja yang bersangkutan. d) Pemutusan hubungan kerja tidak dengan hormat sebagai tenaga kerja di organisasi atau perusahaan.
2. Sanksi Disiplin Sedang
Sanksi disiplin sedang misalnya : a) Penundaan pemberian kompensasi yang sebelumnya telah dirancangkan sabagaimana tenaga kerja lainnya. b) Penurunan upah atau gaji sebesar satu kali upah atau gaji yang biasanya diberikan harian, mingguan, atau bulanan. c) Penundaan program promosi bagi tenaga kerja yang bersangkutan pada jabatan yang lebih tinggi.
3. Sanksi Disiplin Ringan
Sanksi disiplin ringan misalnya : a) Teguran lisan kepada tenaga kerja yang bersangkutan. b) Teguran tertulis. c) Pernyataan tidak puas secara tertulis.
Dalam penetapan jenis sanksi disiplin yang akan dijatuhkan kepada pegawai yang melanggar hendaknya dipertimbangkan dengan cermat, teliti, dan
(41)
seksama bahwa sanksi disiplin yang akan dijatuhkan tersebut setimpal dengan tindakan dan perilaku yang diperbuat. Dengan demikian, sanksi disiplin tersebut dapat diterima dengan rasa keadilan. Kepada pegawai yang pernah diberikan sanksi disiplin dan mengulangi lagi pada kasus yang sama, perlu dijatuhi sanksi disiplin yang lebih berat dengan tetap berpedoman pada kebijakan pemerintah yang berlaku.
2.2.9 Hubungan Pengawasan dengan Disiplin Pegawai
Dalam melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan, suatu organisasi bagaimanapun bentuk dan bergerak di bidang apapun sudah pasti mempunyai suatu tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut banyak sekali usaha yang dilakukan, tenaga, waktu dan dana. Agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien maka diperlukan pengawasan.
Pengawasan dimaksudkan agar tujuan dan sasaran kegiatan usaha unit-unit pemerintahan dapat tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna ynag duilaksanakan sesuai dengan tugas pokok, fungsi, rencana atau program, pembagian dan pendelegasian tudas, rumusan kerja, pedoman pelaksanaan san peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun sudah menjadi tabiat manusia bahwa mereka selalu ingin bebas lepas tanpa terikat oleh peraturan apapun juga. Demikian pula halnya dalan pekerjaan, para pegawai cenderung ingin bebas dari segala ikatan atau peraturan yang ada. Dalam keadaan inilah maka selalu diperlukan pengawasan dalam artian pengawas yang berfungsi sebagi pendidik dan pengarah terhadap proses pelaksanaan pekerjaan. Dengan adanya pengawasan seperti demikian maka sedikit banyaknya akan terbiasa melaksanakan pendisiplinan.
(42)
Untuk melihat lebih lanjut hubungan pengawasan dengan disiplin, kita dapat melihat pendapat Suwardi (1992:30) yang menyatakan pengawasan yang efektif manuntut tingkat kepemimpinan yang tertinggi, meliputi pembentukan moral, mengembangkan kerjasama, kemampuan menanamkan disiplin dan mengenai sifat-sifat manusia. Berdasarkan uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa untuk menegakan disiplin kerja maka pengawasan sengatlah diperlukan. Karena adanya pengawasan maka para pegawai diharapkan akan dapt berbuat dan bertingkah laku sesuai dengan yang diinginkan oleh organisasi, yang pada kahirnya akan menetukan pencapaian tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.
2.3Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1995:33). Konsep teoritis diajukan menjawab permasalahan yang diteliti, maka perlu diadakan defenisi konsep.
Berdasarkan teori yang telah dijabarkan pada sebelumnya, diperoleh dua konsep yaitu:
1. Pengawasan adalah keseluruhan rangkaian tindakan, kegiatan atau usaha untuk mengawasi dan mengendalikan bawahan serta organisasi atau unit organisasinya secara terus-menerus demi tercapainya tata tertib kelancaran pelaksanaan tugas atau pekerjaan dan tercapainya hasil atau tujuan secara efektif dan efisien sesuai dengan program dan keterlaluan yang berlaku.
(43)
2. Disiplin adalah perwujudan dari sikap dan tindakan para pegawai yang sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku dalam pelaksanaan tugas.
2.4Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel atau suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995:46-47).
Defenisi operasional adalah unsur yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur variabel melalui indikator- indikatornya :
1. Pengawasan sebagai variabel bebas ( X ) dengan indikator sebagai berikut :
a. Pemantauan
Yaitu memeriksa langsung perihal atau orangnya sendiri di tempat dimana peristiwa terjadi dan dimana bawahan bertugas.
b. Pemeriksaan
Yaitu pengawasan yang dilakukan melalui pengamatan, pencatatan, penyelidikan dan penelaahan secara cermat dan sistematis serta melalui penilaian terhadap segala yang ada kaitannya dengan pekerjaan.
c. Bimbingan dan Pengarahan
Yaitu segala kegiatan yang dilakukan pimpinan dalam memberikan saran terhadap pelaksanaan tugas.
(44)
d. Tindakan Disiplin
Yaitu segala usaha yang dilakukan pimpinan terhadap bawahan dalam rangka memberikan sanksi bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku.
e. Tindakan Koreksi
Yaitu segala usaha yang dilakukan pimpinan untuk memperbaiki kesalahan – kesalahan atau penyimpangan tugas yang dilakukan oleh bawahan.
2. Disiplin Kerja sebagi variabel terikat ( Y ) dengan indikator sebagai berikut :
a. Kepatuhan terhadap atasan, memperhatikan dan melaksanakan segala tugas dan apa yang dianjurkan atau diperinthakan oleh atasan.
b. Ketaatan terhadap tata tertib dan peraturan, yaitu mengikuti ketentuan-ketentuan tentang tata tertib dan peraturan lainnya yang berlaku selama bekerja.
c. Ketaatan terhadap waktu, ketepatan dan keberadaan pada jam kerja yang ditentukan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.
d. Ketelitian dalam bekerja, melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, cermat dan hati-hati.
e. Ketertiban dalam bekerja, mengendalikan diri dan menciptakan suasana aman dan tenang selama bekerja.
(45)
f. Kesadaran akan pentingnya tugas atau pekerjaan, mengutamakan kepentingan tugas atau pekerjaan dari hal-hal lain.
g. Pelayanan, melayani kepentingan masyarakat sesuai dengan bidang tugas dan pekerjaan.
2.5Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang diteliti dan memberikan alur untuk dapat membuktikan masalah yang diteliti. Pembuktian dari hipotesa tersebut memerlukan teori yang didukung oleh data dan fakta yang jelas. Berdasarkan masalah yang diteliti, maka penulis membuat hipotesa sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang positif antara pengawasan terhadap disiplin kerja (Ha).
2. Tidak terdapat pengaruh yang positif antara pengawasan terhadap disiplin kerja (Ho).
(46)
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1Bentuk Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencari pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.
3.2Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Jalan Prof. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014.
3.3Populasi dan Sampel.
Sudjana (1996 : 6) menyatakan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari dari sifat-sifatnya. Sedangkan menurut Arikunto (2002 : 108), populasi adalah keseluruhan subjek . Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek yang mempunyai ciri-ciri atau karakteristik tertentu dan berfungsi sebagai subyek yang dikenai suatu .
(47)
Dalam ini peneliti mengambil populasi seluruhan pegawai yang ada di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang terdiri dari 49 orang. Mengacu pada penjelasan Arikunto (2006 : 140), jika sampel populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil keseluruhan. Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih besar dari 100, dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih. Karena jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka dengan demikian keseluruhan Pegawai Negeri Sipil akan dijadikan sampel.
3.4Teknik Pengumpulan Data.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi dan jenis sumbernya, yaitu:
1. Pengumpulan data primer, adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan instrument sebagai berikut:
a. Metode angket (kuesioner), yaitu pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan beberapa alternatif jawaban.
b. Metode observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian.
2. Pengumpulan data sekunder, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan menelaah sejumlah buku, karya ilmiah, dan dokumen/ arsip yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
(48)
a. Studi dokumentasi yaitu mempelajari dokumen-dokumen yang ada dalam perusahaan tentang sejarah singkat perusahaan dan struktur organisasi serta jumlah pegawai yang ada diperusahaan.
b. Penelitian kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai literatur seperti buku, dokumen, majalah dan berbagai bahan yang berhubungan dengan objek penelitian.
3.5Teknik Pengukuran Skor
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan skor yang digunakan adalah teknik skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari setiap item instrument mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative (Sugiyono, 2005:107). Adapun skor pada setiap pertanyaan yang ditentukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk pilihan jawaban ke-1 diberi nilai / skor 5 2. Untuk pilihan jawaban ke-2 diberi nilai / skor 4 3. Untuk pilihan jawaban ke-3 diberi nilai / skor 3 4. Untuk pilihan jawaban ke-4 diberi nilai / skor 2 5. Untuk pilihan jawaban ke-5 diberi nilai / skor 1
Untuk mengetahui atau menentukan kategori jawaban responden dari masing-masing variabel apakah tergolong tinggi, sedang, atau rendah, maka ditentukan skala intervalnya dengan cara sebagai berikut:
(49)
BANYAKNYA BILANGAN
Maka diperoleh angka 5-1 5
= 0,8
Sehingga dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden masing-masing variabel, yaitu :
a. Skor untuk kategori Sangat tinggi = 4,21 – 5,00 b. Skor untuk kategori Tinggi = 3,41 – 4,20 c. Skor untuk kategori Sedang = 2,61 – 3,40 d. Skor untuk kategori Rendah = 1,81 – 2,60 e. Skor untuk kategori Sangat Rendah = 1,00 – 1,80
3.6Uji Coba Instrumen Penelitian
3.6.1 Uji Validitas
Validitas sebuah tes menunjukkan sejauhmana instrumen dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, Duwi (2011). Uji coba dilakukan terhadap 30 orang responden dengan menggunakan metode Corrected item-total
correlation. Metode ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item
dengan skor total item dan melakukan koreksi terhadap nilai koefisien korelasi yang overestimasi (estimasi nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya).
Uji validitas ini dilakukan pada 30 orang responden di Kalangan Pegawai Negeri Sipil Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, dengan ketentuan apabila nilai rhitung > rtabel berarti data empirik dari variabel penelitian adalah valid.
(50)
for windows. Berdasarkan jumlah sampel 30 pada tingkat signifikan 5% (0,05), maka nilai r tabel adalah 0,361. Sedangkan nilai r hitung dapat dilihat dari output
nilai korelasi antara tiap item dengan skor total item. Dari pengujian dengan mengguanakan program SPSS Statistics 19.0 for windows, maka di dapat hasil yang dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2 dibawah ini.
a. Uji Validitas Instrumen Pengawasan (X)
Tabel 3.1
Uji Validitas Instrumen Pengawasan (X) Item
Pernyataan
rhitung rtabel Keterangan
P1 0,663 0,361 Valid
P2 0,700 0,361 Valid
P3 0,585 0,361 Valid
P4 0,647 0,361 Valid
P5 0,603 0,361 Valid
P6 0,452 0,361 Valid
P7 0,492 0,361 Valid
P8 0,762 0,361 Valid
P9 0,607 0,361 Valid
P10 0,531 0,361 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014)
Berdasarkan Tabel 3.1 diatas menunjukkan bahwa seluruh pernyataan instrumen Pengawasan adalah valid, hal ini dapat dilihat dari rhitung output nilai
korelasi antara tiap item dengan skor total item yang pada keseluruhan pernyataan lebih besar dari rtabel (0.361), sehingga 30 pernyataan variabel pengawasan dapat
(51)
b. Uji Validitas Instrumen Disiplin (Y)
Tabel 3.2
Uji Validitas Instrumen Disiplin Kerja (Y) Item
Pernyataan
rhitung rtabel Keterangan
P1 0,536 0,361 Valid
P2 0,606 0,361 Valid
P3 0,767 0,361 Valid
P4 0,752 0,361 Valid
P5 0,857 0,361 Valid
P6 0,752 0,361 Valid
P7 0,857 0,361 Valid
P8 0,536 0,361 Valid
P9 0,606 0,361 Valid
P10 0,767 0,361 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014)
Berdasarkan Tabel 3.2 diatas menunjukkan bahwa seluruh pernyataan instrumen disipli kerja adalah valid, hal ini dapat dilihat dari rhitung output nilai
korelasi antara tiap item dengan skor total item yang pada keseluruhan pernyataan lebih besar dari rtabel (0.361), sehingga 30 pernyataan variabel Disiplin kerja dapat
digunakan untuk penelitian.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya. Suatu instrumen akan
(52)
reliabel apabila instrumen tersebut dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten. Pengujiannya dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Variabel dikatakan reliabel jika nilai r
Alpha Cronbach > 0,6, (Duwi, 2011).
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach
Alpha
Keterangan
Pengawasan (X) 0,715 Reliabel
Disiplin Kerja (Y) 0,885 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2014)
Berdasarkan Tabel 3.3 diatas dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha
dari seluruh variabel yang diujikan nilainya sudah diatas 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini dalam uji reliabilitas dinyatakan reliabel.
3.7Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dari suatu penelitian harus dianalisis terlebih dahulu secara benar agar dapat ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode analisis regresi linear sederhana dengan bantuan SPSS 19.0 yang merupakan salah satu paket program komputer yang digunakan dalam mengolah data statistik.
Model persamaan regresi untuk menguji formulasi sebagai berikut :
Y = a1 + bX +e
(53)
Y = Disiplin Kerja a = Konstan
b = Koefisien regresi X = Pengawasan
e = error (tingkat kesalahan)
3.7.1 Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, penyusunan, dan penganalisaan data, sehingga dapat diketahui gambaran umum dari objek yang diteliti. Data utama dalam penelitian ini adalah informasi dari responden melalui kuesioner yang berisikan tentang karakteristik responden dan pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis masalah penelitian yang telah dirumuskan.
3.7.2 Uji Asumsi klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji apakah suatu model layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel telah menyebar secara normal. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati data normal. Uji normalitas dilakukan dengan analisis grafik dengan melihat grafik
(54)
histogram atau normal probability. Jika grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, artinya titik puncak kurva berada di titik nol (0) pada sumbu X maka model regresi memenuhi syarat normalitas, begitu juga bila sebaliknya. Namun demikian, hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang lebih handal dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal, dan ploting data residul akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residul normal, maka garis yang menggambarkan data yang sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Pengujian normalitas data juga dilakukan menggunakan alat uji statistik, yaitu alat statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika lebih besar dari nilai signifikasi 0,05 maka distribusi data adalah normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Duwi, 2011).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokerelasi digunakan untuk menguji apakah model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya masalah autokorelasi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji DW) (Duwi, 2011).
(55)
Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson sebagai berikut : - Du<dw<4-du maka Ho diterima artinya tidak terjadi autokorelasi - Dw<dl atau dw>4-dl maka Ho ditolak artinya terjadi autokorelasi.
3.7.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan regresi linear sederhana untuk melihat pengaruh satu variabel independen (X) terhadap satu variabel dependen (Y). Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel independen yaitu pengawasan berpengaruh terhadap disiplin kerja . (Duwi, 2011).
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Kofisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0 < R2 < 1). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y) Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah kecil terhadap variabel terikat (Y).
b. Uji – t
Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikasi individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.
Kriteria pengujian :
(56)
(57)
BAB 4
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Fakultas Pertanian USU
Yayasan Universitas Sumatera Utara yang didirikan tanggal 20 Agustus 1952 telah berhasil mendirikan fakultas Pertanian pada tanggal 16 November 1956. Pada dua tahun pertama, fakultas ini merupakan suatu fakultas swasta yang dibina oleh Yayasan Universitas Sumatera Utara. Baru pada tanggal 25 Agustus 1958 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 8691/S Fakultas Pertanian diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia dan resmi menjadi fakultas Pertania Universitas Sumatera Utara Negeri.
Sebagai pendiri ada beberapa tokoh yang patut dicatat dengan tinta emas dalam sejarah Fakultas Pertanian yang bekerja sebagai panitia persiapan/ pelaksanaan mendirikan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, yang mempunyai susunan sebagai berikut :
- Prof. Dr. A. Sofyan sebagai Presiden USU
- J. M. D. Hutabarat, Kepala Jawatan Pertanian Sumatera Utara sebagai anggota
- M. A. L. Tobing, Inspektur Keuangan sebagai anggota - Ir. Tan Hong Tong, Staf A.V.R.O.S sebagai anggota - Tan Su Tong, Direktur N. V. Tai Goan, sebagai anggota
Peresmian pembukaan Fakultas Pertanian USU pada tanggal 16 November 1956 dilangsungkan di ruang Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat
(58)
Negeri di Jalan Seram No. 4 Medan, yang dilaksanakan oleh Gubernur Sumatera Utara, Bapak Sutan Kumala Pontas, sebagai Ketua Yayasan Universitas Sumatera Utara.
Pada mulanya, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara menggunakan ruang- ruang kuliah dan praktikum dengan cara menompang di Fakultas Hukum USU dan Fakultas Kedokteran USU di jalan Seram. Sedangkan untuk kegiatan administrasi di Kantor Gubernur Sumatera Utara di jalan Jogja No. 3, Medan. Pada bulan November 1957 , administrasi Fakultas Pertanian telah dipindahkan ke jalan Seram, disamping kantor administrasi fakultas Kedokteran. Sejak tahun 1967 hingga 1974 Fakultas Pertanian USU menempati gedung bekas sekolah SMA Andalas di jalan Teuku Cik Ditiro 8.
Bangunan untuk fakultas mulai didirikan pada tahun 1962/1963 di Kampus USU Padang Bulan berupa sebuah gedung Padi, dan disusul dengan pembangunan laboratorium bertingkat dua pada tahun 1970 atas biaya Departemen P dan K. Selanjutnya Pelita Daerah Sumatera Utara 1971/1972, 1972/1973, 1974/1975 telah menyumbang gedung- gedung Departemen Agronomi, Laboratorium Kuliah/ Praktikum dan Gedung Induk. Laboratorium Biologi dibangun pada tahun 1973 dengan biaya Pelita I USU dan dengan biaya Pelita II USU dibangun Laboratorium Kesuburan tanah pada tahun 1978, dan Aula Fakultas pada tahun 1979.
Peningkatan sarana bangunan ini telah di ikuti pula oleh peningkatan sarana pendidikan berupa peralatan laboratorium, “teacing aids”, buku dan majalah ilmiah di perpustakaan, kebun percobaan serta rumah kaca.
(59)
Sampai saat ini Program Studi di Fakultas Pertanian USU berdasarkan SK Rektor USU No. 2989/H5.1.R/SK/SDM/2010 tanggal 22 desember 2010, ada 7 Program Studi, yaitu:
- Program Studi Agroekoteknologi
Ketua : Ir. T. Sabrina, M. Agr.,Sc.,Ph.D.
Sekretaris : Luthfi Aziz M. Siregar, SP., M.Sc.,Ph.D.
- Program Studi Agribisnis
Ketua : Dr. Ir. Salmiah, MS.
Sekretaris : Dr. Ir. Satia Negara Lubis, MEC.
- Program Studi Keteknikan Pertanian Ketua : Ir. Edi Susanto, M.Si. Sekretaris : Ainun Rohanah, STP.,M.Si.
- Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Ketua : Dr. Ir. Herla Rusmarilin, MS. Sekretaris : Linda Masniary Lubis, STP., M.Si.
- Program Studi Peternakan
Ketua : Dr. Ir. Ristika handarini, MP. Sekretaris : Usman Budi, SP.t.,M.Si.
(60)
- Program Studi Kehutanan
Ketua : Siti Latifah, S.Hut.,M.Si.,Ph.D. Sekretaris : Luthfi Hakim, S.Hut.,M.Si.
- Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Ketua : Dr. Ir. Yunasfi, M.Si
Sekretaris : Pindi Patana, S.Hut.,M.Sc.
Fakultas Pertanian sampai saat ini mengelola tiga Program Studi Magister (S2) dan satu Program Doktor (S3) pada Program Pascasarjana Fakultas Pertanian USU, yaitu :
- Program Studi Magister (S2) Agroekoteknologi Ketua : Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP. Sekretaris : Dr. Ir. Lollie Agustina P. Putri, M.si
- Program Studi Magister (S2) Ilmu Peternakan Ketua : Prof. Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP Sekretaris : Dr. Nevy Diana hanafi, SP.,M.Si.
- Program Studi Magister (S2) Agribisnis Ketua : Dr. Ir. Tavi Supriana, M.Si. Sekretaris : Dr. Ir. Diana Chalil, MP.
(61)
- Program Doktor (S3) Ilmu Pertanian
Ketua : Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP. Sekretaris : Dr.Ir. Hamidah Hanum, MP.
4.2 Visi dan Misi Fakultas Pertanian USU
Visi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, adalah :
“Menjadi lembaga pendidikan tinggi pertanian unggulan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan sumberdaya manusia dengan kompetensi utama perkebunan”.
Misi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, adalah :
1. Menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik dan/atau profesional dengan kemampuan menerapakan, mengembangkan dan memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, khususnya perkebunan.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan pengembangan penerapannya untuk menghasilkan produk/jasa pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat bermutu tinggi yang dibutuhkan dalam meningkatkan kemakmuran masyarakat.
3. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan nasional dalam meningkatkan kemakmuran masyarakat.
(62)
4.3 Tujuan Fakultas Pertanian USU
Tujuan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Yaitu:
1. Melakukan partisipasi aktif dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi Pertanian khususnya perkebunan.
2. Memperluas partisipasi dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan memoderasikan cara penyampaian pembelajaran.
3. Meningkatkan kemampuan pendanaan melalui usaha Fakultas untuk mengembangkan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
4. Membangun suatu pusat informasi dan teknologi komunikasi.
5. Memperkuat Departemen untuk mengelola disiplin silang dan antar Program Studi.
6. Menciptakan tata pamong Fakultas yang baik dan profesional.
7. Menciptakan pendekatan baru yang fokus pada "Pembelajaran sesuai kebutuhan".
8. Menciptakan suatu lingkungan pengajaran dan pembelajaran yang kondusif untuk menciptakan kerja kreatif.
9. Menjadi perantara kecenderungan ilmu pengetahuan dan teknologi, pertanian, khususnya perkebunan baik skala nasional maupun internasional.
(63)
4.4 Struktur Organisasi Fakultas Pertanian USU
Struktur organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.
Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu. Adapun struktur organisasi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,yaitu:
(64)
---
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Sumber : Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, tahun 2014
DEKAN DAN PEMBANTU DEKAN DEWAN PERTIMBANGAN FAKULTAS KEPALA BAGIAN TATA USAHA UNIT PENUNJANG FAKULTAS SUB BAGIAN AKADEMIK SUB BAGIAN UMUM & KEUANGA SUB BAGIAN KEPEGA-WAIAN SUB BAGIAN PERLENG-KAPAN SUB BAGIAN KEMAHASIS-WAAN & ALUMNI
URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN
KETUA & SEKRETARIS PRODI AGROEKO- TEKNOLOGI KETUA & SEKRETARIS PRODI AGRIBISNIS KETUA & SEKRETARIS PRODI PETERNAKAN KETUA & SEKRETARIS PRODI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN KETUA & SEKRETARIS PRODI KETEKNIKAN PERTANIAN KETUA & SEKRETARIS PRODI KEHUTANAN KETUA & SEKRETARIS PRODI MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
(65)
4.5Uraian Tugas
1. Bagian Tata Usaha
Rincian Tugas meliputi:
a) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Fakultas.
b) Menghimpun dan Menelaah peraturan perundang-undangan di bidang ketatausahaan akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian, dan perlengkapan.
c) Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan di bidang akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian, dan perlengkapan.
d) Melaksaksanakan urusan persuratan, kerumahtanggaan, perlengkapan, kepegawaian, keuangan dan kearsipan.
e) Melaksanakan urusan rapat dinas dan upacara resmi di lingkungan Fakultas.
f) Melaksanakan administrasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian / pelayanan kepada masyarakat.
g) Melaksanakan urusan kemahasiswaan dan hubungan alumni Fakultas. h) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan di lingkungan Fakultas. i) Melaksanakan administrasi perencanaan dan pelayanan informasi.
j) Melaksanakan penyimpanan dokumen dan surat yang berhubungan dengan kegiatan Fakultas.
k) Menyusun laporan kerja Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Fakultas.
(66)
2. Sub Bagian Akademik
Rincian Tugas Sub Bagian Akademik meliputi:
a) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKTA Bagian.
b) Mengumpulkan dan mengolah data di bidang pendidikan, penelitian, Pengabdian / Pelayanan kepada masyarakat.
c) Melaksanakan administrasi akademik.
d) Melakukan penyusunan rencana kebutuhan sarana akademik.
e) Menghimpun dan mengklasifikasi data pencapaian target kurikulum. f) Melakukan urusan kegiatan pertemuan ilimiah dilingkungan falkultas. g) Melakukan administrasi penelitian dan Pengabdian / Pelayanan pada
masyarakat di lingkungan fakultas.
h) Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian.
3. Sub Bagian Umum dan Keuangan
Rincian Tugas Sub Bagian Umum dan Keuangan meliputi:
a) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.
b) Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan dan kerumahtanggaan. c) Melakukan urusan persuratan dan kearsipan dilingkungan fakultas.
d) Melakukan urusan penerimaan tamu pimpinan, rapat dinas, dan pertemuan ilmiah di lingkungan fakultas.
(67)
f) Melakukan penerimaan, penyimpanan, pembukuan, pengeluaran dan pertanggungjawaban keuangan.
g) Melakukan pembayaran gaji, honorarium, lembur, vakansi, perjalanan dinas, pekerjaan borongan dan pembelian serta pengeluaran lainnya yang telah di teliti kebenarannya.
h) Mengoperasionalkan sistem informasi keuangan.
i) Melakukan penyimpanan dokumen dan surat di bidang keuangan.
j) Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersipkan penyusunan laporan Bagian.
4. Sub Bagian Kepegawaian
Rincian Tugas Sub Bagian Kepegawaian meliputi:
a) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.
b) Menyusun konsep juklat/juknis di bidang kepegawaian. c) Melaksanakan proses pengadaan dan pengangkatan pegawai. d) Melaksanakan urusan mutasi pegawai.
e) Memverifikasi usulan angka kredit jabatan fungsional.
f) Memproses penetapan angka kredit jabatan fungsional, usul kenaikan jabatanpangkat, surat keputusan mengajar, pengangktan Guru Besar Tetap / Tidak Tetap / Emiritus, ijin, dan cuti.
g) Melaksanakan pemberian penghargaan pegawai. h) Memproses SK jabatan structural da fungsional. i) Memproses pelanggaran disiplin pegawai.
(68)
j) Memproses asuransi pegawai.
k) Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian.
5. Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni
Rincian Tugas Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni meliputi:
a) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.
b) Mengumpulkan dan mengolah data di bidang kemahasiswaan dan alumni.
c) Melakukan administrasi kemahasiswaan.
d) Melakukan urusan pemberian izin / rekomendasi kegiatan kemahasiswaan.
e) Mempersiapkan usul pemilihan mahasiswa berprestasi.
f) Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan tingkat universitas.
g) Melakukan pengurusan beasiswa, pembinaan karier dan layanan kesejahteraan mahasiswa.
h) Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan pembinaan kemahasiswaan.
i) Mengoperasionalkan sistem informasi kemahasiswaan dan alumni. j) Melakukan penyajian informasi di bidang kemahasiswaan.
k) Melakukan penyimpanan dokumen dan surat di bidang kemahasiswaan dan alumni.
(69)
l) Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian.
6. Sub Bagian Perlengkapan
Rincian Tugas Sub Bagian Perlengkapan meliputi:
a) Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.
b) Mengumpulkan dan mengolah data perlengkapan.
c) Mengoperasionalkan sistem informasi kerumahtanggaan dan perlengkapan.
d) Melakukan penyimpanan dokumen dan surat di bidang kerumahtanggaan dan perlengkapan.
e) Melakukan pemeliharaan kebersihan, keindahan dan keamanan lingkungan.
f) Melakukan urusan pengelolaan barang perlengkapan.
g) Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan Bagian.
(1)
(2)
Daftar tabel Durbin- watson Tingkat signifikansi 5%
N k= 1 k= 2 k= 3
dL dU dL dU dL dU
6 0.61 1.4 - - - -
10 0.879 1.32 0.697 1.641 0.525 2.016 15 1.077 1.361 0.946 1.534 0.814 1.75 20 1.201 1.411 1.1 1.537 0.998 1.676 25 1.288 1.454 1.206 1.55 1.123 1.654 30 1.352 1.489 1.284 1.567 1.214 1.65 35 1.402 1.519 1.343 1.584 1.283 1.653 40 1.442 1.544 1.391 1.6 1.338 1.659 45 1.475 1.566 1.43 1.615 1.383 1.666 50 1.503 1.585 1.462 1.628 1.421 1.674 55 1.528 1.601 1.49 1.641 1.452 1.681 60 1.549 1.616 1.514 1.652 1.48 1.689 65 1.567 1.629 1.536 1.662 1.503 1.696 70 1.583 1.641 1.554 1.672 1.525 1.703 75 1.598 1.652 1.571 1.68 1.543 1.709 80 1.611 1.662 1.586 1.688 1.56 1.715 85 1.624 1.671 1.6 1.696 1.575 1.721 90 1.635 1.679 1.612 1.703 1.589 1.726
(3)
Tabel r (Korelasi Pearson)
Uji 1 sisi dan 2 sisi pada taraf signifikansi 0,05
N 1-tailed 2-tailed
3 0.988 0.997
4 0.9 0.95
5 0.805 0.878
6 0.729 0.811
7 0.669 0.755
8 0.662 0.707
9 0.582 0.666
10 0.549 0.632
11 0.521 0.602
12 0.497 0.576
13 0.476 0.553
14 0.458 0.532
15 0.441 0.514
16 0.426 0.497
17 0.412 0.482
18 0.4 0.468
19 0.389 0.456
20 0.378 0.444
21 0.369 0.433
22 0.36 0.423
23 0.352 0.413
24 0.344 0.404
25 0.337 0.396
26 0.33 0.388
27 0.323 0.381
28 0.317 0.374
29 0.312 0.367
30 0.306 0.361
31 0.301 0.355
32 0.296 0.349
33 0.291 0.344
34 0.287 0.339
35 0.283 0.334
36 0.279 0.329
(4)
39 0.267 0.316
40 0.264 0.312
41 0.261 0.308
42 0.257 0.304
43 0.254 0.301
44 0.251 0.297
45 0.248 0.294
46 0.246 0.291
47 0.243 0.288
48 0.24 0.285
49 0.238 0.282
50 0.235 0.279
51 0.233 0.276
52 0.231 0.273
53 0.228 0.27
54 0.226 0.268
55 0.224 0.265
56 0.222 0.263
57 0.22 0.261
58 0.218 0.258
59 0.216 0.256
60 0.214 0.254
61 0.213 0.252
62 0.211 0.52
63 0.209 0.248
64 0.207 0.246
65 0.206 0.224
66 0.204 0.242
67 0.203 0.24
68 0.201 0.239
69 0.2 0.237
70 0.198 0.235
71 0.197 0.233
72 0.195 0.232
73 0.194 0.23
74 0.193 0.229
75 0.191 0.227
(5)
Tabel t Statistics
1 sisi (Signifikansi 0,05 ) dan 2 sisi (signifikansi 0,025)
Df Signifikansi
0,025 0,05
1 12.025 6.314
2 4.303 2.92
3 3.182 2.353
4 2.776 2.132
5 2.571 2.015
6 2.447 1.943
7 2.365 1.895
8 2.306 1.86
9 2.262 1.833
10 2.228 1.812
11 2.201 1.796
12 2.179 1.782
13 2.16 1.771
14 2.145 1.761
15 2.131 1.753
16 2.12 1.746
17 2.11 1.74
18 2.101 1.734
19 2.093 1.729
20 2.086 1.725
21 2.08 1.721
22 2.074 1.717
23 2.069 1.714
24 2.064 1.711
25 2.06 1.708
26 2.056 1.706
27 2.052 1.703
28 2.048 1.701
29 2.045 1.699
30 2.042 1.697
31 2.04 1.696
(6)
34 2.032 1.691
35 2.03 1.69
36 2.028 1.688
37 2.026 1.687
38 2.024 1.686
39 2.023 1.685
40 2.021 1.684
41 2.02 1.683
42 2.018 1.682
43 2.017 1.681
44 2.015 1.68
45 2.014 1.679
46 2.013 1.679
47 2.012 1.678
48 2.011 1.677
49 2.01 1.677
50 2.009 1.676
51 2.008 1.675
52 2.007 1.675
53 2.006 1.674
54 2.005 1.674
55 2.004 1.673
56 2.003 1.673
57 2.002 1.672
58 2.002 1.672
59 2.001 1.671
60 2 1.671
61 2 1.67
62 1.999 1.67
63 1.998 1.669
64 1.998 1.669
65 1.997 1.669
66 1.997 1.668
67 1.996 1.668
68 1.995 1.668
69 1.995 1.667
70 1.994 1.667
71 1.994 1.667