seksama bahwa sanksi disiplin yang akan dijatuhkan tersebut setimpal dengan tindakan dan perilaku yang diperbuat. Dengan demikian, sanksi disiplin tersebut
dapat diterima dengan rasa keadilan. Kepada pegawai yang pernah diberikan sanksi disiplin dan mengulangi lagi pada kasus yang sama, perlu dijatuhi sanksi
disiplin yang lebih berat dengan tetap berpedoman pada kebijakan pemerintah yang berlaku.
2.2.9 Hubungan Pengawasan dengan Disiplin Pegawai
Dalam melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan, suatu organisasi bagaimanapun bentuk dan bergerak di bidang apapun sudah pasti mempunyai
suatu tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut banyak sekali usaha yang dilakukan, tenaga, waktu dan dana. Agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan
efisien maka diperlukan pengawasan. Pengawasan dimaksudkan agar tujuan dan sasaran kegiatan usaha unit-unit
pemerintahan dapat tercapai secara berdaya guna dan berhasil guna ynag duilaksanakan sesuai dengan tugas pokok, fungsi, rencana atau program,
pembagian dan pendelegasian tudas, rumusan kerja, pedoman pelaksanaan san peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun sudah menjadi tabiat
manusia bahwa mereka selalu ingin bebas lepas tanpa terikat oleh peraturan apapun juga. Demikian pula halnya dalan pekerjaan, para pegawai cenderung
ingin bebas dari segala ikatan atau peraturan yang ada. Dalam keadaan inilah maka selalu diperlukan pengawasan dalam artian pengawas yang berfungsi sebagi
pendidik dan pengarah terhadap proses pelaksanaan pekerjaan. Dengan adanya pengawasan seperti demikian maka sedikit banyaknya akan terbiasa
melaksanakan pendisiplinan.
Universitas Sumatra Utara
Untuk melihat lebih lanjut hubungan pengawasan dengan disiplin, kita dapat melihat pendapat Suwardi 1992:30 yang menyatakan pengawasan yang
efektif manuntut tingkat kepemimpinan yang tertinggi, meliputi pembentukan moral, mengembangkan kerjasama, kemampuan menanamkan disiplin dan
mengenai sifat-sifat manusia. Berdasarkan uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa untuk menegakan disiplin kerja maka pengawasan sengatlah diperlukan.
Karena adanya pengawasan maka para pegawai diharapkan akan dapt berbuat dan bertingkah laku sesuai dengan yang diinginkan oleh organisasi, yang pada
kahirnya akan menetukan pencapaian tujuan yang telah di tentukan sebelumnya.
2.3 Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah atau defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995:33. Konsep teoritis diajukan menjawab permasalahan yang diteliti, maka perlu diadakan defenisi konsep.
Berdasarkan teori yang telah dijabarkan pada sebelumnya, diperoleh dua konsep yaitu:
1. Pengawasan adalah keseluruhan rangkaian tindakan, kegiatan atau usaha untuk mengawasi dan mengendalikan bawahan serta organisasi atau unit organisasinya
secara terus-menerus demi tercapainya tata tertib kelancaran pelaksanaan tugas atau pekerjaan dan tercapainya hasil atau tujuan secara efektif dan efisien sesuai
dengan program dan keterlaluan yang berlaku.
Universitas Sumatra Utara