Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Dewasa ini bangsa di dunia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan menuju kemakmuran, begitu juga halnya dengan bangsa Indonesia. Pembangunan dilaksanakan di segala bidang, meliputi pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia yang adil makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk dapat melaksanakan pembangunan tersebut, diperlukan adanya beberapa faktor pendukung seperti stabilitas yang mantap dan terjamin. Hal ini merupakan faktor pendukung yang sangat penting menuju keberhasilan pembangunan., selain itu pembangunan juga membutuhkan dana yang cukup, baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Dengan adanya faktor-faktor tersebut diharapkan pembangunan yang direncanakan dan akan dilaksanakan berjalan dengan lancar dan mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dalam membiayai pembangunan, pemerintah memiliki sumber- sumber penerimaan yang berasal dari dalam dan luar negeri. Salah satu jalan yang ditempuh oleh pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari dalam negeri terutama penerimaan dari sektor pajak, karena dari tahun ke tahun sumbangan yang diperoleh dari sektor pajak yang semakin meningkat sedangkan penerimaan negara yang berasal dari migas semakin Universitas Sumatera Utara sedikit. Hal ini disebabkan karena harga minyak dan gas bumi tidak menentu di pasaran dan persediaannya sudah semakin menipis. Untuk lebih jelasnya disini penulis mencoba untuk menjelaskan tentang pajak secara singkat. Pengertian pajak secara umum adalah peralihan keuangan dari sektor swasta ke sektor publik berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung sebagai alat pendorong, penghambat, atau pencegah untuk mencapai tujuan yang ada di luar keuangan Negara Mursyidi, 1996:1. Menurut golongannya pajak dibagi menjadi dua, yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung. Contoh dari pajak langsung adalah pajak penghasilan, sedangkan contoh dari pajak tidak langsung adalah pajak pertambahan Nilai. Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak yang dipungut oleh pengusaha kena pajak atas penyerahan barang dan atau jasa. Pajak Pertambahan Nilai tergolong juga pajak objektif yaitu pajak yang berpangkal pada objek yang dikenakan pajak dan untuk mengenakan pajaknya harus dicari subjeknya. Pada pajak objektif dimulai dengan objeknya seperti keadaan, peristiwa perbuatan dan lain-lain, baru kemudian dicari orang yang harus membayar pajaknya yaitu subjeknya. Untuk dapat meningkatkan penerimaan dari sektor pajak, maka diperlukan berbagai faktor pendukung seperti aparatur pajak yang baik dan siap Universitas Sumatera Utara melayani, juga Wajib Pajak sebagai Subjek Pajak itu sendiri. Peran serta dalam meningkatkan penerimaan pajak adalah sangat penting artinya. Subjek pajak adalah pengusaha dan pengusaha kena pajak, serta pengusaha kecil. Pengusaha adalah orang atau badan yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya melakukan aktivitas sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat 1 huruf c UU PPN 1984. Sukardi, 2010:63 Subjek PPN dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : 1. Pengusaha Kena Pajak Termasuk dalam kelompok ini adalah pengusaha yang melakukan kegiatan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat 1 huruf a yaitu menyerahkan BKP, Pasal 4 ayat 1 huruf c yaitu menyerahkan JKP, dan Pasal 4 ayat 1 huruf f UU PPN 1984 yaitu mengekspor BKP, serta bentuk kerjasama operasi sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat 2 PeraturanPemerintah Nomor 143 Tahun 2000. Sukardi, 2010:64 Apabila sampai dengan suatu Masa Pajak dala satu tahun buku jumlah peredaran bruto lebih dari Rp600.000.000,00, maka pengusaha ini memenuhi syarat sebagai Pengusaha Kena Pajak sehingga wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak selambat-lambatnya pada akhir bulan berikutnya. 2. Bukan Pengusaha Kena Pajak non PKP Universitas Sumatera Utara Pengusaha bukan PKP yang menjadi subjek PPN meliputi pengusaha yang melakukan kegiatan dimaksud Pasal 4 ayat 1 huruf b, huruf d, dan huruf f serta Pasal 16C UU PPN 1984. Sukardi, 2010:66 Pengusaha Kecil adalah pengusaha yang menyerahkan BKP dan atau JKP dalam satu tahun buku memperoleh jumlah peredaran bruto atau penerimaan bruto tidak lebih dari Rp600.000.000,00 enam ratus juta rupiah. Sukardi, 2010:67 Pengusaha Kecil Ps. 3A ayat 2 UU PPN 1984 dapat memilih untuk dikukuhkan menjadi PKP. Jika pengusaha kecil memilih dikukuhkan menjadi PKP, maka wajib melaksanakan seluruh kewajiban PKP. Mulai 1 Juni 2002, pengenaan PPN atas penyerahan BKPJKP yang dilakukan oleh PKP yang menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 553KMK.042000 tanggal 6 Desember 2000 diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 252KMK.032002 tanggal 31 Mei 2002. Dalam keputusan yang terakhir ini, pengreditan Pajak Masukannya ditetapkan sebagai berikut. 1. Untuk penyerahan BKP yang dilakukan oleh PKP PE, sebesar 80 dari Pajak Keluaran; 2. Untuk penyerahan BKP yang dilakukan oleh selain Pedagang Eceran, sebesar 70 dari Pajak Keluaran; 3. Untuk penyerahan JKP, sebesar 40 dari Pajak Keluaran. Universitas Sumatera Utara Atas dasar pemikiran tersebut penulis menyajikan proposal tugas akhir ini dengan judul : “PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PPN BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK YANG MEMILIH NORMA PENGHITUNGAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK KPP PRATAMA MEDAN PETISAH.” B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM Sebagai tujuan dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM adalah : a. Untuk mengetahui tata cara pengenaan Pajak Pertambahan Nilai PPN bagi Pengusaha Kena Pajak yang menghitung PPh-nya menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Petisah dalam pelaksanaan pengawasan pengenaan Pajak Pertambahan Nilai PPN berdasarkan Norma Penghitungan.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Adapun manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM adalah Bagi Mahasiswa a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya tentang Pajak Pertambahan Nilai PPN. b. Dapat membandingkan serta menerapka konsep teori-teori yang diperoleh di bangku perkuliahan dengan kenyataan di lapangan. Universitas Sumatera Utara c. Menigkatkan potensi personal, sosial dan profesionalitas sumber daya yang dimiliki mahasaiswa. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara a. Meningkatkan hubungan kerja sama antara Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama dan universitas khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU. b. Mendapat masukan dari laporan praktik kerja yang dilakukan mahasiswa tentang penerapan konsep-konsep komunikasi yang ada di perusahaan. Bagi Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Petisah a. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui pembangunan di bidang perpajakan. b. Mendapat masukan dan saran dalam hal Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai PPN Bagi Pengusaha Kena Pajak Yang Memilih Norma Penghitungan di Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Petisah. c. Mempromosikan image Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Petisah kepada Wajib Pajak. Universitas Sumatera Utara

C. Uraian Teoritis 1. Fungsi Pajak