waktu pembelian Barang Kena Pajak penerimaan Jasa Kena Pajak atau impor barang. Sedangkan Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai
yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak pada waktu penyerahan Barang Kena Pajak Jasa Kena Pajak.
Untuk menghitung Pajak Pertambahan Nilai yang terhutang, maka pada setiap penyerahan Barang Kena Pajak Jasa Kena Pajak, Pengusaha
Kena Pajak yang bersangkutan diwajibkan membuat faktur pajak sebagai bukti pemungutan pajak. Faktur pajak tersebut menjadi Pajak Keluaran
bagi Pengusaha Kena Pajak, dilain pihak faktur pajak itu bagi pembeli berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak penjual yang digunakan sebagai
dasar melakukan pengkreditan.
6. Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai
Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai antara lain ; a.
Pajak Pertambahan Nilai merupakan Pajak Tidak Langsung b.
Pajak Objektif c.
Multi Stage tax d.
Mekanisme pemungutan Pajak Pertambahan Nilai menggunakan Faktur Pajak
e. Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak atas konsumsi umum dalam
negeri f.
Pajak Pertambahan Nilai bersifat netral g.
Tidak menimbulkan dampak pengenaan pajak berganda
Universitas Sumatera Utara
7. Mekanisme PPN Dengan Menggunakan Pedoman Pajak Masukan Bagi PKP Untuk Menghitung PPh-nya Dengan Norma
Penghitungan Penghasilan Netto
a. Dasar Hukum
1. Pasal 9 ayat 7 UU PPN 1984
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 553 KMK.04 2000, 22
Desember 2000. 3.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 252 KMK.03 2002 tanggal 31 Mei 2002.
b. Mekanisme Pengreditan Pajak Masukan
1. Pengusaha yang memilih menggunakan Pedoman Pengreditan
Pajak Masukan wajib memberitahukan secara tertulis kepada KPP dengan cara membubuhkan catatan pada kolom tersedia
dalam SPT Masa PPN. 2.
Dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 553 KMK.04 2000 tanggal 22 Desember 2000 ditetapkan bahwa Pajak
Masukan yang dapat dikreditkan dihitung berdasarkan persentase sebagai berikut :
a. 70 dari Pajak Keluran, dalam hal PKP menyerahkan BKP
b. 40 dari Pajak Keluran, dalam hal PKP menyerahkan JKP
3. PKP wajib menyelenggarakan catatan jumlah peredaran bruto
yang menjadi DPP. 4.
Apabila dalam satu Masa Pajak, PKP tidak memenuhi syarat untuk menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Netto,
maka mulai permulaan Tahun Buku berikutnya, PKP tersebut tidak diperbolehkan menggunakan Pedoman Pengreditan.
Universitas Sumatera Utara
c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 553 KMK.04 2000 mulai 1
Juni 2002 diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 252 KMK.03 2002 tangal 31 Mei 2002. Dalam Keputusan Menteri
Keuangan yang baru ini norma penghitungan pengreditan Pajak Masukan bagi PKP yang PPh-nya dihitung menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto dikelompokkan menjadi 3 tiga yaitu :
1. PKP Pedagang Eceran yang menyerahkan Barang Kena Pajak,
Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah 80 dari Pajak Keluaran;
2. PKP selain PKP Pedagang Eceran yang menyerahkan Barang
Kena Pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan adalah 70 dari Pajak Keluaran;
3. PKP yang menyerahkan Jasa Kena Pajak, Pajak Masukan yang
dapat dikreditakan adalah 40 dari Pajak Keluaran.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM