Temperatur asap yang tinggi berkontak langsung dengan mukosa palatal dan mengakibatkan iritasi. Hal ini menyebabkan terjadinya inflamasi pada orifis kelenjar
saliva minor pada palatum keras. Pada gambaran mikroskopis, terlihat perubahan pada sel-sel yang
mengelilingi orifis kelenjar minor. Sel skuamus pada dinding duktus kelenjar mengalami hiperplasia, mukosa keliling orifis mengalami parakeratosis. Hiperplasia
pada dinding duktus kelenjar menyebabkan terjadi penonjolan di sekeliling orifis kelenjar minor.
10,21
21
Dalam gambaran mikroskopis, terlihat bahwa lumen dan orifis kelenjar tidak tertutup.
Pada daerah jaringan sub epitelia, terjadi infiltrasi sel-sel inflamatori dari pembuluh darah ke dalam interselular, dilasi limfatik dan penumpukan sel mast.
Reddy CRRM et al 1971 melakukan perbandingan gambaran histologis antara palatum sehat dengan palatum yang mempunyai lesi stomatitis nikotina., ternyata
hanya jaringan pada palatum dengan lesi menunjukkan perubahan histologis yang tersebut.
10,11,21
Dalam penelitian Reddy CRRM dan Ramulu C, perubahan histologis pada jaringan hanya terjadi pada daerah 23 posterior palatum keras. Stomatitis nikotina
tidak ditemui pada 13 anterior palatum keras dan palatum lunak. Hal ini disebabkan karena distribusi kelenjar saliva minor pada 13 palatum lunak yang rendah.
21
17,21
2.5.3 Gambaran Klinis
Stomatitis nikotina merupakan lesi yang berbentuk sirkular dan berwarna merah mengelilingi orifis kelenjar saliva minor pada mukosa palatal. Selain itu,
ditemui juga terjadinya penebalan pada epitelium yang disebabkan iritasi selama waktu yang panjang pada mukosa palatum.
10,21
Gambar 10. Stomatitis nikotina
11
2.5.4 Perawatan
Stomatitis nikotina merupakan lesi jinak dan bersifat reversibel. Menurut penelitian, metaplasia pada sel yang mengelilingi orifis akan kembali ke stuktur yang
normal setelah dua minggu berhenti merokok.
10,11,21
KERANGKA TEORI
Efek Sistemik Merokok Efek Lokal Merokok pada Rongga Mulut
Sejarah Rokok
Jenis Rokok Rokok
Definisi Perawatan
Etiologi dan Histopatogenesis Gambaran Klinis
Efek Merokok Sifat Fisik Pembakaran Rokok
• Kanker
• COPD
• Kardiovaskular
• Sistem Reproduktif
• Leukoplakia
• Leukoedema
• Hiperkeratosis
• Gingivitis
• Periodontitis
•
Stomatitis Nikotina
• Smoker’s Melanosis
• Hairy Tongue
KERANGKA KONSEP
• Jenis Kelamin
• Pemakaian Alkohol
• Kelainan Palatum
Stomatitis Nikotina
Kebiasaan Merokok •
Lama Merokok •
Jumlah Rokok per Hari •
Jenis Rokok •
Lama Terpapar
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang dilakukan dengan rancangan cross sectional untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko
dengan efeknya yaitu kebiasaan merokok dengan terjadinya stomatitis nikotina.
22
Rancangan cross sectional dapat memberikan suatu gambaran hubungan antara faktor resiko dengan prevalensi suatu masalah kesehatan pada waktu yang tertentu.
Sepanjang penelitian ini, faktor resiko dan efek hanya diobservasi satu kali pada saat yang sama.
22,23
3.2 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan dalam lingkungan Universitas Sumatera Utara, Medan Indonesia. Penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu pada bulan Desember
2011 dan bulan Januari 2012.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi
Populasi penelitian merupakan pegawai-pegawai non-akademik yang bertugas dalam lingkungan Universitas Sumatera Utara yang mempunyai kebiasaan
merokok.