Metode Akuntansi Penyusutan dan Aktiva tetap Metode Akuntansi Persediaan

2. Pengakuan Biaya. Saat pengakuan biaya dilakukan pada saat sudah

dilakukan pembayaran secara kas. Sehingga dengan kata lain, pada saat sudah diterima pembayaran maka biaya sudah diakui pada saat itu juga. Untuk usaha-usaha tertentu masih lebih menggunakan cash basis ketimbang accrual basis, contoh : usaha relatif kecil seperti toko, warung, mall retail dan praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang informal, panti pijat, dll.

2.1.8. Metode Akuntansi Penyusutan dan Aktiva tetap

PSAK Mendefinisikan Penyusutan sebagai alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang di estimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Ada beberapa metode akuntansi penyusutan yang dapat digunakan. Penelitian ini memfokuskan pada penggunaan metode penyusutan garis lurus straight line methode, dan saldo menurun decreasing balanced method. 1 Metode garis Lurus Metode ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata tanpa fluktuasi disepanjang masa penggunaannya, sehingga aktiva tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode Metode ini termasuk yang paling luas dipakai. Untuk penerapan “Matching Cost Principle”, metode garis lurus dipergunakan untuk menyusutkan aktiva-aktiva Universitas Sumatera Utara yang fungsionalnya tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume produkjasa yang dihasilkan. Misalnya : bangunan, peralatan kantor. Aktiva tetap dianggap akan memberikan kontribusi terbesar pada periode diawal- awal masa penggunaanya, dan akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang semakin besar di periode berikutnya seiring dengan semakin berkurangnya umur ekonomis atas aktiva tersebut. Metode ini sesuai jika dipergunakan untuk jenis aktiva tetap yang tingkat kehausannya tergantung dari volume produk yang dihasilkan, yaitu jenis aktiva mesin produksi.

2.1.9. Metode Akuntansi Persediaan

Persediaan merupakan salah satu aktiva yang mempunyai nilai yang cukup besar. Persediaan juga akan mempengaruhi neraca maupun laporan laba rugi, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Oleh karena itu persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang dapat dibebankan sebagai biaya Harga Pokok Penjualan yang akan dilaporkan dalam laporan labarugi dan mana yang masih belum terjual yang akan menjadi persediaan dalam neraca. Pemilihan metode akuntansi persediaan di Indonesia mengacu pada PSAK 14 IAI, 2004 yang menyatakan bahwa diberlakukannya tiga metode akuntansi persediaan yaitu First In First Out FIFO, rata-rata tertimbang Weighted Average, dan Last In First Out LIFO. Namun UU Perpajakan Indonesia No.7 Universitas Sumatera Utara tahun 1983 Jo UU No.10 tahun 1994 tentang pajak penghasilan hanya mengakui metode FIFO dan Weighted Average. Salah satu alasan dipilihnya metode akuntansi persediaan oleh perusahaan adalah untuk memenuhi keinginan para investor yang berkaitan dengan market value perusahaan, sehingga dalam memilih metode tersebut akan memberikan pada tingkat return yang diharapkan investor. a Metode FIFO Metode FIFO didasarkan pada asumsi barang dalam persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga yang tertinggal dalam persediaan akhir adala yang dibeli atau diproduksi kemudian. FIFO dianggap sebagai suatu pendekatan yang logis dan realistis mengenai arus biaya, yaitu dalam hal identifikasi biaya-biaya yang spesifik dianggap tidak praktis atau tidak mungkin dilaksanakan.

b. Metode Rata—Rata