BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pasar Modal
Situmorang 2008:1 menyatakan bahwa pasar modal adalah sarana pengerahan dana atau tempat mempertemukan pihak yang kelebihan dana dan
pihak yang mengalami kekurangan dana dan terbentuk untuk memudahkan pertukaran uang antara penabung dan peminjam. Sedangkan Hanafi 2004:63
menyatakan bahwa pasar modal adalah pasar keuangan dimana diperdagangkan instrumen keuangan jangka panjang.
Samsul 2006:46 menyatakan ada empat jenis pasar yang ada di pasar modal, antara lain pasar perdana primary market yang merupakan
tempatsarana bagi perusahaan untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum dan pemesanan dilakukan melalui underwriter
agen penjual, pasar kedua secondary market yang merupakan tempatsarana transaksi jual-beli efek antarinvestor dan harga dibentuk oleh investor melalui
perantara efek., pasar ketiga third market yang merupakan sarana transaksi jual beli efek antara market maker serta investor, harga dibentuk oleh market
maker, dan pasar keempat fourth market yang merupakan sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Saham a. Pengertian Saham
1 Untuk mendapatkan dana yang diperlukan guna membiayai kegiatan
operasinya, maka suatu perseroan mengeluarkan sejumlah aktiva biasanya berupa kas yang besarnya tergantung pada jumlah lembar saham dan nilai
tiap lembar saham yang dijual.
2 Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:6 mendefinisikan saham sebagai
”tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas”.
b. Jenis-Jenis Saham
Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:6, ada beberapa sudut pandang untuk membedakan saham, yaitu:
1 Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas:
a saham biasa common stock, yaitu saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi yang paling junior dalam pembagian
dividen dan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi,
b Saham preferen preferred stock, yaitu saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan yang tetap , tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
Universitas Sumatera Utara
2 Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas: a Saham Blue Chip Saham Unggulan adalah saham-saham
perusahaan besar yang kinerjanya kuat. Perusahaan-perusahaan itu umumnya mampu mencetak untung besar dan rutin membagikan
deviden. b Saham Pembagian Deviden Income Stock adalah saham-saham
perusahaan yang rajin membagikan deviden dalam setiap tahunnya. Selain itu, nilai devidennya juga lebih tinggi dibanding dengan
rata-rata deviden saham-saham lainnya. c Saham Pertumbuhan Growth Stock Emiten penerbitan saham-
saham ini umumnya selalu membukuka n pertumbuhan penjualan atau pendapatan yang tinggi karena perusahaan-perusahaan ini
umumnya menjadi pemimpin pasar di industrinya dimana pendapatannya cenderung naik. Harga saham-saham perusahaan ini
biasanya juga cenderung terus meningkat. d
Saham Spekulatif adalah saham-saham perusahaan yang tidak mampu memperoleh pendapatan secara konsisten dari tahun ke
tahun. Tetapi, meskipun belum pasti, ia memiliki pot ensi untuk bisa menghasilkan pendapatan tinggi di masa depan. Saham ini
cocok untuk investor yang bisa memikul resiko tinggi pada hakekatnya merupakan pemilik perseroan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Go Public
Pengertian Go Public Alasan perusahaan melakukan go public pada umumnya karena masalah
keuangan. Suatu perusahaan struktur modalnya terdiri atas hutang yang lebih besar daripada modal sendiri, pada suatu saat perlu melakukan restrukturisasi
pemodalnya. Pengertian Go Public menurut Iskandar Z. Alwi 2003:11 adalah
sebagai berikut: ”Go Public adalah suatu perusahaan yang baru pertama kali menawarkan
saham-sahamnya kepada masyarakat pemodal”. Pengertian Go public menurut Sunariyah 2003:20 adalah sebagai berikut:
’’Go Public adalah Peristiwa penawaran saham yang dilakukan oleh perusahaaan emiten kepada masyarakat umum investor untuk pertama
kalinya”.
2.1.4 Penawaran Umum
Pengertian Penawaran Umum Penawaran umum harus mendapat ijin dari badan yang mempunyai
otoritas yang berwenang. Persyaratan perizinan tersebut harus lengkap, sebelum melakukan penawaran di pasar modal.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sunariyah 2003:98 pengertian penawaran umum sebagai berikut:
’’Penawaran Umum adalah cara yang pada umumnya dilakukan untuk menawarkan surat berharga di pasar modal’’
2.1.5 Harga Perdana
Harga saham perdana biasanya dipengaruhi oleh biaya emisi dipasar modal. Menurut Hendry. M. Fahruddin 2008:50 pengertian harga perdana
adalah ’’ Harga pada waktu suatu efek atau saham pertama kali dikeluarkan yaitu dipasar perdana”.
2.1.6.
Underpricing
Hanafi 2004:88 menyatakan bahwa underpricing merupakan fenomena yang sering dijumpai dalam Initial Public Offering IPO. Ada kecenderungan
bahwa harga penawaran di pasar perdana pada saat perusahaan melakukan IPO lebih rendah dibandingkan dengan harga penutupan pada hari pertama
perdagangan di bursa efek. Harga saham yang dijual di pasar perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan antara penjamin emisi underwriter dan emiten
issuers, sedangkan harga di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran yang terjadi.
Menuru Sunariyah 2003:2005 pengertian Underpricing adalah ’’hasil dari ketidakpastian harga saham pada pasar sekunder”.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan Menurut Handy.M Fakhrudin 2008:40 pengertian underpricing adalah ’’Saham atau Surat-surat yang diperdagangkan dengan
harga dibawah nilai wajarnya”. Dari kedua penjelasan dapat disimpulkan bahwa underpricing
merupakan ketidakpastian harga yang dipengaruhi oleh adanya asimetri informasi antara investor yang tidak memiliki informasi dengan pihak yang
memiliki informasi yang lebih banyak. Besarnya tingkat underpricing diukur dengan menggunakan rumus dari
Kuntz Aggrawal yaitu persentase selisih antara harga penutupan closing price hari pertama di pasar sekunder dan harga penawaran perdana offering price
dibagi harga penawaran perdana offering price. Underpricing dapat dirumuskan:
Closing Price P
1
– Offering Price P Underpricing =
X 100 Offering Price P
Underpricing = Selisih harga Closing Price P
1
= Harga Saham di pasar sekunder Offering Price P
= Harga Penawaran Saham Perdana
2.1.7. Metode Akuntansi Metode Pencatatan akuntansi pada umumnya berdasarkan dua sistem
yaitu basis kas dan basis akrual. Basis kas Cash Basis adalah teknik pencatatan ketika transaksi terjadi dimana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan. Basis
Universitas Sumatera Utara
akrual Accrual Basis memiliki fitur pencatatan dimana transaksi sudah dapat dicatat karena transaksi tersebut memiliki implikasi uang masuk atau keluar di
masa depan. Dalam dunia akuntansi, basis akuntansi menjadi pijakan penting dalam
melakukan pencatatan. Basis akuntansi menentukan asumsi-asumsi yang dipakai dalam melakukan pencatatan dan pelaporan. Dalam praktik akuntansi
pemerintahan, terdapat empat macam basis akuntansi yang biasa digunakan, yaitu basis kas, basis akrual, basis kas modifikasi, dan basis akrual modifikasi.
Dalam akuntansi berbasis akrual, pendapatan diakui ketika penjualan terjadi dan pengeluaran belanja diakui ketika barang atau jasa diterima.
Dengan kata lain, basis akrual mengakui transaksi pada saat transaksi. Sedangkan dalam basis kas, pendapatan diakui ketika uangkas telah diterima dan
pengeluaran diakui ketika telah dilakukan pembayaran kas. Selain itu, dalam basis akrual juga mengakui adanya transaksi-transaksi non-kas, seperti pengakuan
beban penyusutan piutang tak tertagih dan sebagainya.
Accrual Basis
mendasarkan konsepnya pada dua pilar, yaitu:
1. Pengakuan Pendapatan. Saat pengakuan pendapatan pada accrual basis
adalah pada saat perusahaan mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan perusahaan. Dalam konsep accrual basis menjadi hal
yang kurang penting mengenai kapan kas benar-benar diterima. Makanya dalam accrual basis kemudian muncul adanya estimasi piutang tak
tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas belum diterima.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengakuan Biaya. Saat pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban
membayar sudah terjadi. Sehingga dengan kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka titik ini dapat dianggap sebagai starting
point munculnya biaya meskipun biaya tersebut belum dibayar. Dalam era bisnis dewasa ini, perusahaan selalu dituntut untuk senantasa
menggunakan konsep accrual basis ini.
Cash Basis
Dalam metode cash basis, pendapatan diakui ketika kas diterima sedangkan beban diakui pada saat kas dibayarkan, artinya perusahaan mencatat
beban didalam transaksi jurnal entry ketika kas dikeluarkan atau dibayarkan dan pendapatan dicatat ketika kas masuk atau diterima.
Dalam metode kas basis, beban tidak diakui sampai uang dibayarkan walaupun beban terjadi pada bulan itu. Demikian juga dengan pendapatan, tidak
diakui sampai uang diterima. Sehingga metode cash basis tidak mencerminkan besarnya uang yang ada sebenarnya.
Cash basis mendasarkan konsepnya pada dua pilar, yaitu:
1. Pengakuan Pendapatan. Saat pengakuan pendapatan pada cash basis
adalah pada saat perusahaan menerima pembayaran secara kas. Dalam konsep kas basis menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan
munculnya hak untuk menagih. Makanya dalam kas basis kemudian muncul adanya metode penghapusan piutang secara langsung dan tidak
mengenal adanya estimasi piutang tak tertagih.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengakuan Biaya. Saat pengakuan biaya dilakukan pada saat sudah
dilakukan pembayaran secara kas. Sehingga dengan kata lain, pada saat sudah diterima pembayaran maka biaya sudah diakui pada saat itu juga.
Untuk usaha-usaha tertentu masih lebih menggunakan cash basis ketimbang accrual basis, contoh : usaha relatif kecil seperti toko, warung, mall retail
dan praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang informal, panti pijat, dll.
2.1.8. Metode Akuntansi Penyusutan dan Aktiva tetap
PSAK Mendefinisikan Penyusutan sebagai alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang di estimasi. Penyusutan
untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ada beberapa metode akuntansi penyusutan yang dapat digunakan. Penelitian ini memfokuskan pada penggunaan metode penyusutan garis lurus
straight line methode, dan saldo menurun decreasing balanced method.
1 Metode garis Lurus
Metode ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata tanpa fluktuasi disepanjang masa penggunaannya, sehingga aktiva tetap
akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode Metode ini termasuk yang paling luas dipakai. Untuk penerapan “Matching Cost
Principle”, metode garis lurus dipergunakan untuk menyusutkan aktiva-aktiva
Universitas Sumatera Utara
yang fungsionalnya tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume produkjasa yang dihasilkan. Misalnya : bangunan, peralatan kantor.
Aktiva tetap dianggap akan memberikan kontribusi terbesar pada periode diawal- awal masa penggunaanya, dan akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang
semakin besar di periode berikutnya seiring dengan semakin berkurangnya umur ekonomis atas aktiva tersebut.
Metode ini sesuai jika dipergunakan untuk jenis aktiva tetap yang tingkat kehausannya tergantung dari volume produk yang dihasilkan, yaitu jenis aktiva
mesin produksi.
2.1.9. Metode Akuntansi Persediaan
Persediaan merupakan salah satu aktiva yang mempunyai nilai yang cukup besar. Persediaan juga akan mempengaruhi neraca maupun laporan laba
rugi, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Oleh karena itu persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan
mana yang dapat dibebankan sebagai biaya Harga Pokok Penjualan yang akan dilaporkan dalam laporan labarugi dan mana yang masih belum terjual yang akan
menjadi persediaan dalam neraca. Pemilihan metode akuntansi persediaan di Indonesia mengacu pada PSAK
14 IAI, 2004 yang menyatakan bahwa diberlakukannya tiga metode akuntansi persediaan yaitu First In First Out FIFO, rata-rata tertimbang Weighted
Average, dan Last In First Out LIFO. Namun UU Perpajakan Indonesia No.7
Universitas Sumatera Utara
tahun 1983 Jo UU No.10 tahun 1994 tentang pajak penghasilan hanya mengakui metode FIFO dan Weighted Average.
Salah satu alasan dipilihnya metode akuntansi persediaan oleh perusahaan adalah untuk memenuhi keinginan para investor yang berkaitan dengan market
value perusahaan, sehingga dalam memilih metode tersebut akan memberikan pada tingkat return yang diharapkan investor.
a Metode FIFO
Metode FIFO didasarkan pada asumsi barang dalam persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga yang
tertinggal dalam persediaan akhir adala yang dibeli atau diproduksi kemudian. FIFO dianggap sebagai suatu pendekatan yang logis dan realistis mengenai arus
biaya, yaitu dalam hal identifikasi biaya-biaya yang spesifik dianggap tidak praktis atau tidak mungkin dilaksanakan.
b. Metode Rata—Rata
Metode rata-rata tertimbang weighted average method didasarkan pada asumsi biaya setiap barang ditentukan berdassarkan biaya rata-rata
tertimbang dari barang serupa pada awal periode dan biaya barang serupa yang dibeli atau diproduksi selama periode. Pendekatan ini dapat dianggapn
pendekatan parallel dengan arus fisik barang, khususnya jika unit-unit persediaan yang identik ternyata campur baur
Universitas Sumatera Utara
c. Metode LIFO