Apabila dosis vitamin yang diberikan berlebihan, maka vitamin C yang berlebih ini akan diekskresikan melalui urin. Pada manusia sebagian vitamin C
akan diubah menjadi garam-garam oksalat, dan keluar bersama urin. Apabila kalsium oksalat yang terbentuk, maka akan terjadi pengendapan. Kelebihan
vitamin C juga dapat menaikkan kadar keasaman darah khususnya yang mendapat vitamin C dosis tinggi secara intravena. Pada keadaan tertentu, penurunan pH
darah tidak diharapkan. Dapat juga terjadi keasaman urin. Oleh karena itu, dilihat darii sudut gizi, pemasukan vitamin C itu harus disesuaikan dengan pemasukan
zat-zat gizi lainnya baik dalam jumlah maupun proporsinya agar kesehatan tubuh dapat terbina Prawirokusumo, 1991.
2.5 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT
Kromatografi cair kinerja tinggi KCKT merupakan sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi. Hal ini karena didukung oleh
kemajuan dalam teknologi kolom, sistem pompa tekanan tinggi, dan detektor yang sangat sensitif dan beragam. KCKT mampu menganalisa berbagai cuplikan secara
kualitatif maupun kuantitatif, baik dalam komponen tunggal maupun campuran Ditjen POM, 1995.
KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah
bidang antara lain; farmasi, lingkungan dan industri-industri makanan. Kegunaan umum KCKT adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa
organik, anorganik, maupun senyawa biologis, analisis ketidakmurnian impurities dan analisis senyawa-senyawa yang tidak mudah menguap
nonvolatil. KCKT paling sering digunakan untuk: menetapkan kadar senyawa-
Universitas Sumatera Utara
senyawa tertentu seperti asam-asam amino, asam-asam nukleat dan protein- protein dalam cairan fisiologis, menentukan kadar senyawa-senyawa aktif obat
dan lain-lain.
Menurut De Lux Putra 2007 kelebihan KCKT antara lain :
− Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran − Resolusinya baik
− Mudah melaksanakannya − Kecepatan analisis dan kepekaannya tinggi
− Dapat dihindari terjadinya dekomposisikerusakan bahan yang dianalisis − Dapat digunakan bermacam-macam detektor
− Kolom dapat digunakan kembali − Instrumennya memungkinan untuk bekerja secara automatis dan kuantitatif
− Waktu analisis umumnya singkat − Kromatografi cair preparatif memungkinkan dalam skala besar
− Ideal untuk molekul besar dan ion.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental. Tahap penelitian meliputi penyiapan bahan, perlakuan pemberian obat kepada hewan
percobaan, pengambilan darah, darah yang didapat divortex dan disentrifuge darah sehingga menjadi plasma. Selanjutnya menginjekkan plasma pada alat
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT. Parameter yang dilihat adalah luas
area dari plasma sehingga didapat besarnya kadar dari Natrium diklofenak. 3.1 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dan Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara Medan pada tanggal 1 Agustus 2010 sampai tanggal 30 Oktober 2010.
3.2 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit alat KCKT lengkap Shimadzu, degasser DGU 20 AS, syringe 100 µl , kolom C18
250 mm x 4,60 mm, detektor UV-Vis L-2420, wadah fase gerak, Sonifikator Branson 1510, pompa vakum Gast DOA - P604 – BN, neraca analitik mettler
Toledo, membran filter PTFE 0,5 µm dan 0,2, cellulose nitrat membran filter 0,45 µm, tabung reaksi, beker glass, vortex, sentrifuge, labu tentukur, pH meter,
gelas ukur, mat pipet, sarung tangan, animal box, spuit injeksi, pembuka mulut, oral sonde, pisau cukur, dan alat lain yang dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara