Alat-alat Bahan-bahan Pembuatan Fase Gerak Pencampuran Fase Gerak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental. Tahap penelitian meliputi penyiapan bahan, perlakuan pemberian obat kepada hewan percobaan, pengambilan darah, darah yang didapat divortex dan disentrifuge darah sehingga menjadi plasma. Selanjutnya menginjekkan plasma pada alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT. Parameter yang dilihat adalah luas area dari plasma sehingga didapat besarnya kadar dari Natrium diklofenak. 3.1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dan Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan pada tanggal 1 Agustus 2010 sampai tanggal 30 Oktober 2010.

3.2 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit alat KCKT lengkap Shimadzu, degasser DGU 20 AS, syringe 100 µl , kolom C18 250 mm x 4,60 mm, detektor UV-Vis L-2420, wadah fase gerak, Sonifikator Branson 1510, pompa vakum Gast DOA - P604 – BN, neraca analitik mettler Toledo, membran filter PTFE 0,5 µm dan 0,2, cellulose nitrat membran filter 0,45 µm, tabung reaksi, beker glass, vortex, sentrifuge, labu tentukur, pH meter, gelas ukur, mat pipet, sarung tangan, animal box, spuit injeksi, pembuka mulut, oral sonde, pisau cukur, dan alat lain yang dibutuhkan. Universitas Sumatera Utara

3.3 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah produksi E.Merck, kecuali dinyatakan lain seperti, Natrium Asetat, HCl, TCA 20, dan methanol, Natrium Diklofenak PPOMN, Vitamin C Scheduler, Heparin PT.Pratapa Nirmala, serta Aquabidestilata PT. Ikapharmindo Putramas 3.4 Hewan Percobaan Hewan yang digunakan adalah kelinci jantan dengan berat badan 1,5–2 kg, yang telah dikondisikan selama 1 minggu dan diberi makanan kangkung segar selama penelitian berlangsung. 3.5 Pembuatan Pereaksi 3.5.1 Pembuatan Larutan Vitamin C Ditimbang Vitamin C sebanyak 5000 mg kemudian di gerus dalam lumpang. Dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan dengan aquabides sedikit demi sedikit dan cukupkan hingga 100 ml.

3.5.2 Pembuatan Diklofenak Baku

Ditimbang sebanyak 50 mg kemudian digerus dalam lumpang. Dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan dengan aquabides sedikit demi sedikit dan cukupkan hingga 100 ml.

3.5.3 Pembuatan Larutan Induk Baku Natrium Diklofenak

Timbang seksama sejumlah 25,0 mg diklofenak BPFI, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dicukupkan dengan fase gerak hingga garis tanda. Dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 mcgml. Universitas Sumatera Utara

3.5.4 Pembuatan Buffer Asetat

Sebanyak 6,8 Natrium Asetat ditimbang pada neraca analitik, dimasukkan ke dalam labu 1000 ml lalu ditambahkan sedikit demi sedikit aquabides sampai natrium asetat terlarut sempurna. Lalu dimasukkan ke dalamnya HCl p dan disesuaikan pHnya sampai pH 4,2 dengan menggunakan alat pH meter. Lalu dicukupkan dengan aquabides sampai garis tanda Ditjen POM, 1995.

3.6 Pembuatan Fase Gerak

Fase gerak yang digunakan adalah campuran antara MeOH dan Buffer Asetat dengan perbandingan 85:15 Na Asetat 6,8 gl sesuaikan sampai pH 4,2 dengan HCl p.

3.7 Pencampuran Fase Gerak

Sebanyak 850 ml MeOH dimasukkan ke dalam botol KCKT Kromtografi Cair Kinerja Tinggi 1000 ml dicampur dengan buffer asetat 150 ml lalu disaring dengan menggunakan membran filter PTFE 0,5 µm dan diawaudarakan selama 20 menit. 3.8 Penyiapan Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Alat kromatografi yang telah dirangkai sedemikian rupa dihidupkan. Dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan kolom Agilent tipe TC-C18, Laju alir 1 mlmenit, detektor UV pad panjang gelombang 273 nm. Pompa yang digunakan mode aliran tetap dengan sistem elusi isokratik. Setelah alat KCKT dihidupkan, maka pompa dijalankan dan fase gerak dibiarkan mengalir selama 30 menit sampai diperoleh garis alas yang datar, menandakan sistem tersebut telah stabil. Universitas Sumatera Utara

3.9 Penentuan Perbandingan Fase Gerak dan Laju Alir Sistem KCKT