2.2 Parameter Farmakokinetika
Bio-availability Ketersediaan Hayati Bio-availability dari suatu sediaan obat adalah persentase obat yang secara
utuh mencapai sirkulasi umum untuk melakukan kerjanya. Selama proses absorpsi dapat terjadi kehilangan zat aktif akibat tidak dibebaskannya dari sediaan
pemberiannya. Atau pula karena penguraian didalam usus atau dindingnya dalam hati salama peredaran pertama disistem porta sebelum tiba diperedaran darah.
Karena Firs Fass Effect FPE ini, maka bio-availability obat menjadi rendah dari pada persentase yang sebenarnya diabsorpsi Tjay dan Rahardja, 2002.
Adapun parameter-parameter farmakokinetika : a.
T maksimum t
maks
yaitu waktu konsentrasi plasma mencapai puncak dapat disamakan dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai
konsentrasi obat maksimum setelah pemberian obat. Pada t
maks
absorpsi obat adalah terbesar, dan laju absorpsi obat sama dengan laju eliminasi
obat. Absorpsi masih berjalan setelah t
maks
tercapai, tetapi pada laju yang lebih lambat. Harga t
maks
menjadi lebih kecil berarti sedikit waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi plasma puncak bila laju absorpsi
obat menjadi lebih cepat Shargel, 2005. t
maks
= 303
, 2
Kel Ka
− log
Kel Ka
………………………………1 b.
Konsentrasi plasma puncak C
maks
menunjukkan konsentrasi obat maksimum dalam plasma setelah pemberian secara oral. Untuk beberapa
obat diperoleh suatu hubungan antara efek farmakologi suatu obat dan konsentrasi obat dalam plasma Shargel, 2005.
Universitas Sumatera Utara
C
maks
= Vd
dosis f .
e
-Kel.t mak
…..……………………….......2 c.
Menurut Holford 1998, Volume Distribusi Vd adalah volume yang didapatkan pada saat obat didistribusikan. Menghubungkan jumlah obat
dalam tubuh dengan konsentrasi obat C dalam darah atau plasma. Vd = Jumlah obat di dalam tubuh C ……………….….........3
d. AUC Area Under Curve adalah permukaan di bawah kurva grafik yang
menggambarkan naik turunnya kadar plasma sebagai fungsi dari waktu. AUC dapat dihitung secara matematis dan merupakan ukuran untuk
bioavailabilitas suatu obat. AUC dapat digunakan untuk membandingkan kadar masing-masing plasma obat bila penentuan kecepatan eliminasinya
tidak mengalami perubahan. Selain itu antara kadar plasma puncak dan bioavailabilitas terdapat hubungan langsung Waldon, 2008.
AUC
0- ∞
= AUC
0-t
+ AUC
t- ∞
……………………………....4 Dimana,
AUC
0-t
=
2
1 n
n
C C
+
−
t
n
- t
n-1
………………………………..5
dan AUC
t- ∞
=
el tn
K C
……………………………………......6 e.
MRT merupakan waktu keberadaan obat dalam tubuh MRT =
∞ −
∞ −
AUC AUMC
……………….…………………………7
Universitas Sumatera Utara
f. Tetapan Laju Eliminasi dan Waktu Paruh dalam Plasma
Waktu paruh dalam plasma adalah waktu dimana konsentrasi obat dalam darah plasma menurun hingga separuh dari nilai seharusnya. Pengukuran
t
½
memungkinkan perhitungan konstanta laju eliminasi dengan rumus : K
el
= 0,693 t
½
…………………………………..………….8 g.
Klirens Klirens suatu obat adalah faktor yang memprediksi laju eliminasi yang
berhubungan dengan konsentrasi obat : CL = Laju Eliminasi C ………………………….....………9
Klirens dapat dirumuskan berkenaan dengan darah CLb, plasma CLp atau bebas dalam urin CLu, bergantung pada konsentrasi yang diukur.
Eliminasi obat dari tubuh dapat meliputi proses-proses yang terjadi dalam ginjal, paru, hati dan organ lainnya. Dengan membagi laju terjadi pada
setiap organ dengan konsentrasi obat yang menuju pada organ menghasilkan klirens pada masing-masing obat tersebut. Kalau
digabungkan klirens-klirens yang terpisah sama dengan klirens sistemik total Katzung, 2001.
Klirens obat adalah suatu ukuran eliminasi obat dari tubuh tanpa mempermasalahkan mekanisme prosesnya. Umumnya, jaringan tubuh atau
organ dianggap sebagai suatu kompartemen cairan dengan volume terbatas volume distribusi dimana obat terlarut didalamnya Shargel, 2005.
Untuk beberapa obat rute pemakaian mempengaruhi kecepatan metabolismenya. Obat- obat yang diberikan secara oral diabsorbsi secara
normal dalam duodenal dari usus halus dan ditransport melalui pembuluh
Universitas Sumatera Utara
mesenterika menuju vena porta hepatik dan ke hati sebelum ke sirkulasi sistemik. Obat-obat yang dimetabolisme dalam jumlah besar oleh hati atau
sel-sel mukosa usus halus menunjukkan avaibilitas sistemik yang jelek jika diberikan secara oral. Metabolisme secara oral sebelum mencapai
sirkulasi umum disebut first pass effect atau eliminasi presistemik Shargel, 2005.
2.3 Natrium Diklofenak