BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan perbandingan fase gerak MeOH metanol dengn Buffer Asetat dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan penetapan kadar Natrium
Diklofenak dalam plasma pada panjang gelombang 273 nm. Setelah fase gerak didapatkan kemudian tentukan pula laju alir, waktu tambat dan tekanan kolom
yang optimal. Hasil orientasi menentukan perbandingan fase gerak terlampir pada
Lampiran 2 halaman 39 . Setelah diketahui semuanya kemudian dilakukan
penyuntikan larutan Natrium Diklofenak BPFI sebanyak kosentrasi 500 mcgml dalam plasma sebanyak 20µl ke dalam sistem Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
KCKT dengan perbandingan fase gerak MeOH : Buffer Asetat 85:15 dan laju alir yang tetap yaitu 1 mlmenit diperoleh waktu tambat 4,5 ml, seperti yang
tertera pada Gambar 4.
Gambar 4. Kromatogram hasil penyuntikan larutan Natrium Diklofenak BPFI dengan kosentrasi 500 mcgml dalam plasma, dengan fase
gerak MeOH : Buffer Asetat 85:15
Universitas Sumatera Utara
y = 150272.9909 x -7364825.7429 R² = 0.9742
5000000 10000000
15000000 20000000
25000000 30000000
35000000
50 100
150 200
250 300
Lu a
s A re
a
Konsentrasi mcgml
Kurva Kalibrasi na diklofenak
Selanjutnya dilakukan penentuan kurva baku Natrium Diklofenak dalam
plasma dengan hasil seperti yang tertera pada Tabel 1. Tabel 1 Penentuan kurva baku Natrium Diklofenak dalam plasma
Dari Tabel 1 selanjutnya digambarkan kurva baku Natrium Diklofenak seperti yang tertera pada Gambar 5.
Gambar 5 Kurva Baku Natrium Diklofenak dalam Plasma
Kadar Natrium Diklofenak dapat dihitung menggunakan persamaan berikut Y=150272,99 X – 7364825,74 yaitu mensubtitusikan Y dengan luas area
sampel hasil perhitungan diketahui harga X kadar sampel dapat dilihat pada
Lampiran 4 halaman 43. Kosentrasi
mcgml Luas Area
50 100
150 250
2421806 5167459
14372680 31228897
Universitas Sumatera Utara
y = 11271.6926 x + 195283.7714 R² = 0.9996
500000 1000000
1500000 2000000
2500000 3000000
3500000
50 100
150 200
250 300
Lu a
s A re
a
Konsentrasi mcgml
Kurva Kalibrasi Na Diklofenak + vit c
Kemudian dilakukan juga penentuan kurva baku Natrium diklofenak dengan pemberian vitamin C dosis 50 mgkg BB dalam plasma, seperti yang
tertera pada Tabel 2. Tabel 2 Penentuan Kurva Baku Natrium Diklofenak dengan Pemberian
Vitamin C Dosis 50 mgkg BB dalam plasma
Dari Tabel 2 selanjutnya digambarkan kurva baku Natrium Diklofenak ditambah Vitamin C seperti yang tertera pada Gambar 5.
Gambar 5. Kurva Baku Natrium Diklofenak ditambah Vitamin C dalam Plasma
Kadar Natrium Diklofenak dapat dihitung menggunakan persamaan berikut Y=11271,69 X + 195283,77 yaitu mensubtitusikan Y dengan luas area
sampel hasil perhitungan diketahui harga X kadar sampel dapat dilihat pada
Lampiran 4 halaman 44 .
Kosentrasi mcgml
Luas Area
50 100
150 250
775243 1294792
1894780 3015751
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan kromatogram dan kurva kalibrasi hasil penyuntikan Natrium Diklofenak BPFI dan Natrium Diklofenak BPFI dengan perlakuan vitamin C
diatas , selanjutnya dilakukan penyuntikan dari plasma 12 ekor kelinci jantan, dimana 6 ekor kelinci jantan dengan perlakuan Natrium diklofenak tanpa vitamin
C dan 6 ekor kelinci jantan lainnya dengan perlakuan Natrium diklofenak yang sebelumnya diberi vitamin C dosis 50 mgkg BB selama 7 hari berturut-turut.
Contoh hasil penyuntikan natrium diklofenak dalam plasma dapat dilihat pada
Lampiran 3 halaman 42.
Dari hasil penyuntikan didapatkan kadar rata-rata untuk perlakuan natrium diklofenak dalam plasma tanpa vitamin C dan perlakuan natrium diklofenak
dengan pemberian vitamin C dosis 50 mgkg BB selama 7 hari berturut-turut, maka dapat diketahui nilai kadar rata-rata ± SD standard deviasi seperti yang
terlihat pada Tabel 3. Data dan gambar kadar rata-rata dapat dilihat pada Lampiran 8 halaman 52, 53, 54 dan 55
.
Tabel 3 Nilai Kadar Rata-Rata ± Standar Deviasi Terhadap Waktu Natrium Diklofenak dalam plasma kelinci tanpa Vitamin C dan Natrium
Diklofenak setelah Pemberian Vitamin C 50 mgkg BB Selama 7 Hari Berturut-turut per Oral, masing-masing n = 6 ekor
Waktu T jam
Kadar Natrium Diklofenak dalam Plasma mcgml
Tanpa Vitamin C Dengan Vitamin C
0.25 66.51 ± 1.396
64.25 ± 1.406 0.5
70.90 ± 1.834 65. 26 ± 1.449
0.75 73.83 ± 1.332
66.47 ± 1.208 1.25
76.93 ± 1.972 67.83 ± 1.235
1.75 81.05 ± 2.992
69. 61 ± 1.407 2.25
85.17 ± 2.635 73.93 ± 0.992
3.25 72. 01 ± 0.606
69.70 ±1.095 4.25
67. 76 ± 1.104 66.66 ± 2.189
5.25 66.54 ± 0.915
64.74 ± 1.421
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 3 dapat digambarkan kadar rata-rata log C lawan waktu t
Natrium diklofenak dalam plasma kelinci tanpa vitamin C dan Natrium diklofenak setelah pemberian vitamin C dosis 50 mgkg BB selama 7 hari berturut-turut per
oral seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 9. Nilai Kadar Rata-Rata Terhadap Waktu Natrium Diklofenak dalam plasma kelinci tanpa Vitamin C dan Natrium
Diklofenak setelah Pemberian Vitamin C dosis 50 mgkg BB Selama 7 Hari Berturut-turut per Oral, masing-masing n = 6
ekor
Hasil yang ditunjukkan dari Tabel 3, selanjutnya digunakan untuk
menentukan nilai parameter farmakokinetika Natrium diklofenak dalam plasma tanpa vitamin C dan Natrium diklofenak setelah pemberian vitamin C dosis 50
mgkg BB selama 7 hari berturut-turut dengan menggunakan metode manual
dengan hasil seperti yang tersaji dalam Tabel 4. Data dan contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 56 dan 57serta Lampiran 10 halaman
58.
Universitas Sumatera Utara
Data hasil penelitian perlu dilakukan pengujian beda rata-rata. Dalam hal ini populasi yang dipakai dengan varians untuk dua populasi dengan varians yang
sama besarnya. Contoh perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 60.
Tabel 4 Nilai Rata-Rata ± Standar Deviasi Parameter Farmakokinetika Natrium Diklofenak dalam Plasma Kelinci tanpa Vitamin C dan
Natrium Diklofenak setelah Pemberian Vitamin C 50 mgkg BB Selama 7 Hari Berturut-turut per Oral, masing-masing n = 6 ekor
Parameter Perlakuan
Uji statistic Kesimpulan
Tanpa Vitamin C Dengan Vitamin C
NTUS NHUS
ka jam
-1
2,5207 ± 0,738 0,6788 ± 0,064
q
0,05,12
= ± 4.25 13,04
P 0,05 BM
T
½
a jam
0,3007 ± 0,108 1,03 ± 0,111
t
0,025,10
= ± 2.228 -11,579
p 0,05 BM
T max jam
1,7827 ± 0,531 3,945 ± 0,9597
t
0,025,10
= ± 2.228 -4,184
p 0,05 BM
C max mcgml
79,72 ± 5,892 68,3983 ± 3,7575
t
0,025,10
= ± 2.228 39,33
p 0,05 BM
Vd liter
27,5867 ± 4,442 26,32 ± 3,3630
t
0,025,10
= ± 2.228 0.5568
p 0,05 TBM
AUC
0- ∞
mcgml.jam
2078,3622 ± 203,131 1589,215 ± 712,9246
t
0,025,10
= ± 2.228 4,45
p 0,05 BM
AUMC
0- ∞
mcgml.jam
2
53752,0242 ± 11101,247 42393,9867± 7849,735
t
0,025,10
= ± 2.228 2,397
p 0,05 BM
MRT jam
25,6542 ±2,5624 23,5458 ± 2,162
t
0,025,10
= ± 2.228 0,4870
p 0,05 TBM
Kel jam
-1
0,0395±0,0036 0,0444 ± 0,0043
t
0,025,10
= ± 2.228 -0,00064
p 0,05 TBM
T
12
el jam
17,687 ± 1,811 15,72 ± 1,471
t
0,025,10
= ± 2.228 2,0653
p 0,05 TBM
Cl mljam
1,0753 ± 0,104 1,1672 ± 0,053
t
0,025,10
= ± 2.228 -1,9265
p 0,05 TBM
Keterangan : NTUS : Nilai Tabel Uji Statistik
NHUS : Nilai Hasil Uji Statistik BM
: Bermakna TBM : Tidak Bermakna
Dari Tabel 4 dapat dilihat adanya perbedaan dari kedua perlakuan pada
kelinci. Nilai laju absorbsi ka yang menurun pada kelinci jantan dimana yang diberikan natrium diklofenak tanpa vitamin C diperoleh ka 2,5207 ± 0,738 jam
-1
dan setelah pemberian vitamin C yaitu 0,6788 ± 0,064 jam
-1
, nilai t ½ absorbsi meningkat setelah pemberian vitamin C yakni 0,3007 ± 0,108 jam menjadi
1,0302 ± 0,111 jam dan nilai T maksimum juga meningkat setelah pemberian vitamin C dengan nilai 1,7827 ± 0,531
jam menjadi 3,945 ± 0,9597 jam.
Universitas Sumatera Utara
Demikian juga nilai C maksimum menurun setelah pemberian viamin C yaitu 72,92 ± 5,892 mcgml menjadi 68,3983 ± 3,7575 mcgml dan nilai AUC
0- ∞
juga menurun yaitu 2078,3622 ± 203,131 mcgml.jam menjadi
1
589,215 ± 712,9246 mcgml.jam dan nilai AUMC
0- ∞
juga menunjukkan penurunan yakni 53752,0242 ± 11101,247 mcgml.jam
2
pada perlakuan tanpa pemberian vitamin C menjadi 42393,9867± 7849,735 mcgml.jam
2
pada perlakuan dengan pemberian vitamin C. Parameter-parameter diatas setelah dilakukan uji statistika dengan perbedaan
antara dua rata-rata didapatkan perbedaan yang bermakna p 0,05, sehingga dapat dilaporkan bahwa pengaruh vitamin C 50 mgkg BB selama 7 hari berturut-
turut tersebut meningkatkan aktifitas metabolisme lintas pertama atau lebih dikenal dengan nama Efek Lintas Pertama First Pass Effect = FPE.
Untuk parameter seperti Kel yang ditunjukkan dengan peningkatannya setelah perlakuan pemberian vitamin C dengan nilai 0,0395±0,0036 jam
-1
menjadi 0,0444 ± 0,0043 jam
-1
. Demikian juga nilai MRT menunjukkan penurunan yaitu 25,6542 ±2,5624 jam pada perlakuan tanpa pemberian vitamin C dan setelah
pemberian vitamin C menurun menjadi 23,5458 ± 2,162 jam dan nilai T12 eliminasi juga menurun pada perlakuan tanpa vitamin C yaitu 17,687 ± 1,811 jam
menjadi 15,72 ± 1,471 jam setelah perlakuan pemberian vitamin C. Nilai Cl yang menunjukkan parameter yang membahas tentang pembersihan natrium diklofenak
dari dalam tubuh ditunjukkan dengan nilai yang meningkat yaitu untuk perlakuan tanpa vitamin C yaitu 1,0753 ± 0,104 mljam dan setelah pemberian vitamin C
menjadi 1,1672 ± 0,053 mljam. Parameter tersebut setelah di uji secara statistika menunjukkan nilai yang tidak bermakna p 0,05, sehingga dapat dinyatakan
bahwa perlakuan vitamin C pada fase eliminasi khususnya fase metabolisme
Universitas Sumatera Utara
natrium diklofenak dapat dikatakan bahwa vitamin C tersebut tidak ada pengaruhnya dalam peningkatan aktivitas enzim pemetabolisme di hepar tetapi
bila dilihat adanya perubahan-perubahan pada parameter tersebut maka dapat dinyatakan juga bahwa pengaruh vitamin C dalam peningkatan aktivitas
metabolisme masih kecil.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN