Kuat Lentur SIFAT MEKANIK GENTENG KOMPOSIT POLIMER .1 Kekuatan Tarik

atau tegangan yang diberikan pada spesimen tidak akan terdistribusi secara merata. Hal inilah yang menyebabkan turunnya kekuatan mekanik pada komposit.

4.2.2 Kuat Lentur

Kuat lentur merupakan kemampuan benda terhadap pembebanan maksimum persatuan luas. Data hasil pengujian dapat dihitung kekuatan lentur menggunakan Persamaan 2.16. Data selengkapnya disajikan dalam Tabel L.5 pada Lampiran B dan nilai kuat lentur rata-rata disajikan dalam Tabel 4.4 berikut ini. Tabel. 4.4 Nilai rata-rata kuat lentur Nomor Sampel Persentase Berat Polister : Aspal : PS : Pasir : Ijuk Rata-rata Kuat Lentur kgfcm 2 1 29 : 5: 1 : 65 : 0 75,96 2 29 : 5: 1 : 64 : 1 114,99 3 29 : 5: 1 : 63 : 2 153,53 4 29 : 5: 1 : 62 : 3 205,56 5 29 : 5: 1 : 61 : 4 230,46 6 29 : 5: 1 : 60 : 5 33,26 Dari hasil penelitian diperoleh kuat lentur yang paling tinggi pada sampel 5 dengan fraksi berat serat ijuk 4 yaitu sebesar 230,46 kgfcm 2 atau sama dengan 22,56 MPa dan nilai kuat lentur terendah diperoleh pada sampel 6, yaitu 33,26 kgfcm 2 Berdasarkan data dalam tabel 4.4 di atas, dapat digambarkan grafik hubungan kekuatan lentur dan variasi komposisi serat ijuk seperti dalam gambar 4.4 berikut ini. sama dengan 3,26 MPa. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Grafik hubungan antara kuat lentur dan komposisi pasir dan ijuk Berdasarkan grafik pada Gambar 4.4 di atas maka dapat dilihat bahwa pertambahan kekuatan lentur spesimen sangat dipengaruhi oleh komposisi material penyusun. Pada sampel 1 yang tidak diperkuat serat diperoleh hasil uji spesimen kuat lentur sebesar 75,96 kgfcm 2 Ikatan yang tidak sempurna antara matrik dan filler yang terjadi pada spesimen dengan komposisi 5 serat ijuk mengakibatkan terjadinya cacat. . Untuk sampel 2 sampai sampel 5 kekuatan cenderung meningkat, penambahan kekuatan ini seiring dengan bertambahnya jumlah serat ijuk yang digunakan. Ini artinya penempatan serat ijuk secara kontinu dan searah dapat menambah kekuatan lentur material komposit hingga 203,39. Namun beda halnya untuk sampel 6, sampel dengan fraksi berat serat ijuk sebesar 5 mengalami penurunan kekuatan bahkan kekuatannya lebih rendah dari sampel 1 tanpa serat, hal ini disebabkan oleh penggunaan serat dalam jumlah yang banyak mengakibatkan resin sebagai matriks tidak dapat mengikat serat yang masuk dengan sempurna, akibatnya serat akan terjebak dalam matriks tanpa memiliki ikatan yang kuat dengan matriksnya, beban atau tegangan yang diberikan pada spesimen tidak akan terdistribusi secara merata. Peningkatan volume serat dapat mengurangi deformability khususnya pada permukaan dari matriks sehingga menurunkan keuletannya. Selanjutnya, komposit akan memiliki kekuatan lentur yang rendah. 75,96 114,99 153,53 205,56 230,46 33,26 50 100 150 200 250 1 2 3 4 5 Ku at L e n tu r k gf c m 2 Persentase serat ijuk Universitas Sumatera Utara terbentuknya void dan suface crack pada spesimen yang nantinya menjadi awal retakan spesimen. Hal inilah yang menyebabkan spesimen tidak mampu menahan beban, sehingga kekuatan lenturnya jauh lebih rendah dibandingkan spesimen dengan komposisi 4 serat ijuk. Bentuk kegagalan spesimen uji lentur dalam penelitian ini adalah berupa kgagalan patah getas Kuat lentur tertinggi yang diperoleh dari penelitian ini adalah 230,46 atau sama dengan 22,56 MPa, nilai ini jauh lebih tinggi dibandingkan kuat lentur genteng komersil yang dijadikan rujukan yaitu sebesar 10 MPa, nilai kekuatan lentur dari hasil penelitian yang paling mendekati dengan kuat lentur genteng rujukan berada pada sampel 2 dengan komposisi serat 1 yaitu sebesar 114,9 kgfcm 2

4.2.3. Kuat Impak