Kuat Impak SIFAT MEKANIK GENTENG KOMPOSIT POLIMER .1 Kekuatan Tarik

terbentuknya void dan suface crack pada spesimen yang nantinya menjadi awal retakan spesimen. Hal inilah yang menyebabkan spesimen tidak mampu menahan beban, sehingga kekuatan lenturnya jauh lebih rendah dibandingkan spesimen dengan komposisi 4 serat ijuk. Bentuk kegagalan spesimen uji lentur dalam penelitian ini adalah berupa kgagalan patah getas Kuat lentur tertinggi yang diperoleh dari penelitian ini adalah 230,46 atau sama dengan 22,56 MPa, nilai ini jauh lebih tinggi dibandingkan kuat lentur genteng komersil yang dijadikan rujukan yaitu sebesar 10 MPa, nilai kekuatan lentur dari hasil penelitian yang paling mendekati dengan kuat lentur genteng rujukan berada pada sampel 2 dengan komposisi serat 1 yaitu sebesar 114,9 kgfcm 2

4.2.3. Kuat Impak

atau setara dengan 11,28 MPa. Hal ini membuktikan bahwa penambahan serat ijuk sebagai penguat pada pembuatan genteng komposit polimer dapat meningkatkan kekuatan lenturnya Kuat impak adalalah kekuatan bahan terhadap pempebanan dinamis, kegetasan suatu material dapat diukur dengan pengujian impak. Dari data hasil pengukuran, kekuatan impak genteng komposit polimer dapat dihitung menggunakan Persamaan 2.18. Data kuat impak selengkapnya dapat dilihat pada Tabel L.6 pada Lampiran B dan data kekuatan impak rata-rata dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Nilai ata-rata kuat impak Nomor Sampel Persentase Berat Polister : Aspal : PS : Pasir : Ijuk Rata-rata Kuat Impak Jcm 2 1 29 : 5: 1 : 65 : 0 0,22 2 29 : 5: 1 : 64 : 1 0,64 3 29 : 5: 1 : 63 : 2 1,40 4 29 : 5: 1 : 62 : 3 1,80 5 29 : 5: 1 : 61 : 4 1,80 6 29 : 5: 1 : 60 : 5 0,95 Universitas Sumatera Utara Data hasil pengujian dan perhitungan menunjukkan adanya kenaikan kekuatan setiap penambahan jumlah serat yang digunakan. Hasil pengujian kuat impak sampel 1 tanpa serat adalah 0,22 Jcm 2 Kekuatan tertinggi dihasilkan pada spesimen uji sampel 4 dan 5 yaitu sebesar 1,8 Jcm . Peningkatan kekuatan terjadi pada sampel 2 sampai 5, namun kekuatan kembali menurun pada sampel 6. 2 . dan yang teredah didapat dari spesimen uji sampel 1 tanpa serat sebesar 0,22 Jcm 2 Pada sampel 6 kekuatan impak menurun, hal ini dikarenakan penggunaan serat sebanyak 5 sedangkan komposisi matrik tetap sehingga serat mendominasi komposit, adanya kejenuhan dari matrik pada komposisi serat 5 mengakibatkan ikatan antara matrik dan serat melemah, kurangnya tingkat pembasahan matrik terhadap serat mengakibatkan banyak serat yang terlepas dari matrik debonding, sehingga kondisi fisik genteng yang dihasilkan pada komposisi ini rusak. . Gambar 4.5 Grafik Kuat impak terhadap komposisi serat ijuk Dari Gambar 4.5 menunjukkan adanya hubungan antara fraksi berat serat dengan kekuatan impak. Kekuatan impak bertambah sejalan dengan penambahan 0,22 0,64 1,4 1,8 1,8 0,95 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2 1 2 3 4 5 K u a t I mp a k Jcm 2 Persentase serat ijuk Universitas Sumatera Utara komposisi serat, hal ini sesuai dengan fungsi keberadaan serat sebagai penguat atau penahan beban. Dari temuan di atas membuktikan bahwa penambahan serat ijuk dalam campuran mampu memperbaiki sifat matrial yang sebelumnya getas brittel menjadi liat ductile

4.3 Titik Bakar dan Titik Nyala