2. Agregat Halus, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih halus dari
saringan No.8 2,36 mm. 3.
Bahan pengisi filler, adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75 lolos saringan No.30.
Agregat pasir adalah bahan batuan halus yang terdiri dari butiran sebesar 0,14 – 5 mm didapat  dari hasil disintegrasi batu alam natural sand atau dapat
juga pemecahannnya artificial sand, dari komposisi pembentukan tempat terjadinya pasir alam dapat dibedakan atas : pasir galian, pasir sungai, pasir laut
yaitu bukit-bukit pasir yang dibawa kepantai Pasir merupakan agregat halus yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran aspal beton. Agregat ini menempati kurang lebih 70 dari volume aspal, sehingga akan sangat berpengaruh terhadap kekuatannya
2.7 GENTENG
Genteng merupakan bagian utama dari suatu bangunan sebagai atap rumah. Fungsi utama genteng adalah menahan panas sinar matahari dan guyuran air
hujan. Jenis genteng bermacam-macam, ada genteng beton, genteng tanah liat, genteng keramik, genteng metal, seng, genteng aspal, genteng polimer dan
genteng kayu sirap. masing-masing genteng mempunyai keunggulan dan kelemahan seperti genteng tanah liat lempung selain murah, bahan ini tahan
segala cuaca, dan lebih ringan dibanding genteng beton, namun kelemahan genteng ini adalah mudah pecah. Kualitas genteng sangat ditentukan dari bahan
dan proses pembuatan, karena hal tersebut akan menentukan daya serap air dan sifat mekanik genteng.
2.7.1 Genteng Aspal
Genteng aspal terdiri dari campuran lembaran bitumen turunan aspal dan bahan kimia lain. Pada umumnya genteng jenis ini menggunakan serat sintetis berupa
serat kaca sebagai bahan penguat. Keunggulan genteng ini adalah sifatnya yang ringan, fleksibel, kuat, anti korosi, tidak getas dan lain sebagainya. Namun
kelemahan genteng aspal yang terbuat dari serat kaca adalah tidak mudah terurai
Universitas Sumatera Utara
secara alami. Ada dua model yang tersedia di pasar. Model pertama yaitu model datar yang bertumpu pada multipleks yang menempel pada rangka. Multipleks
dan rangka dikaitkan dengan bantuan sekrup. Untuk jenis kedua, model bergelombang, ia cukup disekrup pada balok gording.
Genteng Aspal  terdiri  dari  inti  berbentuk anyaman  yang dilapisi dengan beberapa lapisan  aspal jenuh seperti yang ditunjukkan pada Gambar  2.9.
Umumnya inti ini menggunakan fiber glass jenis anyaman namun ada juga yang menggunakan serat alam seperti kertas. Di lapisan bagian atas aspal dilapisi
dengan bubuk mineral berupa pasir atau disebut juga granul yang bertujuan untuk memantulkan sinar matahari dan melindungi aspal dan inti dari kerusakan akibat
sinar ultraviolet Mark Pierce, Extension Associate, 1998.
Gambar  2.9  Struktur gometri genteng aspal    Mark Pierce, Extension Associate, 1998
2.7.2 Genteng Polimer
Genteng berbasis polimer merupakan suatu alternatif pengganti genteng yang kita kenal selama ini, dibuat dengan mencampur polimer sebagai matriks dan pengisi
filler dari bahan alam maupun bahan sintetis. Genteng polimer dibuat secara partikel komposit dengan terlebih dahulu mengubah bentuk bahan pengisi
menjadi partikel, partikel ini kemudian dicampur dengan matrik polimer pada suhu titik leleh polimer tersebut.
Matrik yang digunakan adalah dapat berupa polietilen, polipropilen dan paduan polietilen-karet alam, sedangkan bahan pengisinya dapat berupa serat
sintetis atau serat alam seperti serat jerami, pasir dan serbuk gergaji. Mutu genteng polimer yang dihasilkan  bergantung pada bahan matriks, pengisi dan
Universitas Sumatera Utara
perbandingan komposisi antara matrik dan pengisi. Secara keseluruhan genteng komposit polimer mempunyai beberapa keunggulan seperti ringan, kuat,
ekonomis dan estetis serta menggunakan bahan alam yang berlimpah sebagai bahan pengisi
Roofing felt  konvensional terbuat dari serat organik diresapi aspal. Aspal bertindak sebagai  pengikat dan  sebagai penguat  dalam komponen  waterproofing
untuk  membangun atap.  Dalam beberapa tahun terakhir  serat  non-woven  telah membuat  terobosan  yang  signifikan  dalam membangun  atap.  Sebagian besar
penguat  yang digunakansbagai bahan penyusun atap  polimer  adalah  serat  kaca baik jenis non-woven  namun ada juga yang mnggunakan  jenis woven  dan serat
sintetis lainnya. Serat  ditempatkan dalam tubuh membran. Dalam beberapa kasus, jala  ringan  memperkuat  didirikan  untuk bertindak  sebagai pembawa  selama
pembuatan.  Beberapa  membran  dimodifikasi  aspal,  tertanam granul berupa butiran mineral di  permukaan atas  untuk  membuatnya tahan  retak.  Persyaratan
utama untuk serat penguat meliputi kekuatan tarik,  modulus elastis, tear trength, ketahanan tusuk, kekakuan lentur,
Genteng polimer modifikasi terbuat   dari dan ketahanan kelelahan yang tinggi.
campuran  bitumen  dan polimer karet  sintetis  atau  bahan plastik, bersama dengan pengisi dan  aditif khusus.
Karena  pada dasarnya  proses ini merupakan  pencampuran komponen, jumlah pengubah  dapat bervariasi  sesuai dengan karakteristik  yang diperlukan.  Dua
pengubah  bitumen  paling banyak digunakan  adalah    SBS styrene-bu  tadiene- stirena  dan APP  polypropylene  ataktik.  Komposisi    SBS  rata-rata yang
digunakan adalah 12-15  Umumnya,  penggunaan  SBS  menghasilkan genteng dengan fleksibelitas yang lebih rendah dan ketahanan suhu  yang lebih besar,
ketahanan  lelah  serta  titik  pelunakan  yang lebih tinggi.  Bahan polimer  lain yang sering digunakan sebagai bahan modifikasi adalah APP,  fungsi utamanya  adalah
untuk  meningkatkan  karakteristik genteng.  Produk  polimer yang dimodifikasi dengan  APP  memiliki  kekuatan yang  lebih tinggi  dan perpanjangan  yang lebih
rendah  dibandingkan  dengan jenis  pengubah  SBS.  Kuantitas kecil  filler
Universitas Sumatera Utara
memberikan kekakuan untuk senyawa tetapi penggunaan filler dalam jumlah yang besar dapat
2.8 SIFAT- SIFAT MATERIAL KOMPOSIT POLIMER