Dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwa penambahan serat ijuk dalam batas ukuran tertentu dapat memperbaiki sifat fisis genteng komposit polimer
yang dihasilkan, namun jika serat yang digunakan sudah melebihi batas maksimal maka komposit yang dihasilkan akan rusak.
Saat ini Badan Standarisasi Nasional Indonesia belum mengeluarkan persyaratan khusus untuk genteng polimer, dalam penelitian ini standar yang
digunakan mengacu pada spesifikasi sebuah genteng polimer komersil dari Ukraina Lampiran C. Nilai kerapatan genteng polimer acuan adalah sebesar
1500 kgm
3
atau sama dengan 1,5 grcm
3
sedangkan nilai kerapatan genteng polimer yang dihasilkan dalam penelitian ini berkisar antara 1786 kgm
3
sampai 1536,28 kgm
3
atau sama dengan 1,79 grcm
3
sampai 1,53 grcm
3
. Ini artinya kerapatan yang diperoleh dalam penelitian ini lebih besar dibandingkan nilai
kerapatan genteng rujukan. tetapi nilai ini masih mendekati dengan nilai kerapatan genteng tersebut, nilai kerapatan yang paling mendekati diperoleh pada sampel 6
dengan komposisi serat 5 yaitu 1536,28 kgm
3
. jika ditinjau dari massa genteng per meter, genteng yang dihasilkan dalam penelitian ini jauh lebih ringan
dibandingkan dengan massa genteng komersil, massa yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 9,1 kgm
2
sedangkan massa genteng komersil adalah 20 kgm
2
4.1.2 Daya Serap Air
Daya serap air merupakan parameter penting dalam perancangan sebuah genteng, genteng yang ideal adalah genteng dengan daya serap air yang minimum sesuai
dengan fungsi genteng yaitu melindungi bangunan dari guyuran hujan. Data hasil pengujian dihitung menggunakan Persamaan 2.12 dan diperoleh
daya serap air seperti dalam Tabel L.3 pada Lampiran B, data daya serap air rata- rata dapat dilihat dalam Tabel 4.2 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Nilai rata-rata daya serap air genteng komposit polimer
Nomor Sampel
Persentase Berat Polister : Aspal : PS : Pasir : Ijuk
Rata-rata Daya Serap Air
1 29 : 5: 1 : 65 : 0
0,45 2
29 : 5: 1 : 64 : 1 0,61
3 29 : 5: 1 : 63 : 2
0,73 4
29 : 5: 1 : 62 : 3 0,87
5 29 : 5: 1 : 61 : 4
0,87 6
29 : 5: 1 : 60 : 5 2,40
Berdasarkan data dalam tabel 4.2 di atas diperoleh daya serap air berkisar antara 0,45 sampai 2,40. Daya serap air terendah didapat pada sampel 1,
dimana pada sampel ini tidak ada serat yang digunakan sebagai penguat. Ketiadaan serat disini membuat ikatan matrik dan pasir menjadi homogen
sehingga cacat berupa void yang terbentuk relatif rendah dibandingkan dengan komposit yang mengunakan serat, hal ini sesuai dengan karakteristik matrik
poliester, aspal dan styrofoam yang bersifat kedap air
Gambar 4.2 Grafik nilai daya serap air genteng komposit polimer
0,45 0,61
0,73 0,87
0,87 2,4
0,5 1
1,5 2
2,5 3
1 2
3 4
6
D ay
a S e
rap ai
r
persentase serat ijuk
Universitas Sumatera Utara
Dari grafik pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa daya serap air meningkat seiring dengan bertabahnya serat.
Jika kita merujuk pada genteng polimer komersil, di mana daya serap airnya sebesar 0,6, Lampiran C maka genteng komposit polimer yang dibuat
dalam penelitian ini untuk sampel 1 sampai sampel 5 sudah mendekati nilai tersebut yaitu antara 0,45 sampai 0,87, nilai daya serap air yang paling
mendekati karakteristik genteng acuan diperoleh pada sampel 2 dengan komposisi serat 1 dengan daya serap air yaitu 0,61. Untuk sampel nomor 6
dimana daya serap airnya sebesar 2,40, nilai ini sangat jauh berbeda dengan spesifikasi genteng rujukan, hal ini disebabkan oleh penggunaan serat yang terlalu
banyak, lemahnya ikatan serat dan matrik dan ketidak homogenan campuran mengakibatkan terjadinya cacat pada komposit yang dihasilkan, selain permukaan
komposit yang tidak merata juga dapat menbentuk banyaknya pori di dalam material komposit, Pori-pori yang terjadi pada sampel dapat menjadi reservoir air
bebas didalam agregat. Dari hasil pengujian daya serap air maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan serat ijuk belum bisa dimanfaatkan secara optimal karena semakin banyak serat ijuk yang digunakan justru akan meningkatkan daya serap air
genteng yang dihasilkan.
4.2 SIFAT MEKANIK GENTENG KOMPOSIT POLIMER 4.2.1 Kekuatan Tarik