Profit Margin PM Break Even Point BEP Return on Investment ROI Pay Out Time POT

10.2.2 Biaya Variabel BV Variable Cost VC

Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada jumlah produksi, meliputi :  Biaya bahan baku proses dan utilitas  Biaya variabel tambahan, meliputi biaya perawatan dan penanganan lingkungan, pemasaran dan distribusi  Biaya variabel lainnya Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh biaya variabel variable cost adalah sebesar Rp 1.250.000.402.057,- Total Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp 114.451.197.773,- + Rp 1.250.000.402.057,- = Rp 1.364.451.599.530,-

10.3 Total Penjualan Total Sales

Penjualan yang diperoleh dari hasil penjualan produk xylitol adalah sebesar Rp 1.516.375.045.000,-. Maka laba penjualan adalah sebesar Rp 151.923.446.470,-

10.4 Perkiraan Rugi Laba Usaha

Dari hasil perhitungan pada Lampiran E diperoleh : 1. Laba sebelum pajak bruto = Rp 151.923.446.470,- 2. Pajak = Rp 38.185.306.530,- 3. Laba setelah pajak netto = Rp 113.738.139.900,-

10.5 Analisa Aspek Ekonomi

10.5.1 Profit Margin PM

Profit Margin adalah persentase perbandingan antara keuntungan sebelum pajak penghasilan PPh terhadap total penjualan. Universitas Sumatera Utara PM = penjualan Total pajak sebelum Laba × 100 PM = 100 045.000,- 1.516.375. Rp 6.470,- 151.923.44 Rp × = 10,02 Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 10,02 , maka pra rancangan pabrik ini memberikan keuntungan.

10.5.2 Break Even Point BEP

Break Even Point adalah keadaan kapasitas produksi pabrik pada saat hasil penjualan hanya dapat menutupi biaya produksi. Dalam keadaan ini pabrik tidak untung dan tidak rugi. BEP = Variabel Biaya Penjualan Total Tetap Biaya − × 100 BEP = - 402.057 1.250.000. Rp 045.000,- 1.516.375. Rp 197.773,- Rp114.451. − × 100 BEP = 42,97 Kapasitas produksi pada titik BEP = 42,97 × 10.000 tontahun = 4297 tontahun Nilai penjualan pada titik BEP = 42,97 × Rp 1.516.375.045.000,- = Rp 651.586.356.800,- Dari data feasibilities, Timmerhaus, 1991 :  BEP ≤ 50 , pabrik layak feasible  BEP ≥ 70 , pabrik kurang layak infeasible. Dari perhitungan diperoleh BEP = 42,49 , maka pra rancangan pabrik ini layak.

10.5.3 Return on Investment ROI

Universitas Sumatera Utara Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal tiap tahun dari penghasilan bersih. ROI = Investasi Modal Total pajak setelah Laba × 100 ROI = 5.697,- 678.316.05 Rp 9.900,- 113.738.13 Rp × 100 ROI = 16,77 Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah :  ROI ≤ 15 resiko pengembalian modal rendah.  15 ≤ ROI ≤ 45 resiko pengembalian modal rata-rata.  ROI ≥ 45 resiko pengembalian modal tinggi. Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 15,73 ; sehingga pabrik yang akan didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rata – rata.

10.5.4 Pay Out Time POT

Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu pengembalian modal dengan membandingkan besar total modal investasi dengan penghasilan bersih setiap tahun. Untuk itu, pabrik dianggap beroperasi pada kapasitas penuh setiap tahun. POT = tahun 1 0,1677 1 × POT = 5,96 tahun Dari hasil perhitungan, didapat bahwa seluruh modal investasi akan kembali setelah 5,96 tahun pabrik beroperasi. Universitas Sumatera Utara

10.5.5 Return on Network RON