budaya dan sekaligus sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan saling pengertian dan perdamaian. Pariwisata budaya sebagai proses, khususnya proses
pertukaran ide, juga memberikan sumbangan bagi tumbuhnya ide-ide kreatif. Hal ini mudah dipahami karena kreativitas biasanya tumbuh karena munculnya
pikiran-pikiran alternatif yang umumnya datang dari luar. Dalam arti kedua, pariwisata budaya dapat dipandang sebagai produk, yaitu atraksi-atraksi wisata
yang ditawarkan kepada wisatawan, khususnya jenis wisata yang memuat informasi atau mengandung pesan-pesan yang bersifat budaya. Seperti sudah
dikemukakan, atraksi-atraksi wisata ini dapat berupa peninggalan-peninggalan sejarah, pertunjukan kesenian, ritual keagamaan, pertunjukan keterampilan, dan
lain-lain, yang sedikit banyak telah dikemas untuk dapat dinikmati oleh wisatawan. Melalui kemasan tersebut diharapkan wisatawan dapat memperoleh
pengalaman kebudayaan dengan cara melihat sesuatu yang dirasa unik, berbeda, mengesankan, dan berbagai sensasi yang dibutuhkan untuk memperkaya
kebutuhan spiritualnya. Daya tarik inilah yang menyebabkan wisatawan bersedia untuk mengeluarkan biaya sebagai kompensasinya. Dalam pengertian inilah,
pariwisata memperoleh arti yang paling umum dipahami oleh masyarakat, yaitu sebagai suatu aktivitas yang diarahkan untuk mendapatkan keuntungan atau
meningkatkan pendapatan.
2.4 Antara Pariwisata Dan Kebudayaan .
Pada dasarnya manusia memiliki rasa ingin tahu yang sangat kuat, perasaan inilah yang menjadi salah satu faktor pendorong manusia untuk
melakukan perjalanan dengan berbagai motif wisata yang mendukungnya.Dalam
Universitas Sumatera Utara
kaitannya dengan kebudayaan adalah sebagai berikut. Perasaan ingin tahu yang di miliki seeorang tersebut yang menjadi faktor seseorang untuk melakukan
perjalanan adalah merupakan alat untuk mencapai emansipasi diri pada seseorang, emansipasi intelegensia dan jiwanya, karena merupakan suatu kebenaran juga
bahwasanya makin banyak seseorang mengadakan perjalanan makin bertambah pula pengetahuan dan pengalaman.Bukankah bertambahnya pengetahuan serta
pengalaman seseorang berarti pula bertambahnya kekayaan intelegensia dan jiwanya?Emansipasi pribadi seseorang sering juga di sebut budaya pribadi yang
dalam istilah asingnya ialah personal culture karena hal ini menyangkut watak dan sifat seseorang, makin tinggi nilai watak dan sifat seseorang , makin tinggi
pula emansipasi yang di capai olehnya. Sedangkan kebudayaan objektif objective culture ialah suatu kebudayaan yang dimiliki masayarakat pada suatu negara
yang merupakan manifestasi dan pengucapan karya dan kreasi yang spiritual dan artistik dari masyarakat tersebut yang menjadi sasaran utama perasaan ingin tahu
seseorang asing akan negeri tersebut.di mana perkembangan yang mulanya secara evolusioner dari gubuk yang primitif , alat musik bambu yang mulanya sangat
sederhana, gerak dan mimik yang mulanya paling sederhana menjadi konstruksi candi atau bangunan modern yang megah, konser instrumental yang indah
mengagumkan , seni tari yang bermutu tinggi dan mempesona. Dalam dunia kepariwisataan kedua macam kebudayaan tersebut bertemu sanagt
harmonisnya.Secara mudahnya, pertemuan ini dapat di jelaskan sebagai berikut:sang pengunjung atau sang wisatawan yang asing akan suatu tempat atau
negeri sebagai subjek menyaksikan dan mengagumi semua manifestasi kebudayaan rakyat yang di lihatnya dan di sajikan baginya sebagai objek atas
Universitas Sumatera Utara
kunjungannya ke tempat atau kenegri itu. Baginya timbullah pengalaman yang baru dan bertambahlah pengetahuan yang di milikinya selama ini, hal mana
berarti bahwa emansipasi pribadinya meningkat, sedangkan bagi yang merupakan objekmemetik pahala yang di lahirkan oleh perasaan kagum dan apresiasi dari
sang wisatawan yang di harapkan menjadi daya dorong untuk lebih dapat menciptakan hasil – hasil kerja yang lebih bernilai dan bermutu tinggi. Salah satu
faktor yang harus di perhatikan dalam hubungan antara pariwisata dan kebudayaan adalah nilai dan pemeliharaan kekayaan dan kebudayaan itu
sendiri.yang di maksud disni ialah benda – benda yang menjadi monumen dan warisan sejarah.Pembangunan industri modern dan pabrik – pabrik sering sekali
menagbaikan nilai estetis dan sejarah dari bangunan dan benda- benda bersejarah tersebut.Perencanaan pembangunan suatu kota atau daerah hendaknya jangan
melupakan nilai dan pemeliharaan kekayaan kebudayaan ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMOSIR
3.1 Letak geografis kabupaten samosir Kondisi Geografi
Kabupaten Samosir adalah salah satu kabupaten di Propinsi sumatera Utara dengan ibukota Pangururan. Kabupaten Samosir berada pada 2
o
24\ - 2 25\
LU dan 98
o
21\ - 99
o
05\ BT, Kabupaten Samosir memiliki luas daerah 2.069,05 km
2
, yang terdiri dari luas daratan 1.444,25 km
2
dan luas danau 624,80 km
2
. Kabupaten Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi, dengan
ketinggian antara 904 - 2.157 meter diatas permukaan laut, dengan topografi dan kontur tanah yang beraneka ragam, yaitu datar ,landai, miring dan terjal. Struktur
tanahnya labil dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik.Sesuai dengan letaknya yang berada digaris katulistiwa, Kabupaten Samosir tergolong
kepada daerah beriklim tropis basah dengan suhu berkisar antara 17
o
C - 29
o
C dan rata-rata kelembapan udara 85,04. Curah hujan tertinggi trjadi pada bulan
oktober dengan 3.521 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 21 hari. sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan februari yaitu sekitar 789 mm, dengan
jumlah hari hujan 20 hari. Kabupaten Samosir terdiri dari 9 kecamatan dengan penduduk sekitar
131,116 jiwa berdasarkan data tahun 2006, dengan jumlah Rumah tangga RT 27,215 RT, yang hidup dari pertanian, perikanan, Tradisional, perdagangan
ditambah dengan industri pariwisata dan industri rumah tangga.
Universitas Sumatera Utara