BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN
2.1 Pengertian Pariwisata
Pariwisata berasal dari bahasa sanskersta yang terdiri dari kata “Pari” dan “ Wisata” . Pari yang berarti banyak , lengkap, berputar, berkeliling, berulang –
ulang , sedangkan wisata artinya bepergian atau perjalanan.Pada awalnya pariwisata adalah mengadakan perjalanan , di sebut “ travel” atau “tourism”.Di
zaman Yunani kuno 600 SM- tahun200M melakukan perjalanan di kerjakan oleh para ahli pikir dan guru dari satu temapat ke tempat lain . Baru di
pertengahan abad yang lalu dengan adanya alat angkutan kereta api di eropa khususnya di Inggris mengadakan perjalanan mempunyai bentuk yang agak jelas
dengan lahirnya sejenis biro perjalanan oleh Thomas Cook , seperti kemudian apa yang kita namakan pariwisata. Sedangkan di Indonesia di mulai secara kecil –
kecilan oleh kegiatan KPM Koninklijke Paketvaart Maatschappij. Institute Of Tourism sekarang Tourism Society in Britain di tahun 1976 merumuskan : “
Pariwisata adalah kepergian orang –orang sementara dalam jangka waktu pendek ketempat – tempat tujuan di luar tempat tinggal dan bekerja sehari – harinya serta
kegiatan – kegiatan mereka selama berada di tempat – tempat tujuan tersebut ; ini mencakup keprgian untuk berbagai maksud , termasuk kunjungan seharian atau
darmawisata ekskursi. ” Robert McIntosh bersama Shashikant mencoba mengungkapkan bahwa
pariwisata adalah” gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam
Universitas Sumatera Utara
proses menarik dan melayani wisatawan- wisatawan ini serta para pengunjung lainnya.Dalam pengembangan selanjutnya pariwisata tetap merupakan istilah
yang di gunakan untuk perjalanan ke dalam negri maupun keluar negri. Secara hukum pengertian pariwisata telah di sahkan melalui undang – undang no 9 tahun
1990 yang isinya adalah “ segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta yang berhubungan
l;angsung dengan kegiatan di bidang tersebut.”
2.2 Bentuk Pariwisata