proses menarik dan melayani wisatawan- wisatawan ini serta para pengunjung lainnya.Dalam pengembangan selanjutnya pariwisata tetap merupakan istilah
yang di gunakan untuk perjalanan ke dalam negri maupun keluar negri. Secara hukum pengertian pariwisata telah di sahkan melalui undang – undang no 9 tahun
1990 yang isinya adalah “ segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta yang berhubungan
l;angsung dengan kegiatan di bidang tersebut.”
2.2 Bentuk Pariwisata
Bentuk – bentuk pariwisata ini dapat di bagi menurut kategori di bawah ini :
1. Menurut Asal Wisatawan
Pertama – tama perlu di ketahui apakah asal wisatawan ini dari dalam atau luar negri. Kalau asalnya adalah dalam negri sendiri yang berarti bahwa sang
wisatawan ini hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negrinya sendiri selama ia mengadakan perjalanan, maka ini di namakan
pariwisata domestik, sedangkan kalau ia datang dari luar negri di namakan pariwisata internasional.
2. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran
Kedatangan wiatawan dari luar negri adalah membawa mata uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi efek positif terhadap neraca
pembayaran luar negri suatu negara yang di kunjungi wisatawan ini di sebut pariwisata aktif.Sedangkan kepergian seorang warganegara ke luar negri
memberikan efek negatif terhadap neraca pembayaran luar negri negaranya. Ini di namakan pariwisata pasif.
Universitas Sumatera Utara
3. Menurut jangka waktu
Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara di perhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang
bersangkutan . Hal ini menimbulkan istilah – istilah pariwisata jangka pendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung kepada ketentuan –
ketentuan yang di berlakukan oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang di maksud.
4. Menurut jumlah wisatawan.
Perbedaan ini di perhitungkan atas jumlahnya wisatawan yang datang , apakah sang wisatawan datang sendiri atau dalam suatu rombongan . Maka
timbullah istilah – istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.
5. Menurut alat angkut yang di pergunakan
Dilihat dari segi penggunaan alat pengangkut yang di pergunakan oleh sang wisatawan , maka kategori ini dapat di bagi menjadi pariwisata udara,
pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil , tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara , kapal laut, kereta api atau mobil.
Dilihat dari kacamata biasa sehari – hari , kiranya pembagian kategori bentuk – bentuk pariwisata dengan istilah – istilah tersebut di atas , agaknya terlalu bersifat
teknis dan bertele – tele . Namun demikian , dari segi ekonomi , hal ini penting, sebab klasifikasi klasifikasi ini menentukan sistem statistik perpajakan dan
perhitungan pendapatan industri pariwisata ini.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Wisata budaya