2.3 Wisata budaya
Yang di maksud wisata budaya ialah suatu perjalanan yang di lakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan
mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau keluar negri untuk mempelajari keadaan masyarakat , kebiasaan dan adat istiadat mereka , cara hidup
mereka , budaya dan seni mereka. Sering perjalanan serupa ini di satukan dengan kesempatan – kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan – kegiatan budaya,
seperti eksposisi seni seni tari, seni drama, seni musik dan seni suara , atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya.Jenis wisata budaya ini adalah
jenis paling populer di negara kita selain wisata alam.Bukti – bukti telah menujukan bahwa jenis inilah yang paling utama bagi wisatawan luar negri yang
datang ke negri ini di mana mereka ingin mengetahui kebudayaan kita , kesenian kita dan segala sesuatu yang di hubungkan dengan adat istiadat dan kehidupan
seni budaya kita. Dalam tipe wisata budaya culture tourism orang tidak hanya sekedar mengunjungi suatu tempat untuk menyaksikan dan menikmati atraksi
pleasure tourism , akan tetapi lebih dari itu.Ia mungkin datang untuk mempelajari atau mengadakan penelitian tentang keadaan setempat .Seniman –
seniman sering mengadakan perjalanan wisata untuk memperkaya diri , menambah pengalaman dan mempertajam kemampuan penghayatannya. Pelukis –
pelukis sering menjelajahi daerah – daerah tertentu untuk mencari dan mengumpulkan objek lukisan.mereka itu semua mengadakan perjalanan
berdasarkan motif kebudayaan.Dalam wisata budaya itu juga termasuk kunjungan wisatawan keberbagai peristiwa khusus special events seperti upacara
keagamaan, penobatan raja, pemakaman tokoh tersohor, pertunjukan rombongan
Universitas Sumatera Utara
kesenian yang terkenal, dan sebagainya. Selain itu, tampaknya wisata budaya perlu dibedakan dengan pariwisata budaya. Jika wisata budaya adalah aktivitas
perjalanan temporal yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dari tempat di mana dia atau mereka tinggal ke suatu tempat lain dengan tujuan untuk
menyaksikan atau menikmati situs purbakala, tempat bersejarah, museum, upacara adat tradisional, upacara keagamaan, pertunjukan kesenian, festival, dan lain
sebagainya, maka pariwisata budaya mencakup bukan hanya perjalanan dan aktivitas menikmati saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan oleh pihak lain
yang terkait dengan para wisatawan tersebut. Termasuk di dalamnya berbagai upaya yang perlu dilakukan demi tetap berlangsungnya atraksi budaya sebagai
sumber daya yang bersifat unik, terbatas, dan tidak terbarukan. Adanya interaksi yang terjadi, baik antara manusia sebagai pengunjung,
dengan manusia dan obyek budaya yang dikunjungi, maka pembahasan tulisan ini tidak hanya terbatas pada wisata budaya tapi sudah mencakup pariwisata budaya.
Sementara manusia yang berinteraksi di sini dapat mencakup kalangan yang sangat luas, yaitu: manusia sebagai pengunjung; manusia yang dikunjungi yang
terkait erat bahkan merupakan bagian dari obyek budaya yang dikunjungi, baik tangible maupun intangible; termasuk juga manusia yang berperan sebagai
pendukung prasarana dan sarana pariwisata tersebut. Selain itu, dalam konteks pariwisata budaya, perlu disadari bahwa makna istilah ini dapat dipandang baik
sebagai proses maupun sebagai produk. Sebagai proses, pariwisata budaya merupakan aktivitas pertukaran informasi dan simbol-simbol budaya antara
wisatawan sebagai tamu dengan masyarakat yang didatangi sebagai tuan rumah. Dalam pengertian inilah, pariwisata memberikan sumbangan bagi dialog antar
Universitas Sumatera Utara
budaya dan sekaligus sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan saling pengertian dan perdamaian. Pariwisata budaya sebagai proses, khususnya proses
pertukaran ide, juga memberikan sumbangan bagi tumbuhnya ide-ide kreatif. Hal ini mudah dipahami karena kreativitas biasanya tumbuh karena munculnya
pikiran-pikiran alternatif yang umumnya datang dari luar. Dalam arti kedua, pariwisata budaya dapat dipandang sebagai produk, yaitu atraksi-atraksi wisata
yang ditawarkan kepada wisatawan, khususnya jenis wisata yang memuat informasi atau mengandung pesan-pesan yang bersifat budaya. Seperti sudah
dikemukakan, atraksi-atraksi wisata ini dapat berupa peninggalan-peninggalan sejarah, pertunjukan kesenian, ritual keagamaan, pertunjukan keterampilan, dan
lain-lain, yang sedikit banyak telah dikemas untuk dapat dinikmati oleh wisatawan. Melalui kemasan tersebut diharapkan wisatawan dapat memperoleh
pengalaman kebudayaan dengan cara melihat sesuatu yang dirasa unik, berbeda, mengesankan, dan berbagai sensasi yang dibutuhkan untuk memperkaya
kebutuhan spiritualnya. Daya tarik inilah yang menyebabkan wisatawan bersedia untuk mengeluarkan biaya sebagai kompensasinya. Dalam pengertian inilah,
pariwisata memperoleh arti yang paling umum dipahami oleh masyarakat, yaitu sebagai suatu aktivitas yang diarahkan untuk mendapatkan keuntungan atau
meningkatkan pendapatan.
2.4 Antara Pariwisata Dan Kebudayaan .