Peran Masyarakat dalam pengembangan pariwisata di kabupaten samosir

4.3 Peran Masyarakat dalam pengembangan pariwisata di kabupaten samosir

Berdasarkan studi yang pernah dilakukan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun 2003, diperoleh kesimpulan bahwa partisipasi masyarakat dalam pengembangan daerah tujuan wisata DTW di Indonesia masih rendah. Hal ini antara lain disebabkan karena tidak adanya ketentuan yang jelas dan rinci tentang pelibatan masyarakat dalam pengembangan DTW. Sejauh ini, kebijakan tentang peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata, termasuk pariwisata budaya, hanya berisi himbauan agar masyarakat diikutsertakan dalam upaya pengembangan tersebut tanpa adanya penjelasan persyaratan, tata cara, dan tahap-tahap pelaksanaannya. Selanjutnya, disebutkan juga bahwa hambatan dan keterbatasan utama yang dihadapi untuk mewujudkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan daerah tujuan wisata adalah tradisi politik dan budaya Indonesia yang kurang mendukung, kondisi perekonomian yang kurang baik, kurangnya keahlian di bidang kepariwisataan, kurangnya saling pengertian antara pihak-pihak yang terlibat, kualitas sumber daya manusia yang rendah, dan keterbatasan modal masyarakat. Adapun faktor-faktor yang turut mempengaruhi keberhasilan suatu program pelibatan masyarakat dalam pengembangan DTW adalah: dialog dengan umpan balik dari masyarakat; kejujuran dan keterbukaan; pelibatan dari awal; dan komitmen terhadap masyarakat. Dalam studi tersebut, dikemukakan juga bahwa pariwisata merupakan sektor yang paling menyentuh seluruh aspek masyarakat, baik dalam bidang bisnis, pelayanan pemerintah, lingkungan alam dan budaya, serta masyarakat Universitas Sumatera Utara lokal. Lebih jauh, hasil studi tersebut mendapati bahwa jika masyarakat lokal dilibatkan sejak awal dan diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya, maka mereka akan lebih bersemangat dalam mendukung upaya pengembangan pariwisata, dan pada akhirnya mereka akan dengan sukarela mendukung kegiatan- kegiatan yang terkait dengan pariwisata, seperti membagi informasi tentang pariwisata di daerahnya. Sebagai masukan, studi tersebut juga merincikan tahapan persiapan dan perencanaan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan peran serta dan motivasi keterlibatan masyarakat dalam pengembangan DTW, sehingga diperoleh kejelasan keterlibatan mereka, baik pada tahap pelaksanaan, pengambilan keputusan, maupun pemantauanpengendalian. Dengan demikian diharapkan akan muncul rasa memiliki dan tanggung jawab dalam diri masyarakat terhadap pengembangan pariwisata, termasuk pariwisata budaya di daerahnya.

4.4 Potensi pusuk buhit sebagai objek wisata budaya di kabupaten samosir.