BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Philosophy of Life orang Batak terlihat pada sistem kekerabatannya . Masyarakat
Batak menempatkan posisi seseorang secara pasti sejak lahir hingga mati dalam 3 posisi
yang disebut DALIHAN NATOLU, yang mencerminkan sistem demokrasi
kekerabatan orang Batak. Dalihan dapat diterjemahkan sebagai “tungku” dan”sahundulan” sebagai “posisi duduk”. Keduanya mengandung arti yang sama. Tiga
3 Posisi penting dalam system kekerabatan orang batak yaitu, yaitu : 1.
Hula-Hula atau Tondong, yaitu kelompok orang-orang yang posisinya “di
atas”, yaitu keluarga marga pihak istri sehingga di sebut Somba-Somba Marhula-hula yaitu harus hormat kepada keluarga pihak istri agar memperoleh
keselamatan dan kesejahteraan. 2.
Dongan Tubu, yaitu kelompok orang-orang yang posisinya “sejajar”, yaitu :
teman saudara semarga sehingga di sebut Manat Mardongan Tubu, artinya menjaga persaudaraan agar terhindar dari perseteruan.
3.
Boru, yaitu kelompok orang-orang yang posisinya “di bawah”, yaitu saudara
perempuan kita dan pihak marga suaminya, keluarga perempuan pihak ayah. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari disebut Elek Marboru artinya agar selalu
saling mengasihi supaya mendapat berkat. Setiap orang batak pasti memiliki dan berada di salah satu posisi itu. Jadi
Dalihan Natolu bukanlah kasta, ada saatnya menjadi Hula-Hula Tondong, ada saatnya menempati posisi dongan tubu dan ada saatnya menjadi Boru. Dengan Dalihan Natolu
orang batak tidak memandang posisi seseorang berdasarkan pangkat, harta atau status seseorang.
Universitas Sumatera Utara
Orang batak identik di sebut sebagai “Raja” sebutan ini diberikan oleh sebuah keturunan marga sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang yang “dirajakan” atau
dihormati. Raja adalah dalam filosofi batak adalah sebuah penghormatan. Putra –putri orang batak disebut sebagai “Anak ni Raja” dan “Boru ni Raja”. Anak ni raja yaitu
kharisma seorang raja yang di bawa oleh anaknya. Keluarga batak dari pihak perempuan yang disebut hula-hula sering di simbolkan sebagai “Raja” dan istri seorang
lelaki batak sering dikatakan “Boru ni Raja” atau “putri Raja”. Posisi “Tulang” saudara lelaki ibu adalah Raja bagi semua kemenakannya. Praktis konsep sebutan boru ni raja
dan anak niraja adalah sebuah kehormatan yang meliputi banyak aspek seperti kepatutan,moral, etika, sensitifitas, tradisi dan adat istidat yang saling tolong menolong
tanpa pamrih dan tranpa imbalan atau suka membantu. Konsep Raja memiliki makna yang sangat luas, memasuki teritori adat, darah
dan keseharian keluarga batak. Pertengkaran-pertengkaran dikalangan keluarga batak sering di sudahi dengan kalimat “raja do hita” atau terjemahannya adalah “ kita adalah
raja”. Artinya kita tidak akan merendahkan diri kita untuk mempertengkarkan hal itu, karena seorang raja tidak akan merendahkan martabatnya dengtan pertengkaran-
pertengkaran dan perkelahian. Inti dari konsep “boru raja” dalam filosofi batak mengajarkan setiap perempuan batak untuk memahami nilai-nilai kehormatan baik dari
cara bepakaian, cara berbicara, cara duduk, dan cara bergaul harus berprilaku seperti boru ni raja atau putri raja.
Masih banyak nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh suku batak yang unik baik dari adat istiadat, kesenian khas, seni musik seperti gondang, seni tari seperti tortor dll,
yang memiliki nilai jual yang tinggi dalam menarik minat para wisatawan baik domestik maupun wisatawan asing dan menjadi kan Parapat sebagai Daerah Tujuan
Wisata yang paling diminati.
Universitas Sumatera Utara
Pariwisata merupakan salah satu aspek yang mendukung devisa negara. Hal ini menunjukkan bahwa pariwisata sangat penting dalam mendukung kemapanan dan
kemajuan ekonomi masyarakat dan secara makro bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Kota Parapat yang memiliki keindahan alam Danau Toba. Daerah Pariwisata Parapat adalah bagian dari kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten
Simalungun. Sebagai Daerah Tujuan Wisata DTW Kota parapat telah memiliki fasilitas- fasilitas yang sangat mendukung seperti Travel, Hotel-hotel berbintang,
Penginapan melati, angkutan wisata, permainan air, agen jasa, Sovenir, Money change, Restoran.
Keberhasilan suatu daerah Tujuan Wisata bukan hanya di dukung oleh sarana dan prasarana yang lengkap tapi juga didukung oleh beberapa aspek seperti Budaya,
keramah tamahan dan segala aspek yang memungkinkan untuk mengundang minat pelancong untuk datang untuk kedua kalinya. Seperti Bali terkenal keseluruh dunia
bukan hanya terletak pada bentangan keindahan alamnya saja tapi sajian-sajian budaya khas setempat yang menjadi ciri khas Bali yang menjadi alasan utama para wisatawan
untuk berkunjung. Kota parapat yang mayoritas penduduknya adalah suku Batak Toba juga terdiri
dari sebagian kecil dari batak Simalungun, Jawa, Minang, Aceh, Karo dan Nias. Parapat adalah tanah leluhur Suku Batak Toba yang memyimpan ‘sejuta’ kekayaan budaya
yang memiliki nilai jual bila dimanfaatkan bagi kepentingan wisata. Industri pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai sebuah alternatif kegiatan
ekonomi yang dapat diandalkan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mendapatkan kondisi ideal maka industri pariwisata
dituntut untuk berkembang denagan baik dan menghasilkan produk yang dapat
Universitas Sumatera Utara
diunggulkan. Kondisi ideal tersebut dapat dicapai dengan kemauan politik pemerintah yang dapat memberi landasan hukum, serta kesadaran masyarakat untuk dapat
berinteraksi serta melibatkan diri sebagai bagian dari proses serta dalam menghasilkan produksi unggulan dalam seluruh kegiatan industri Pariwisata.
Damson dalam Marpaung, 2002. Sesuai perkembangan kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan yang
didapat dari tempat tujuan wisata. Dalam tumbuhan, perkembangan infra struktur dan fasilitas rekreasi, keduanya saling menguntungkan wisatawan dan warga setempat
sebaliknya kepariwisataan dikembangkan memalui penyediaan tempat tujuan wisata marpaung 2002:4.
Hal tesebut dilakukan melalui pemeliharaan kebudayaan sejarah dan taraf perkembangan ekonomi dan suatu tempat tujuan wisata yang masuk dalam pendapatan
untuk wisatawan akibatnya akan menjadikan pengalaman yang unik dari tempat wisata. Pada waktu yang sama ada nilai-nilai yang membawa serta dalam pengembangan
kepariwisataan. Sesuai dengan panduan maka perkembangan pariwisata dapat memperbesar keuntungan sambil memperkecil masalah-masalah yang ada
Marpaung, 2002:19. Danau Toba yang mengangkat nama harum Indonesia di mata Internasional,
belakangan disebut sebagai polemik dikalangan pelaku pariwisata sebab pemerintah telah menghukumnya “ keluar dari destinasi unggulanPariwisata nasional” DTW.
Penyebab dihapusnya Parapat sebagai DTW sedikit terkuak pada pertemuan yang di selenggarakan di hotel berbintang yang di selenggarakan oleh Persenibud
Simalungun, Drs Ngadap Rusia Sembiring atas nama Kadis Persenibud Simalungun, mengungkapkan “destinasi unggulan pariwisata Parapat Danau Toba dihapus karena
pelayanan pelaku pariwisata buruk httpnorth Sumatra-tourism.blogspot.com.
Universitas Sumatera Utara
Pengembangan Pariwisata Danau Toba Jalan di tempat tidak ada yang bertambah, malah semakin mundur, banyak fasilitas-fasilitas yang berkurang contohnya
saja fasilitas olah raga seperti lapangan golf yang telah tutup, beberapa hotel yang tutup. Dengan potensi yang alam yang luar biasa, seolah-olah Parapat di khususkan untuk
pengunjung domestik saja hal ini terbukti dari semakin sepinya Kota Parapat dari kunjungan wisatawan asing.
Sebagai pelaku wisata masyarakat parapat harus siap sebagai “pelayan” untuk melayani tamu-tamunya yang berkunjung ke daerah wisata Parapat. Tamu adalah Raja
dan Raja perlu dilayani, berdasarkan keterangan diatas Masyarakat Parapat adalah Anak Ni Raja dan Boru Ni Raja yang tentunya harus di hormati dan dilayani juga.
Dari fakta –fakta di atas penulis tertarik untuk meneliti bagaimana Nilai-nilai anak niraja dan boru ni raja yang di anut oleh orang batak yan tinggal di kawasan danau
toba dan sebagai palaku wisata dalam pengembangan daerah wisata.
1.2. Perumusan Masalah