Pengembangan Pariwisata Danau Toba Jalan di tempat tidak ada yang bertambah, malah semakin mundur, banyak fasilitas-fasilitas yang berkurang contohnya
saja fasilitas olah raga seperti lapangan golf yang telah tutup, beberapa hotel yang tutup. Dengan potensi yang alam yang luar biasa, seolah-olah Parapat di khususkan untuk
pengunjung domestik saja hal ini terbukti dari semakin sepinya Kota Parapat dari kunjungan wisatawan asing.
Sebagai pelaku wisata masyarakat parapat harus siap sebagai “pelayan” untuk melayani tamu-tamunya yang berkunjung ke daerah wisata Parapat. Tamu adalah Raja
dan Raja perlu dilayani, berdasarkan keterangan diatas Masyarakat Parapat adalah Anak Ni Raja dan Boru Ni Raja yang tentunya harus di hormati dan dilayani juga.
Dari fakta –fakta di atas penulis tertarik untuk meneliti bagaimana Nilai-nilai anak niraja dan boru ni raja yang di anut oleh orang batak yan tinggal di kawasan danau
toba dan sebagai palaku wisata dalam pengembangan daerah wisata.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka fokus masalah yang saya
ambil adalah:”Bagaimana Nilai Anak Ni raja Boru Ni Raja berperan dalam pengembangan Pariwisata”?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Nilai Anak Ni Raja Boru Ni Raja pada masyarakat Batak dalam pengembangan Pariwisata Parapat.
Universitas Sumatera Utara
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat memperluas cakrawala
pengetahuan bagi peneliti, akademis, instansi pemerintah dalam pengembangan pariwisata, dan pada masyarakat sebagai pelaku wisata.
2. Manfaat Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi atau
rujukan bagi peneliti yang tertarik terkait dengan pengembangan pariwisata.
1.4 Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan dimana kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian
Singarimbun, 1989:33. Konsep sangat diperlukan dalam penelitian agar dapat menjaga masalah atau menjadi pembatasan yang dapat mengaburkan penelitian.
Beberapa konsep yang dibatasi dengan pendefenisiannya secara operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. . Pariwisata adalah aktifitas bersantai atau aktifitas waktu luang. Perjalanan
wisata bukanlah suatu ‘kewajiban’, dan pada umumnya dilaksanakan pada saat seseorang bebas dari pekerjaan yang wajib dilakukan, yaitu pada saat mereka
cuti atau libur. Dalam perkembangan selanjutnya, berwisata dapat di identikkan dengan berlibur didaerah lain, atau memanfaatkan waktu luang dengan
melakukan perjalanan wisata, hal ini pada dewasa ini merupakan ciri dari masyarakat modern.Dilihat dari sisi wisatawan, pariwisata adalah aktifitas yang
dilakukan pada tempat dan waktu yang tidak normal tetapi ketidak normalan ini hanya bersifat sementara dan pelaku mempunyai keinginan yang pasti untuk
kembali kesituasi yang normal atau kehabitat asalnya.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan-hubungan pariwisata terjadi karena adanya pergerakan manusia. Pergerakan ini terkait dengan dimensi ruang dan waktu. Gerakan dan kunjungan yang
bersifat sementara mempunyai sifat yang berbeda dengan perpindahan penduduk. Pariwisata juga dapat diartikan seluruh kegiatan seseorang atau kelompok karena di
dorong oleh suatu atau beberapa keperluan untuk melakukan perjalanan dan persinggahan sementara lebih dari 24 jam diluar tempat tinggalnya, tanpa ada maksud
mencari nafkah di tempat tujuannya. Selanjutnya kegiatan prjalanan wisata tersebut menimbulkan adanya permintaan akan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan para
wisatawan yang dipenuhi oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat yang ada didaerah tujuan wisata yang didalam proses keseluruhan menimbulkan pengaruh
terhadap ekonomi, sosial, politik dan keamanan untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat setempat.
2. Daerah Tujuan Wisata adalah daerah yang memiliki elemen-elemen wisata
seperti transportasi, travel service, akomodasi, food service, atraksi budaya maupun rekreasi dan beberapa kelebihan dengan ciri khas dibandingkan daerah
lain yang dapat menarik minat pengunjung melakukan kegiatan wisata. 3.
Pengembangan adalah adanya proses pengubahan, pengembangan keadaan dari keadaan dari suatu hal yang bersifat materil maupun yang bersifat fenomena
nion materil keadaan yang lebih tinggi dan lebih baik dibandingkan dengan keadaan sebelumnya, disini yang akan dikembangkan adalah pariwisata parapet.
4. Pengembangan Pariwisata dapat diartikan dengan dilanjutkannya atau
ditingkatkannya dengan pengembangan dan mendayagunakan sumber dan potensi kepariwisataan nasional menjadi kegiatan ekonomi yang dapat
diandalkan untuk memperbesar penerimaan devisa, memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja terutama bagi masyarakat setempat,
Universitas Sumatera Utara
mendorong pembangunan daerah serta memperkenalkan alam, nilai dan budaya bangsa. Dalam pembangunan kepariwisataan tetap dijaga terpeliharanya
kepribadian bangsa dan kelestariann serta mutu lingkungan hidup. Pembangunan kepariwisataan dilakukan secara menyeluruh dan terpadu dengan sektor-sektor
pembangunan lainnya serta antara usaha-usaha kepariwisataan yang kecil, menengah dan besar agar dapat saling menunjang.
5. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu sub suku bangsa batak yang mendiami
suatu daerah induk yang meliputi daerah tepi Danau Toba, Pulau Samosir, dataran tinggi D.Toba, daerah Asahan, Silindung dan daerah pegunungan
Habinsaran. 6.
Anak Ni Raja adalah sebutan kepada putra keturunan marga batak 7.
Boru Ni Raja adalah sebutan kepada putri keturunan marga batak 8.
Nilai adalah suatu konsep yang disepakati masyarakat sebagai aturan, ukuran norma dalam interaksi kehidupan sehari-hari. Dalam hal nilai anak ni raja
sebagai landasan dalam masyarakat batak dalam berprilaku. 9.
Nilai-Nilai Anak Ni Raja Boru Ni Raja adalah Pada masyarakat batak Toba putra putri mereka disebut Anak Ni Raja dan Boru Ni Raja. Anak Ni Raja dan
Boru Ni Raja membawa kharisma seorang raja yaitu dihormati, suka menolong sesama, bekerja tanpa pamrih, menjadi panutan terhadap sesama. Cara berbicara,
berprilaku bertuturkata dan bahkan berpakaian dari Anak dan Boru raja adalah sopan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II KAJIAN PUSTAKA