Merek Sistem Bisnis Biaya Fees

membebankan kewajiban untuk melaksanakan bisnisnya sesuai dengan konsep dari franchisor 33 Menurut LPPM Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen , waralaba pertama kali diperkenalkan oleh LPPM sebgai padanan kata franchise. Waralaba berasal dari kata “ wara “ yang berarti lebih atau istimewa dan “ laba “ berarti untung. Jadi, waralaba berarti usaha yang memberikan keuntungan yang lebih atau istimewa – berbeda dengan sistem bisnis konvensional yang sudah ada . 34 AS melalui International Franchise Association IFA mendefenisikan franchise sebagai hubunga kontraktual antara franchisor dengan franchisee, dimana franchisor berkewajiban menjaga kepentingan secara kontiniu pada bidang usaha yang dijalankan oleh franchisee misalnya lewat pelatihan, di bawah merek dagang yang sama, format dan standar operasional atau control pemilik franchisor , dimana franchisee menanamkan investasi pada usaha tersebut dari sumber dananya sendiri . 35 Dalam setiap perjanjian Waralaba, sang Pewaralaba Franchisor – selaku pemilik dari Sistem Waralabanya memberikan lisensi kepada Terwaralaba Franchisee . Lebih lanjut menurut IFA, Franchise atau Waralaba pada hakekatnya memiliki 3 elemen berikut:

1. Merek

33 Ibid. hal 14 34 Ibid. hal 16 35 www.salamfranchise.com, diakses pada tanggal 30 Agustus 2010 Pukul 16.50 WIB. Universitas Sumatera Utara untuk dapat menggunakan Merek DagangJasa dan logo yang dimiliki oleh Pewaralaba.

2. Sistem Bisnis

Keberhasilan dari suatu organisasi Waralaba tergantung dari penerapan SistemMetode Bisnis yang sama antara Pewaralaba dan Terwaralaba. Sistem bisnis tersebut berupa pedoman yang mencakup standarisasi produk, metode untuk mempersiapkan atau mengolah produk atau makanan, atau metode jasa, standar rupa dari fasilitas bisnis, standar periklanan, sistem reservasi, sistem akuntansi, kontrol persediaan, dan kebijakan dagang, dll.

3. Biaya Fees

Dalam setiap format bisnis waralaba, sang pewaralaba baik secara langsung atau tidak langsung menarik pembayaran dari terwaralaba atas penggunaan merek dan atas partisipasi dalam sistem waralaba yang dijalankan. Biaya biasanya terdiri atas biaya awal, biaya royalti, biaya jasa, biaya lisensi dan atau biaya pemasaran bersama. Biaya lainnya juga dapat berupa biaya atas jasa yang diberikan kepada terwaralaba mis: biaya manajemen 36 36 Yudistiray.wordpress.com20100320semua-tentang-waralaba, diakses pada tanggal 20 September 2010 Pukul 16.32 WIB. . Menurut British Franchise Association, sebagai garansi lisensi kontraktual satu orang franchisor ke pihak lain franchisee dengan : Universitas Sumatera Utara 1. Mengijinkan atau meminta franchisee menjalankan usaha dalam periode tertentu pada bisnis yang menggunakan merek yang dimiliki oleh franchisor. 2. Mengharuskan franchisor untuk melatih control secara kontiniu selama periode perjanjian. 3. Mengharuskan franchisor untuk menyediakan asistensi terhadap franchisee pada subyek bisnis yang dijalankan di dalam hubungan terhadap organisasi usaha franchisee seperti training terhadap staf, merchandising, manajemen, atau yang lainnya. 4. Meminta kepada franchisee secara periodic selama masa kerja sama franchise untuk membayarkan sejumlah fee franchise atau royalty untuk produk atau servis yang disediakan oleh franchisor kepada franchisee. Defenisi waralaba juga diberikan oleh Institut Pendidikan dan Managemen yang antara lain mendefenisikan waralaba sebagai berikut. 1. Waralaba adalah suatu sistem pemasaran atau distribusi barang dan jasa, di mana sebuah perusahaan induk franchisor memberikan hak istimewa untuk melakukan suatu sistem usaha dengan cara, waktu , dan lokasi tertentu kepada individu atau perusahaan lain franchisee yang berskala kecil dan menengah. 2. Waralaba merupakan sebuah metode pendistribusian barang dan jasa kepada masyarakat konsumen, yang dijual kepada pihak lain yang Universitas Sumatera Utara berminat. Pemilik dari metode yang dijual ini disebut franchisor, sedangkan pembeli hak untuk menggunakan metode tersebut disebut franchisee. 3. Waralaba merupakan suatu hubungan berdasarkan kontrak antara franchisor dengan franchisee. Franchisor menawarkan dan berkewajiban menyediakan perhatian terus – menerus pada bisnis waralaba melalui penyediaan pengetahuan dan pelatihan. Franchisee beroperasi dengan menggunakan merek dagang, format, atau prosedur yang dipunyai serta dikendalikan oleh franchisor. Franchisee melakukan investasi dalam bisnis yang dimilikinya 37 Sejumlah pakar juga ikut memberikan defenisi terhadap franchise. . Campbell Black dalam bukunya Black`s Law Dict menjelaskan franchise sebagai sebuah lisensi merek dari pemilik yang mengijinkan orang lain menjual produk atau servis atas nama mereka 38 Franchising is a system of marketing and distribution whereby a small independent businessman the franchise is granted – in return for a fee-the right to market the goods and serviss of another the franchisor in accordance with the established standards and practice of the franchisor, and with its assistance. Waralaba sebagai sebuah sistem pemasaran dan distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil franchisee yang digaransi dengan membayar sejumlah fee, hak terhadap akses pasar oleh franchisor dengan standar operasi yang mapan di bawah assistensi franchisor . David J. Kaufmann memberi defenisi : 39 37 Adrian Sutedi, Op.cit Hal. 9 38 Ibid. hal 11 39 Ibid. hal 11 . Universitas Sumatera Utara Menurut Reitzel, Lyden, Roberts Severance, franchise didefenisikan sebagai sebuah kontrak atas barang yang intangible yang dimiliki oleh seseorang franchisor seperti merek yang diberikan kepada orang lain franchisee yang menggunakan barang merek tersebut pada usahanya sesuai dengan teritori yang disepakati 40 Menurut Dr. Martin mendelsonh, pakar waralaba asal Amerika Serikat, format bisnis franchise adalah modal izin dari satu orang franchisor kepada orang lain franchisee , yang member hak dan biasanya mempersyaratkan franchisee untuk mengadakan bisnis di bawah nama dagang franchisor, meliputi seluruh elemen yang dibutuhkan untuk membuat orang yg sebelumnya belum terlatih dalam berbisnis untuk mampu menjalankan bisnis yang dikembangkan dibangun oleh franchisor di bawah brand miliknya, dan setelah di-training untuk menjalankannya berdasarkan pada basis yang ditentukan sebelumnya dengan pendampingan yang berkelanjutan . 41 Pradmod Khera mendefenisikan waralaba sebagai metode distribusi di mana pemberi hak waralaba, yang telah menyempurnakan konsep bisnisnya, menerapkan transfer pengetahuan, dengan mekanisme tindak lanjut, kepada penerima hak waralaba yang ingin mendirikan bisnis kewirausahaan . 42 Dr. Aminuddin Ilmar SH., M,Hum. mendefenisikan franchise sebagai suatu bentuk usaha kerja sama yang digunakan, apabila suatu perusahaan nasional atau dalam negeri hendak memproduksi suatu barang yang telah mempunyai merek terkenal seperti Coca – cola, Pepsi – cola, Van Houten, Mc’Donalds, Kentucky Fried Chicken, dan sebagainya 43 Zaeni Asyhadie, mendefenisikan waralaba adalah suatu perikatan, yaitu perikatan yang lahir karena perjanjian antara dua pihak. Pihak pertama disebut dengan pemberi waralaba dan pihak kedua disebut dengan penerima waralaba . 44 40 Ibid hal 10 41 Lukman Hakim,Op.,cit hal.15 42 Ibid hal. 15 43 Aminuddin Ilmar, Op.,cit hal.61-62 44 Zaeni Asyhadie,Hukum Bisnis Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, Jakarta : PT. Raja Grafindo Perkasa ,2008 hal. 143 . Universitas Sumatera Utara Ridwan Khairandi, istilah franchise mengandung makna “ Seseorang memberikan kebebasan dari ikatan yang menghalangi orang untuk menggunakan atau membuat atau menjual sesuatu 45 J.Queen mengemukakan defenisi franchise sebagai berikut. Mem- franchise – kan adalah suatu metode perluasan pemasaran dan bisnis, artinya bisnis untuk memperluas pasar dan distribusi serta pelayanannya dengan membagi bersama standar pemasaran dan operasional. Pemegang franchise franchisee yang membeli suatu bisnis mendapatkan manfaat dari kesadaran pelanggan akan nama dagang, sistem yang teruji, dan pelayanan lain yang disediakan pemilik franchise franchisor . 46 Amir Karamoy . 47

C. Manfaat Franchise