Manfaat Franchise FRANCHISE SEBAGAI SALAH SATU BENTUK INVESTASI DI

Ridwan Khairandi, istilah franchise mengandung makna “ Seseorang memberikan kebebasan dari ikatan yang menghalangi orang untuk menggunakan atau membuat atau menjual sesuatu 45 J.Queen mengemukakan defenisi franchise sebagai berikut. Mem- franchise – kan adalah suatu metode perluasan pemasaran dan bisnis, artinya bisnis untuk memperluas pasar dan distribusi serta pelayanannya dengan membagi bersama standar pemasaran dan operasional. Pemegang franchise franchisee yang membeli suatu bisnis mendapatkan manfaat dari kesadaran pelanggan akan nama dagang, sistem yang teruji, dan pelayanan lain yang disediakan pemilik franchise franchisor . 46 Amir Karamoy . 47

C. Manfaat Franchise

menyatakan bahwa secara hukum waralaba berarti persetujuan legal atas pemberian hak atau keistimewaan untuk memasarkan suatu produkjasa dari pemilik pewaralaba kepada pihak lain terwaralaba , yang diatur dalam suatu aturan permainan tertentu. Menurut Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2007 Tentang Waralaba, yang dimaksud dengan waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha memasarkan barang dan jasa yang telah terbukti berhasil dan digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. Sebuah bisnis waralaba baru ataupun lama, terkadang tidak dapat dijadikan patokan mengenai keberhasilan dan pertumbuhannya. Bisa saja bisnis 45 Adrian Sutedi,Loc.,cit hal. 9 46 Ibid. hal. 10 47 Ibid. hal. 10 Universitas Sumatera Utara waralaba yang baru didirikan menjadi sangat prospektif dan memberikan keuntungan serta bisa berkembang dengan sangat baik di masa depan. Sebaliknya, bukan tidak mungkin bisnis waralaba yang telah lama berdiri ternyata memberikan hanya sedikit keuntungan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa faktor resiko memang berhubungan dengan berapa lama suatu bisnis waralaba telah berdiri. Untuk bisnis waralaba yang baru hadir, tentu resiko menjadi relatif lebih tinggi daripada waralaba yang telah lama hadir. Namun, dapat juga diperhatikan apakah bisnis waralaba yang baru hadir merupakan bagian dari sebuah grup yang terdiri dari beberapa bisnis waralaba lain yang telah sukses. Menurut Adrian Sutedi, bisnis waralaba memiliki beberapa keunggulan, yaitu : 1. Waralaba pada hakikatnya merupakan sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha dengan cepat. Dengan demikian, waralaba bukanlah sebuah alternatif, melainkan salah satu cara yang sama kuat dan sama strategisnya dengan cara konvensional dalam mengembangkan usaha. Contohnya, dalam membangun usaha baru yang semakin penuh dengan persaingan, seorang pengusaha harus mampu memilih bentuk dan strategi pemasaran yang tepat, misalnya dengan membuka sendiri jaringan pendistribusian pemasaran. Hal ini membutuhkan modal yang tidak sedikit, padahal tidak semua orang memiliki modal yg cukup untuk mengembangkan usaha. Namun,, dengan memilih bisnis waralaba, seorang pengusaha dapat memperluas jaringan Universitas Sumatera Utara usahanya dengan cepat. Dengan kata lain, waralaba merupakan bentuk pendistribusian barang atau jasa tertentu melalui suatu jaringan outlet yang pengelolaannya dilakukan oleh franchisee. Dengan demikian, franchisee dapat diuntungkan karena sistem ini dari reputasi, informasi teknis, dan keahlian dalam menjual ke konsumen dengan jelas telah teruji. Waralaba sebagai konsep pemasaran juga diungkapkan oleh John Naisbit dalam bukunya yang berjudul Megatrends. Naisbit menyatakan bahwa waralaba merupakan konsep pemasaran yang paling berhasil selama sejarah umat manusia. Oleh karena itu, tidak mengherankan bisnis waralaba banyak digunakan di berbagai negara untuk mendistribusikan barang atau jasa. Salah satu juru bicara International Franchise Association IFA mengatakan bahwa waralaba akan menjadi bentuk pengeceran yang dominan di kebanyakan negara – negara berkembang di seluruh dunia. 2. Bisnis waralaba juga akan menciptakan kemitraan yang saling menguntungkan. Waralaba digambarkan sebagai perpaduan bisnis “besar” dan “kecil”, yaitu perpaduan antara energi dan komitmen individual dengan sumber daya dan kekuatan sebuah perusahaan besar. Dengan kata lain, pengusaha yang memiliki modal terbatas bisa bergabung dengan sistem waralaba yang memberikan jaminan usaha. Dalam mengatur hasil usaha, kedua belah pihak melakukan perjanjian yang terikat oleh hukum sehingga dikemudian hari tidak menimbulkan permasalahan – Universitas Sumatera Utara permasalahan yang pelik dan tanpa ujung penyelesaian. Adanya kekuatan hukum secara tidak langsung juga memberikan jaminan kepada franchisor bahwa usaha waralaba yang dimilikinya benar – benar legal. Dari pihak franchisee,sistem waralaba juga melindungi dari monopoli. 3. Bisnis waralaba juga dapat memberikan kesempatan berusaha yang baru yang tentunya diikuti dengan penyediaan lapangan kerja baru dan peningkatan pendapatan.Selain itu, bisnis waralaba mampu mempercepat alih teknologi serta meningkatkan peluang berusaha bagi Usaha Kecil dan Menengah UKM . Dengan kata lain, bisnis waralaba selain mampu memperluas akses pasar secara efisien juga mampu menyinergikan perkembangan usaha besar dengan usaha kecil dan menengah melalui kemitraan yang saling menguntungkan dan transparan dengan tetap mempertahankan kepemilikan usaha masing – masing secara mandiri. 4. Bagi para pemula, bisnis waralaba merupakan pilihan untuk berwirausaha dan bereskpansi dengan resiko paling kecil. Resiko bisnis kegagalan waralaba jauh lebih kecil dibandingkan dengan konsep bisnis lain, seperti MLM Multi Level Marketing , distributor, direct sales penjualan langsung , dan berbagai konsep bisnis lain. Resiko kegagalan franchisee ialah 5 – 15, sedangkan pada bisnis biasa dapat mencapai lebih dari 65. Selain itu, para pengusaha yang telah menjalankan bisnisnya, dapat mengonversi usahanya menjadi waralaba untuk meningkatkan keuntungannya. Walaupun mendapat tambahan tuntutan untuk Universitas Sumatera Utara mempertinggi kualitas bisnis mereka, dampak yang didapat lebih dari sekedar membangun brand image produk dan jasa mereka. Dari uraian ini, seecara umum bisnis waralaba merupakan alternatif jalan keluar yang relatif aman bagi : 5. Orang – orang untuk terjun memiliki bisnis sendiri; 6. Perusahaan – perusahaan untuk melakukan ekspansi atau pembukaan cabang secara efektif tanpa memunculkan overhead yang tinggi dan kerumitan manajemen yang biasanya berkaitan dengan pendirian sebuah cabang; 7. Perusahaan untuk mengubah sistem cabang atau agensinya menjadi mesin pemasaran yang ramping dan tangguh 48 Seperti yang telah dikemukakan, sistem waralaba yang berkembang di Indonesia pada saat ini ialah waralaba produk dan merek dagang serta waralaba sistem format bisnis. Menurut Mandelson, ada beberapa keuntungan dan kerugian usaha waralaba format bisnis , yaitu sebagai berikut. . 1. Keuntungan usaha waralaba format bisnis : a. Franchisee tidak memerlukan pengetahuan dasar dan pengetahuan khusus. 48 Adrian Sutedi,Op.cit hal. 127 Universitas Sumatera Utara b. Franchisee mendapat insentif dengan memiliki bisnis sendiri sehingga mendapat keuntungan tambahan. c. Franchisee akan menerima apabila perlu bantuan sebagai berikut : 1. Penyeleksian tempat; 2. Mempersiapkan rencana untuk memperbaiki model outlet, termasuk rencana tata kota yang diperlukan atau persyaratan – persyaratan hukum yang diperlukan; 3. Mendapatkan dana untuk sebagian biaya akuisisi dari bisnis yang diwaralabakan; 4. Pelatihan staf franchisee; 5. Bantuan pembelian peralatan; 6. Membantu membuka bisnis dan menjalankannya dengan lancar. d. Franchisee mendapatkan keuntungan dari aktivitas iklan dan promosi franchisor pada tingkat nasional. e. Franchisee mendapat keuntungan dari daya beli yang besar dan kemampuan negosiasi yang dilakukan franchisor. Universitas Sumatera Utara f. Franchisee mendapatkan pengetahuan khusus serta pengalaman dari organisasi dan manajemen kantor pusat franchisor, walaupun ia tetap mandiri. g. Resiko bisnis franchisee berkurang sangat besar. h. Franchisee mengambil keuntungan dari program riset dan pengembangan franchisor yang terus – menerus dilakukan untuk memperbaiki sistem bisnis dan membuatnya tetap up to date dan kompetitif. i. Franchisor mengumpulkan informasi dan pengalaman yang tersedia sebanyak – banyaknya untuk dibagi kepada seluruh franchisee dalam sistemnya 49 2. Kerugian usaha waralaba format bisnis : . a. Tidak dapat dihindari bahwa hubungan antara franchisor dengan franchisee pasti melibatkan penekanan kontrol, artinya kontrol tersebut akan mengatur kualitas jasa dan produk yang akan diberikan kepada masyarakat melalui franchisee. b. Franchisee harus membayar franchisor untuk jasa – jasa yang didapatkannya untuk penggunaan sistem. c. Kesukaran dalam menilai kualitas franchisor. 49 Ibid. hal 130 Universitas Sumatera Utara d. Kontrak waralaba akan berisi beberapa pembatasan terhadap bisnis yang diwaralabakan. e. Franchisee mungkin menjadi terlalu tergantung terhadap franchisor. f. Kebijakan – kebijakan franchisor mungkin memengaruhi keuntungan franchisee. g. Franchisor mungkin membuat kesalahan dalam kebijakan – kebijakannya. h. Reputasi dan citra merek bisnis yang diwaralabakan mungkin menjadi turun citranya karena alasan – alasan di luar kontrak franchisor 50 Menurut Amir Karamoy, dalam bukunya Sukses Usaha Lewat Waralaba, ada tiga alasan bagi pemberi waralaba untuk mewaralabakan bisnisnya: . 1. Kekurangan modal untuk ekspansi usahapasar yang lebih luas; 2. Kekurangan personil untuk menjalankan usahanya; 3. Melakukan perluasan dan penetrasi pasar secara cepat 51 50 Ibid.hal.131 51 Gunawan Widjaja, Op.,cit hal. 17 ; Universitas Sumatera Utara Menurut Robert L. Purvin, Jr. dalam Franchise Fraud, menyatakan bahwa ada sekurangnya delapan alasan mengapa pengusaha memilih mewaralabakan usahanya. Alasan – alasan tersebut adalah : 1. Pengembanganperluasan usaha secara cepat; 2. Modal sepenuhnya berasal dari penerima waralaba; 3. Pemberi waralaba menerima persentase atas penghasilan penerima waralaba tanpa menanggung kerugian penerima waralaba; 4. Penerima waralaba membentuk sendiri manajemen operasional usahanya; 5. Penerima waralaba membayar seluruh biaya pelatihan yang diselenggarakan oleh pemberi waralaba. Ini berarti pemberi waralaba dapat memperoleh penghasilan lebih dari kegiatan pelatihannya tersebut; 6. Waralaba membentuk sistem-nya sendiri sebagai pencari laba; 7. Rasio keuangan ekuitas yang positif, karena tidak perlu mengeluarkan modal yang besar; 8. Pemberi waralaba memperoleh penghasilan dari hasil penjualan dan bukan keuntungan penerima waralaba 52 52 Ibid.hal 18 . Universitas Sumatera Utara Sedangkan bagi penerima waralaba, menurut Robert L. Purvin,Jr. , waralaba dipilih sebagai salah satu keuntungan karena waralaba dapat mengurangi: 1. Biaya tinggi untuk memulai suatu usaha; 2. Mengurangi resiko kegagalan dan kerugian 53 Selain itu, waralaba diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat atau keuntungan lainnya seperti : 1. Produk atau jasa yang sudah terkenal; 2. Merek dagang yang populer; ; 3. Pelatihan yang jelas dan terarah dari pemberi waralaba; 4. Bantuan pemasaran dan operasional; 5. Bantuan teknis dari pemberi waralaba; 6. Bantuan keuangan dalam bentuk kemudahan memperoleh pinjaman melalui sistem waralaba yang telah teruji 54 Menurut Mandelson, keuntungan bagi pemberi waralaba : . 1. Waralaba merupakan suatu organisasi sentral kecil yang secara ideal terdiri dari beberapa manajer yang berpengalaman luas dan 53 Ibid.hal 19 54 Ibid.hal 19 Universitas Sumatera Utara mengkhususkan pada berbagai macam aspek bisnis yang menjadi perhatian dan tulang punggung organisasi tersebut. Organisasi semacam ini dapat menghasilkan keuntungan yang memadai tanpa perlu terlibat dengan resiko modal yang tinggi maupun dengan masalah – masalah detail sehari – hari yang timbul dari pengelolaan dan manajemen outlet eceran yang kecil. Semua kegiatan administrasi dan pengelolaan jalannya bisnis dan atau produk yang diwaralabakan akan diselenggarakan sepenuhnya oleh penerima waralaba. Pemberi waralaba akan mempunyai banyak waktu untuk memikirkan kebijakan policy untuk mengembangkan bisnis yang diwaralabakan tersebut. 2. Tidak ada kebutuhan untuk menyuntikkan sejumlah besar modal untuk meningkatkan kecepatan pertumbuhan yang besar. Masing – masing outlet yang terbuka memanfaatkan sendiri sumber daya financial yang disediakan oleh setiap penerima waralaba. Dana yang ada pada penerima waralaba dapat dipergunakan untuk mengembangkan bisnis dan produk yang diwaralabakan. 3. Organisasi pemberi waralaba mempunyai kemampuan untuk memperluas jaringan secara lebih cepat pada tingkat nasional dan tentunya pun internasional dengan menggunakan modal yang resikonya seminimal mungkin. 4. Pemberi waralaba akan lebih mudah untuk melakukan eksploitasi wilayah yang belum masuk dalam lingkungan organisasinya. Universitas Sumatera Utara 5. Pemberi waralaba hanya akan mempunyai permasalahan staf yang lebih sedikit karena ia tidak terlibat dalam masalah staf pada masing – masing pemilik outlet. Setiap karyawan pada outlet bisnis penerima waralaba menjadi tanggung jawab penerima waralaba sepenuhnya. 6. Penerima waralaba akan mengkonsentrasikan diri secara lebih optimum pada bisnis yang diwaralabakan tersebut, oleh karena mereka adalah pemilik bisnis itu sendiri. Penerima waralaba yang berpikiran tajam, bermotivasi kuat, dan tajam pengamatannya dalam meminimalkan biaya serta memaksimalkan penjualan; memiliki nilah lebih yang jauh lebih banyak daripada yang harus dan dapat diselesaikan oleh seorang manajer yang harus dibayar oleh pemberi waralaba. 7. Pemberi waralaba cenderung tidak memiliki aset outlet dagang sendiri. Tanggung jawab bagi aset tersebut diserahkan pada penerima waralaba yang memilikinya. 8. Seorang pemberi waralaba yang melibatkan bisnisnya dalam kegiatan manufakturpedagang besar bisa mendapatkan distribusi yang lebih luas dan kepastian bahwa ia mempunyai outlet untuk produknya. 9. Tipe – tipe skema waralaba tertentu mampu menangani penerima waralaba secara nasional. Pemberi waralaba, dalam skala yang besaar lebih dapat bernegosiasi dengan pihak – pihak yang menaruh perhatian dan mempunyai sejumlah pabrik, kantor, gudang, depot, atau tempat – tempat lain di seluruh negeri, dan mengatur masing – masing waralaba lokal Universitas Sumatera Utara untuk menangani pekerjaan yang muncul di perusahaan – perusahaan di wilayah waralabanya. Hal ini akan mengefisienkan waktu para penerima waralaba. Disamping itu, tidak semua penerima waralaba memiliki kemampuan atau kapasitas untuk bernegosiasi atau pengaturan jasa mengenai hal ini. Dengan pengkoordinasian keseluruhan kegiatan di bawah satu pemberi waralaba, masing – masing penerima waralaba dapat terjamin bahwa kelompok tersebut secara keseluruhan dapat menguasai bisnis dan perusahaan nasional yang besar tanpa perlu menimbulkan pertentangan atau benturan kepentingan conflict of interest di antara sesame penerima waralaba 55 Sedangkan keuntungan yang diperoleh dari pelaksanaan waralaba yang diperoleh oleh penerima waralaba, menurut Martin Mandelson yaitu sebagai berikut : . 1. Penerima waralaba dapat mengatasi kurangnya pengetahuan dasar dan pengetahuan khusus yang dimiliki melalui program pelatihan yang terstruktur dari Pemberi Waralaba. 2. Penerima Waralaba mendapatkan insentif dengan memiliki bisnis sendiri yang memiliki keuntungan tambahan dan bantuan terus – menerus dari Pemberi Waralaba. Penerima Waralaba adalah pengusaha independen yang beroperasi di dalam kerangka perjanjian Waralaba. Dia memiliki peluang melalui kerja keras serta usahanya untuk memaksimalkan 55 Ibid. hal 26 Universitas Sumatera Utara penghasilan dari bisnis dan nilai investasinya. Di seluruh jejaring waralaba, ada tiga tingkat dasar kinerja, meskipun pada dasarnya seluruh penerima waralaba mendapatkan bahan mentah yang sama. Ada penerbang – penerbang yang dapat terbang tinggi dengan sangat baik, yang mempunyai sikap dan ancangan yang tepat, serta ketrampilan wirausaha yang memungkinkan mereka memanfaatkan peluang sebesar – besarnya. Kemudian ada pelaksana yang rata – rata, yang menjalankan sistem dan pada dasarnya mencapai tingkat kinerja yang telah ditentukan sebelumnya. Sikap dan pendekatan mereka memang bagus, tetapi mereka kurang berbakat sebagaimana para penerbang tinggi. Mereka akan mendapatkan penghasilan yang layak sesuai dengan harapan mereka. Terakhir, adalah orang – orang yang bergabung dengan waralaba dengan maksud sangat baik, namun mereka berkurang keinginan atau kemampuannya, atau telah berubah fikirannya dan ingin keluar dari waralaba. Mereka yang disebut terakhir ini jelas – jelas telah membuat kesalahan pertama dengan menjadi pengusaha mandiri, dan barangkali mereka telah menipu diri sendiri dengan mempercayai bahwa pemberi waralaba mereka akan menghilangkan resiko bagi mereka. Jadi penerima waralaba harus dapat mengenali mereka sendiri agar tidak terjebak dalam bisnis waralaba, yang mungkin saja akan merugikan merkea dan bisnis waralaba itu sendiri. 3. Di dalam banyak kasus, penerima waralaba mendapat keuntungan dari kegiatan operasional di bawha nama yang telah mapan dalam pandangan dan pikiran masyarakat. Dalam hal ini seorang penerima waralaba harus Universitas Sumatera Utara dapat menetapkan dengan baik sikapnya. Memang secara prinsip dikatakan bahwa bisnis waralaba adalaha bisnis yang memerlukan pengujian yang ketat sebelum pada akhirnya ia berhasil, namun tidak juga dapat dipungkiri bahwa waralaba yang lebih baru pada tahap – tahap awal bisa menjadi proposisi yang bagus, tentunya dengan resiko – resiko yang lebih besar. 4. Penerima waralaba biasanya akan membutuhkan modal yang lebih kecil disbanding bila ia mencoba untuk menjalanka bisnis secara mandiri. Hal ini dimungkinkan oleh karena pemberi waralaba, melalui operasi percobaannya, telah menghapuskan biaya – biaya yang tidak perlu. Namun ini bukanlah jaminan, mungkin saja dapat terjadi bahwa seorang penerima waralaba akan menemukan bahwa dia harus menginvestasikan lebih banyak dari yang harus dia keluarkan seandainya dia berusaha secara mandiri. 5. Penerima waralaba mendapat keuntungan dan aktifitas iklan dari promosi pemberi waralaba pada tingkat nasional dan atau internasional. 6. Penerima Waralaba akan menerima bantuan – bantuan berikut ini : a. Penyeleksian tempat. b. Mempersiapkan rencana untuk memperbaiki model outlet, termasuk rencana tata kota yang diperlukan atau persyaratan – persyaratan hukum yang diperlukan. Universitas Sumatera Utara c. Mendapatkan dana untuk sebagian biaya akuisisi dari bisnis yang diwaralabakan. d. Pelatihan staf franchisee. e. Pembelian peralatan. f. Membantu membuka bisnis dan menjalankannya dengan lancar. g. Seleksi dan pembelian suku cadang. 7. Penerima waralaba mendapatkan keuntungan dan daya beli yang besar dari kemampuan negosiasi yang dilakukan pemberi waralaba atas nama seluruh penerima waralaba dalam jejaringnya. 8. Penerima waralaba mendapatkan pengetahuan khusus dan ber-skill tinggi serta pengalaman, organisasi dan manajemen kanto pusat pemberi waralaba, walaupun dia tetap mandiri dalam bisnis-nya sendiri. 9. Resiko bisnis penerima waralaba berkurang sangat besar. Ini tidak berarti penerima waralaba tidak akan menghadapi resiko bisnis karena dia berada di bawah paying pemberi waralaba. Semua pelaku bisnis melibatkan resiko dan bisnis yang diwaralabakan bukan merupakan suatu pengecualian. Untuk menjadi sukses penerima waralaba tetap harus bekerja keras, bahkan barangkali dapat lebih keras dari yang pernah dilakukan sebelumnya. Waralaba tidak akan dan tidak pernah menjanjikan imbalan besar untuk usaha yang kecil. Cetak biru untuk Universitas Sumatera Utara menjalankan bisnis dengan berhasil dan menguntungkan jarang bisa menjadi cetak biru untuk menjalankan bisnis dengan berhasil tanpa kerja atau usaha. 10. Penerima waralaba mendapatkan jasa – jasa dan para staf lapangan pemberi waralaba yang berada di sana untuk membantunya mengatasi masalah – masalah yang mungkin timbul dari waktu ke waktu dalam pengelolaan bisnis. 11. Penerima waralaba mendapatkan keuntungan dari penggunaan paten, merek dagang, hak cipta, rahasia dagang, serta proses, formula, dan resep rahasia milik pemberi waralaba. 12. Penerima waralaba mengambil keuntungan dari program riset dan pengembangan yang dilakukan oleh pemberi waralaba secara terus menerus, yang dilakukan untuk memperbaiki bisnis dan membuatnya tetap up to date dan kompetitif. 13. Pemberi waralaba mengumpulkan banyak informasi dan pengalaman yang tersedia sebanyak – banyaknya untuk dibagi kepada seluruh penerima waralaba dalam sistemnya. Hal ini tentu saja juga didukung oleh seluruh penerima waralaba, yang juga memberikan kontribusi dari pengetahuan dan pengalamannya yang diperoleh selama menjalankan kegiatan waralaba, yang tersedia bagi seluruh penerima waralaba dalam jejarin pemberi waralaba. Universitas Sumatera Utara 14. Kadang – kadang terdapat jaminan territorial untuk memastikan bahwa tidak ada penerima waralaba lain di dalam wilayah bisnis penerima waralaba. Meskipun demikian, jaminan seperti itu tidak ditemukan di semua kontrak, karena jaminan seperti itu akan menimbulkan masalah – masalah pada hukum kompetisi anti – trust . 15. Dengan dukungan yang diberikan bank – bank kepada sistem waralaba pemberi waralaba, penerima waralaba akan sangat mungkin mendapatkan akses ke sumber – sumber pinjaman dan syarat – syarat pinjaman yang tersedia baginya 56 Menurut Darmawan Budi Suseno, keunggulan bagi pewaralaba dan bagi terwaralaba adalah sebagai berikut : . a. Bagi Pewaralaba franchisor 1. Metode Perluasan Pasar. Suatu wilayah pasar atau suatu pasar yang baru mudah dikembangkan, karena nama dan citra pewaralaba dapat meluas dengan cepat melalui unit – unit usaha waralaba. 2. Alternatif Sumber Dana. Modal untuk memperluas usaha lebih kecil karena sebagian besar biaya untuk mendirikan unit usaha baru dipikul oleh pemegang waralaba. 56 Ibid. hal 32 Universitas Sumatera Utara 3. Tingkat laba lebih tinggi yang diperoleh dari up – front fee dan royalty peralatan dan suplai bahan baku, konsultasi, dan sebagainya. 4. Tingkat kegagalan rendah 0,10 57 b. Bagi Terwaralaba franchisee . 1. Memulai suatu bisnis dengan kepercayaan diri yang tinggi, karena didukung oleh pewaralaba, perusahaan yang memiliki nama uang dikenal. 2. Menjalankan bisnis secara efisien, karena memiliki sistem bisnis yang sudah mapan. 3. Akses pasar dan perbankan Lembaga Pembiayaan terbuka. 4. Tingkat kegagalan rendah 58 Selain pendapat di atas, ada juga pendapat lain mengenai manfaat franchise bagi franchisor maupun franchisee, seperti berikut : a. Manfaat bagi franchisor 1. Sebuah jaringan menawarkan keunggulan berupa keseragamanhomogenitas, daya beli, daya advertising. . 57 Darmawan Budi Suseno, Sukses Usaha Waralaba, Yogyakarta : Cakrawala ,2007 Hal.32 -33 58 Ibid.hal 33 Universitas Sumatera Utara 2. Biaya pengembangan lebih kecil dibanding dengan cabang, karena investasi terbagi antara franchisor dan franchisee 3. Waktu pengembangan lebih singkat 4. Partner kerja antara entrepreneur independen, yaitu franchisee dan franchisor sangatlah efektif karena franchisee yang terpilih memiliki motivasi yang kuat, bekerja lebih lama dan memanage lebih dekat dibandingkan dengan pegawai. b. Manfaat bagi franchisee. 1. Jaringan waralaba memberikan keunggulan berupa homogenitas, daya beli, daya advertising. 2. Franchisee mengkopimeniru kesuksesan dengan diberikannya bantuan dari awal bisnis sehingga lebih cepat dengn biaya lebih murah 3. Resiko lebih kecil : alasan yang sama 4. Persentasi rentabilitas kapital entrepreneur lebih tinggi 5. Franchisee menguasai kontrol professionnal superior karena transfer know how dan asistensi. 6. Franchisee belajar bidang baru. 59 59 www.franchisekey.com diakses pada tanggal 21 September 2010 pukul 13:31 WIB. Universitas Sumatera Utara

D. Bentuk – Bentuk Franchise.