D. Bentuk – Bentuk Franchise.
Pada umumnya, waralaba dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu sebagai berikut:
1. Distributorships Product Franchise
Dalam waralaba ini, franchisor memberikan lisensi kepada franchisee untuk menjual barang – barang hasil produksinya. Pemberian lisensi ini
bisa bersifat ekslusif ataupun non-eksklusif. Seringkali terjadi franchisee diberi hak eksklusif untuk memasarkan di suatu wilayah tertentu.
2. Chain – Style Business
Bentuk waralaba inilah yang paling banyak dikenali masyarakat. Dalam jenis ini, franchisee mengoperasikan suatu kegiatan bisnis dengan
memakai nama franchisor. Sebagai imbalan dari penggunaan nama franchisor, maka franchisee harus mengikuti metode – metode standar
pengoperasian dan berada di bawah pengawasan franchisor dalam hal bahan – bahan yang digunakan, pilihan tempat usaha, desain tempat
usaha, jam penjualan, persyaratan para karyawan, dan lain – lain.
3. Manufacturing atau Processing Plants.
Dalam waralaba jenis ini, franchisor memberitahukan bahan – bahan serta tata cara pembuatan suatu produk, termasuk di dalamnya formula –
Universitas Sumatera Utara
formula rahasianya. Franchisee memproduksi, kemudian memasarkan barang – barang itu sesuai standar yang telah ditetapkan franchisor
60
1. Waralaba Format Bisnis.
.
Menurut Juajir Sumardi, usaha bisnis waralaba dibagi menjadi dua jenis yaitu :
Dalam waralaba format bisnis, pemegang waralaba franchisee memperoleh hak untuk memasarkan dan menjual produk atau pelayanan
dalam suatu wilayah atau lokasi yang spesifik dengan menggunakan standar operasional dan pemasaran dari franchisor. Dalam bentuk ini,
terdapat tiga jenis waralaba :
a. Waralaba Format Pekerjaan.
Waralaba yang menjalankan usahanya berupa format pekerjaan sebenarnya membeli dukungan untuk usahanya sendiri, misalnya bisnis
penjualan jasa penyetelan mesin mobil dengan merek waralaba tertentu. Bentuk usaha waralaba seperti itu cenderung paling mudah dan umumnya
membutuhkan modal yang kecil karena tidak menggunakan tempat dan perlengkapan yang berlebihan.
60
Adrian Sutedi, Op.,cit hal 14 - 15
Universitas Sumatera Utara
b. Waralaba Format Usaha.
Waralaba format usaha termasuk bisnis waralaba yang berkembang paling pesat. Bentuknya berupa toko eceran yang menyediakan barangjasa atau
restoran cepat saji fast food . Biaya yang dibutuhkan untuk waralaba format ini lebih besar dari waralaba format pekerjaan karena dibutuhkan
tempat usaha dan peralatan khusus.
c. Waralaba Format Investasi
Ciri utama yang membedakan waralaba format ini dari waralaba format pekerjaan dan usaha adalah besarnya usaha, khususnya besarnya investasi
yang dibutuhkan. Perusahaan yang mengambil waralaba format investasi biasanya ingin melakukan diversifikasi atau penganekaragaman
pengelolaan,tetapi karena manajemennya tidak berpengalaman mengelola usaha baru sehingga ia memilih jalan dengan mengambil waralaba format
ini. Contoh waralaba format investasi adalah usaha hotel dengan menggunakan nama dan standar sarana pelayanan hotel franchisor.
2. Waralaba Format Distribusi Pokok
Dalam waralaba format ini, franchisee memperoleh lisensi untuk memasarkan produk dari suatu perusahaan tunggal dalam lokasi yang
spesifik. Franchisor juga dapat memberikan franchisee wilayah tertentu, di mana franchisee wilayah mendapat hak untuk menjual kepada sub –
franchisee di wilayah geografis tertentu. Franchisee itu bertanggung
Universitas Sumatera Utara
jawab atas beberapa atau seluruh pemasaran sub – franchisee,melatih dan membantu sub – franchisee baru, dan melakukan pengendalian dukungan
operasi, serta program penagihan royalti
61
1. Waralaba Format Bisnis.
.
Menurut Darmawan Budi Suseno, secara spesifik ada dua bentuk waralaba yang berkembang di Indonesia, yaitu :
Yaitu seorang pemegang waralaba memperoleh hak untuk memasarkan dan menjual produk atau pelayanan dalam suatu wilayah atau lokasi
spesifik, dengan menggunakan standar operasional dan pemasaran.
2. Waralaba Distribusi Produk.
Yaitu seorang pemegang waralaba memperoleh lisensi eksekutif untuk memasarkan produk dari satu perusahaan tunggal dalam sebuah lokasi
spesifik. Contoh : Keagenan sepatu, pompa bensin, dealer sepeda motor
62
1. Product Franchise.
.
Menurut Mohammad Su’ud, bahwa dalam prakter franchise, terdiri dari 4 bentuk yaitu :
61
Ibid.hal 18
62
Darmawan Budi Suseno Op.cit hal.21 - 22
Universitas Sumatera Utara
Suatu bentuk franchise dimana penerima franchise hanya bertindak mendistribusikan produk dari partnernya dengan pembatasan areal.
2. Processing or Manufactoring Franchise.
Jenis franchise ini memberikan hak pada suatu badan usaha untuk membuat suatu produk dan menjualnya kepada masyarakat, dengan
menggunakan merek dagang dan merek franchisor. 3.
Bussiness Format atau System Franchise. Franchisor memiliki cara yang unik dalam menyajikan suatu produk
dalam satu bentuk paket, seperti yang dilakukan Mc’Donald dengan membuat variasi bentuk produknya dalam bentuk paket.
4. Group Trading Franchise.
Bentuk franchise yang menunjuk pada pemberian hak untuk mengelola toko – toko grosir maupun pengecer yang dilakukan oleh toko serba ada
63
63
Jurnal-sdm.blogspot.com200909perusahaan-waralaba-franchise-definisi.html diakses pada tangga 21 September 2010 pukul 13 : 49 WIB.
. Menurut International Franchise Association IFA berkedudukan di
Washington DC, merupakan organisasi franchise International
yang beranggotakan negara – negara di dunia, ada empat jenis franchise yang mendasar
yang biasa digunakan di Amerika Serikat, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Product Franchise
Produsen menggunakan produk franchise untuk mengatur bagaimana cara pedagang eceran menjual produk yang dihasilkan oleh produsen. Produsen
memberikan hak kepada pemilik toko untuk mendistribusikan barang – barang milik pabrik dan mengijinkan pemilik toko untuk menggunakan
nama dan merek dagang pabrik. Pemilik toko harus membayar biaya atau membeli persediaan minimum sebagai timbale balik dari hak – hak ini.
Contohnya, toko ban yang menjual produk dari franchisor, menggunakan nama dagang, serta metode pemasaran yang ditetapkan oleh franchisor.
2. Manufactoring Franchise
Jenis franchise ini memberikan hak pada suatu badan usaha untuk membuat suatu produk dan menjualnya pada masyarakat, dengan
menggunakan merek dagang dan merek franchisor. Jenis franchise ini sering kali ditemukan dalam industry makanan dan minuman.
3. Business Oportunity Ventures.
Bentuk ini secara khusus mengharuskan pemilik bisnis untuk membeli dan mendistribusikan produk – produk suatu perusahaan tertentu. Perusahaan
harus menyediakan pelanggan atau rekening bagi pemilik bisnis, dan sebagai timbal baliknya, pemilik bisnis harus membayarkan suatu biaya
atau prestasi sebagai kompensasinya. Contohnya, pengusahaan mesin – mesin penjualan otomatis atau distributorship.
Universitas Sumatera Utara
4. Business Format Franchising.
Ini merupakan bentuk franchising yang paling populer di dalam praktek. Melalui pendekatan ini, perusahaan menyediakan suatu metode yang telah
terbukti untuk mengoperasikan bisnis bagi pemilik bisnis dengan menggunakan nama dan merek dagang perusahaan. Umumnya perusahaan
menyediakan sejumlah bantuan tertentu bagi pemilik bisnis, dan pemilik bisnis membayar sejumlah biaya atau royalti. Kadang – kadang,
perusahaan juga harus mengharuskan pemilik bisnis untuk membeli persediaan dari perusahaan
64
1. Franchise Industrial
. Berdasarkan kriteria yang digunakan, kita bisa membedakan jenis
franchise. Secara umum, kita membedakan franchise industrial dan franchise komersial,yaitu sebagai berikut :
Adalah suatu bentuk kerja sama wirausaha antar pengusaha manufacturer. Franchisor adalah pemilik sistem manufacturer danatau
brevet eksklusif. Di sini, franchisor memberikan pengusaha
manufacturer lainnya hak mengeksploitasi sistem manufacture danatau brevet eksklusif dan mengoperasikannya di wilayah yang terbatas. Karena
dengan semua sarana yang dimiliki akan memungkinkan franchisee melakukan bisnis usaha yang sama dengan franchisor, yaitu dengan
mengkopi formula dan metodologi yang ditransferkan. Oleh karena itu,
64
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
franchisor tidak menyerahkan kepada franchisee integralitas dari prosedur produksi, melainkan hanya sebagian.
2. Franchise komersial, terdiri dari :
a. Franchise Distribusi Produk.
Adalah franchise yang bertujuan mengkomersialisasi satu atau beberapa produk yang biasanya diproduksi oleh franchisor atau
didistribusikan oleh franchisor secara eksklusif. b.
Franchise Distribusi Jasa. Obyek perusahaan terdiri dari satu atau kesatuan dari jasa, yang
dikomersialisasikan oleh franchisee, berdasarkan metodologi yang dia terima dari franchisor
65
65
Yudistiray.wordpress.com20100320semua-tentang-waralaba diakses pada tanggal 21 September 2010 pukul 13:35
.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PENGATURAN WARALABA DI INDONESIA
A. Dasar Hukum Franchise
Di Indonesia, waralaba sebagai suatu bentuk perjanjian, tunduk pada ketentuan umum yang berlaku bagi sah nya suatu perjanjian sebagaimana yang
diatur dalam buku III KUHPerdata. Sebelum berlakunya PP No.16 tahun 1997 tentang Waralaba yang
sekarang diganti dengan PP No.42 Tahun 2007, masalah waralaba menjadi persoalan besar, karena pewaralaba franchisor harus menggantungkan pada
kesepakatan yang tertulis di dalam kontrak kerja sama. Artinya kedua belah pihak harus sangat teliti dan hati – hati atas apa yang disepakati.
66
Jika kita perhatikan, rumusan yang diberikan dalam pasal 1313 KUH Perdata tersebut menyiratkan bahwa sesungguhnya dari suatu perjanjian lahirlah
kewajiban atau prestasi dari satu atau lebih orang pihak kepada satu atau lebih orang pihak lainnya, yang berhak atas prestasi tersebut
. Perjanjian menurut rumusan pasal 1313 KUH Perdata, didefensikan
sebagai “suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.”
67
66
Adrian Sutedi Op.cit hal 79
67
Gunawan Widjaja Op.cit hal 76
.
Universitas Sumatera Utara