9
2.3  PROSES PENYERAPAN
Reaksi yang melibatkan pengambilan beberapa komponen dari larutan yang mengandung mineral disebut penyerapan sorption, absorpsi atau adsorpsi. Pada
reaksi absorpsi, komponen kimia dihilangkan dari larutan dan menembus pori-pori padatan. Istilah adsorpsi digunakan jika komponen yang diambil dari larutan dan
terikat pada permukaan antarmuka mineral yang ditunjukkan pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Skema yang menggambarkan adsorpsi, absorpsi dan presipitasi Zn pada permukaan besi oksida [29]
Jika mekanisme pengambilan komponen kimia dari larutan tidak diketahui, istilah penyerapan umum bisa dipakai untuk menjelaskannya. Pada adsorpsi fisik,
adsorbat terikat pada permukaan oleh ikatan yang relatif lemah yaitu ikatan van der waals.  Pada  adsorpsi  kimia,  ikatan  kimia  ionik  atau  kovalen  yang  lebih  kuat
terbentuk  antara  adsorbat  dan  permukaan  adsorben.  Istilah  adsorpsi  yang  umum seringkali  ditujukan  kepada  adsorpsi  fisik,  sementara  adsorpsi  kimia  mengacu
kepada adsorpsi khusus.
Universitas Sumatera Utara
10
Permukaan Batang Jagung o
o o
H H
H H
o o
H H
o H
Fe H
o H
H o
H H
o H
H o
H H
o H
H o
H H
o H
H o
H H
o H
H o
H H
o H
Fe H
o H
H o
H H
o H
H o
H H
o H
H o
H H
o H
H o
H H
o H
H o
H Larutan
Gambar 2.3 Interaksi Adsorben Batang Jagung dengan Ion Logam Fe
2+
[29] Gambar  2.3  menunjukkan  bahwa  pada  proses  adsorpsi,  ada  dua  bagian
interaksi antara adsorben dan ion logam, yaitu inner sphere dan outer sphere. Inner sphere  adalah  interaksi  antara  adsorben  dan  ion  logam  Fe
2+
dimana  atom  Fe kehilangan satu gugus H dan langsung berikatan dengan functional group batang
jagung.  Sedangkan  outer  sphere  adalah  interaksi  antara  adsorben  dan  ion  logam Fe
2+
dimana salah satu gugus OH pada atom Fe berikatan dengan functional group batang jagung [29].
2.4  ADSORPSI
Adsorpsi  adalah  proses  yang  terjadi  pada  permukaan  suatu  zat  padat  yang berkontak dengan suatu larutan dimana terjadi akumulasi molekul-molekul larutan
pada permukaan zat padat tersebut.  Zat-zat organik dalam larutan  yang memiliki kelarutan  yang  rendah  di  dalam  air,  makin  mudah  pula  untuk  diadsorpsi  dari
larutannya. Hal yang sama, makin kurang polar suatu senyawa organik makin baik teradsorpsi  dari  larutan  yang  bersifat  polar  ke  permukaan  yang  non  polar  [13].
Substansi yang diserap disebut adsorbat sedangkan material yang berfungsi sebagai penyerap disebut adsorban [6].
2.3.1 Mekanisme Adsorpsi
Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut yang ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu
Universitas Sumatera Utara
11 ikatan  kimia-fisika  antara  substansi  terlarut  adsorbat  dengan  penyerapnya
adsorban. Proses interaksi dapat saja terjadi antara cairan dan gas, padatan atau cairan lain.  Adsorpsi  fisika terjadi karena  adanya ikatan  Van der waals, dan bila
ikatan tarik antar molekul adsorbat dengan adsorban lebih besar dari ikatan antara molekul zat terlarut dengan pelarutnya maka zat terlarut akan dapat diadsorpsi [14].
Sedangkan  adsorpsi  kimia  merupakan  hasil  dari  reaksi  kimia  antara  molekul adsorbat dan adsorban dimana terjadi pertukaran elektron [15].
P e
rmu k
a a
n B
a ta
n g
J a
g u
n g
Gambar 2.4 Ilustrasi Proses Adsorpsi [32] Adsorpsi  terhadap  air  buangan  mempunyai  tahapan  proses  seperti  berikut
[14]: 1.  Transfer molekul-molekul adsorbat menuju lapisan film yang mengelilingi
adsorban. 2.  Difusi adsorbat melalui lapisan film film diffusion.
3.  Difusi adsorbat melalui kapiler atau pori-pori dalam adsorban proses pore diffusion
4.  Adsorbsi adsorbat pada permukaan adsorban.
Universitas Sumatera Utara
12
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Adsorpsi
Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  mekanisme  adsorpsi  adalah  agitasi, karakteristik adsorbat, ukuran molekul adsorbat, pH larutan, temperatur dan waktu
kontak [14]. 1.  Agitasi
Jika agitasi yang terjadi antara partikel karbon dengan cairan relatif kecil, permukaan film dari liquid sekitar partikel akan menjadi tebal dan difusi film akan
terbatas. 2.  Karakteristik adsorban
Ukuran  partikel  dan  luas  permukaan  merupakan  karakteristik  terpenting dari  adsorban.  Ukuran  partikel  adsorban  mempengaruhi  tingkat  adsorpsi  yang
terjadi.  Tingkat  adsorpsi  meningkat  seiring  mengecilnya  ukuran  partikel.  Total kapasitas  adsorpsi  tergantung  pada  total  luas  permukaan  dimana  ukuran  partikel
adsorban tidak berpengaruh besar pada total luas permukaan adsorban. 3.  Ukuran molekul adsorbat
Ukuran  molekul  merupakan  bagian  yang  penting  dalam  adsorpsi  karena molekul  harus  memasuki  micropore  dari  partikel  adsorban  untuk  diadsorpsi.
Tingkat  adsorpsi  biasanya  meningkat  seiring  dengan  semakin  besarnya  ukuran molekul  dari  adsorbat.  Kebanyakan  limbah  terdiri  dari  bahan-bahan  campuran
sehingga  ukuran  molekulnya  berbeda-beda.  Pada  situasi  ini  akan  memperburuk penyaringan molekul karena molekul yang lebih besar akan menutup pori sehingga
mencegah jalan masuknya molekul yang lebih kecil. 4.  Waktu Kontak
Waktu  yang diperlukan  untuk  mencapai  keadaan setimbang pada proses penyerapan ion logam oleh adsorban hanya beberapa menit saja [16]. Jumlah zat
yang  diadsorpsi  pada  permukaan  adsorban  merupakan  proses  untuk  mencapai kesetimbangan karena laju adsorpsi juga diikuti dengan proses desorpsi. Pada saat
mula-mula reaksi, proses adsorpsi lebih dominan daripada proses desorpsi sehingga proses adsorpsi berlangsung cepat.
Pada  akhir-akhir  mencapai  keadaan  setimbang,  peristiwa  adsorpsi  juga cenderung  mengalami  perlambatan  proses  penyerapan  pada  keadaan  setimbang
namun hal ini tidak terlihat secara makroskopis. Pada setiap jenis adsorban  yang
Universitas Sumatera Utara
13 digunakan, waktu untuk mencapai saat setimbang berbeda-beda. Perbedaan waktu
untuk mencapai keadaan setimbang dikarenakan jenis interaksi yang terjadi antara adsorban  dan  adsorbat.  Secara  umum,  waktu  untuk  mencapai  kesetimbangan
melalui  mekanisme  secara  fisika  physisorption  lebih  cepat  bila  dibandingkan dengan mekanisme secara kimia chemisorption [17].
Adsorpsi  secara  fisika,  interaksi  antara  adsorban  dan  adsorbat  terjadi melalui pembentukan ikatan yang lebih kuat bila dibandingkan dengan mekanisme
secara  kimia.  Mekanisme  secara  kimia  diawali  dahulu  dengan  mekanise  fisika, yaitu  pada  partikel-partikel  adsorbat  mendekat  ke  permukaan  adsorban  melalui
gaya Van der waals atau juga melalui ikatan hidrogen, kemudian diikuti mekanisme secara  kimia  dengan  menimbulkan  ikatan  yang  lebih  kuat  yaitu  ikatan  kovalen
dengan energi yang dilepaskan relatif tinggi, sekitar 100 kJmol [18]. 5.  Keasaman pH
Tingkat keasaman atau pH mempunyai pengaruh dalam proses adsorpsi. Untuk  mencapai  pH  optimum  dalam  proses  adsorpsi  ditandai  dengan  jumlah
maksimum yang dapat diserap adsorban adalah ditetapkan melalui uji laboratorium. Keasaman  pH  akan  mempengaruhi  sisi  aktif  biomassa  serta  berpengaruh  pada
mekanisme adsorpsi ion logam. Pada pH yang rendah, proses adsorpsi ion logam juga semakin rendah atau lambat.  Hal  ini dikarenakan pada kondisi  asam,  gugus
fungsi  yang  terdapat  pada  adsorban  terprotonasi  sehingga  terjadi  pengikatan  ion hidrogen H
+
dan ion hidronium [18]. Sementara itu ion-ion logam dalam larutan sebelum  teradsorpsi  oleh  adsorban  terlebih  dahulu  mengalami  hidrolisis  dan
menghasilkan proton [19]. Dalam  kondisi  pH  rendah  7  permukaan  adsorban  akan  bermuatan
positif sehingga mengalami tolakan antara pemukaan adsorban dengan ion logam akibatnya proses adsorpsi menjadi lambat dan rendah. Sementara itu pada pH tinggi
7,  maka  proses  adsorpsi  relatif  tinggi,  hal  ini  dikarenakan  komplek  hidrokso logam MOH
+
yang akan terbentuk di dalam larutan lebih banyak, demikian juga permukaan adsorban akan bermuatan negatif sehingga melepaskan proton sehingga
melalui  gaya  elektrostatik  akan  terjadi  tarik  menarik  yang  menyebabkan peningkatan adsorpsi [20].
Universitas Sumatera Utara
14
2.5  KAPASITAS ADSORPSI
Prinsip  proses  adsorpsi  sangat  sesuai  dalam  menyerap  untuk  memisahkan suatu  bahan  dengan  konsentrasi  yang  rendah  dari  campuran  yang  mengandung
bahan dengan konsentrasi tinggi. Dalam proses adsorpsi, konsentrasi dalam larutan begitu  berpengaruh  pada  pengambilan  spesifik  ion  logam  dan  dengan  adanya
variasi  konsentrasi  larutan  maka  dapat  ditentukan  kapasitas  adsorpsi  dengan menggunakan  metode  isotermal  adsorpsi.  Proses  adsorpsi  larutan  juga  diikuti
pengamatan  isotermal  adsorpsi  yaitu  hubungan  antara  banyaknya  zat  yang teradsorpsi  persatuan  berat  adsorden  dengan  konsentrasi  zat  terlarut  pada
temperatur tertentu. Permukaan zat padat dapat mengadsorpsi zat terlarut dari larutannya, hal ini
dikarenakan adanya pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat lain  sebagai  akibat  ketidakseimbangan  gaya-gaya  pada  permukaan  tersebut.
Kemampuan  interaksi  antara  adsorbat  dengan  adsorban  dipengaruhi  dari  sifat masing-masing  adsorbat  dan  adsorbannya.  Salah  satu  cara  untuk  menentukan
komponen mana yang diadsorpsi lebih kuat adalah dengan menentukan kepolaran dari  adsorbat  dan  adsorbannya.  Apabila  adsorbannya  bersifat  polar,  maka
komponen yang memiliki sifat polar akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan komponen yang kurang polar.
Sifat keras dan lunaknya dari adsorbat maupun adsorban akan mempengaruhi kekuatan  interaksi.  Sifat  keras  pada  kation  yaitu  kemampuan  suatu  kation  untuk
mempolarisasi  anion  dalam  suatu  ikatan  polarizing  power  cation.  Kation  yang mempunyai  kekuatan  yang  besar  untuk  mempolarisasi  anion  yang  cenderung
bersifat  keras.  Kemampuan  yang  besar  suatu  kation  untuk  mempolarisasi  anion dimiliki oleh ion-ion logam dengan ukuran jari-jari kecil dan muatan yang besar.
Sebaliknya,  kemampuan  yang  kecil  suatu  kation  untuk  mempolarisasi  anion dimiliki oleh logam-logam dengan ukuran besar namun muatannya kecil, sehingga
diklasifikasikan sebagai ion lunak. Sedangkan pengertian keras untuk anion yaitu kemampuan suatu anion untuk
mengalami polarisasi polarisabilitas anion akibat medan listrik dari kation. Anion yang  bersifat  keras  adalah  anion  yang  berukuran  kecil,  muatannya  besar  dan
elektronegativitas tinggi, sebaliknya anion lunak dimiliki oleh anion dengan ukuran
Universitas Sumatera Utara
15 besar,  muatannya  kecil  dan  elektronegativitas  yang  rendah.  Ion  logam  keras
berikatan kuat dengan anion keras dan ion logam lunak berikatan kuat dengan anion lunak [17].
Selain itu adalah porositas adsorban. Porositas adsorban juga mempengaruhi daya adsorpsi suatu  adsorpsi. Adsorban dengan porositas yang besar mempunyai
kemampuan menyerap yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan adsorban yang memiliki porositas kecil. Untuk meningkatkan porositas adsorban bisa dengan cara
mengaktivasi  secara  fisika  seperti  mengalirkan  uap  air  panas  ke  dalam  pori-pori adsorban  atau  dengan  mengaktivasi  secara  kimia  yaitu  dengan  aktivasi  selulosa
melalui penggantian gugus –OH pada selulosa dengan gugus HSO
3 -
melalui proses sulfonasi [16].
2.6  ADSORBEN ALAMI