PENENTUAN KAPASITAS ADSORPSI HASIL DAN PEMBAHASAN

31 cenderung mengalami fluktuasi. Kapasitas adsorpsi sudah konstan setelah mencapai waktu 120 menit 2 jam . Dari Gambar 2.4 menjelaskan bahwa dengan bantuan pengadukan, logam Fe masuk ke pori-pori adsorben batang jagung sampai ke dasar pori-pori batang jagung dan sulit untuk terlepas. Selain itu, logam Fe juga masih ada yang di ujung luar pori-pori batang jagung dan karena pengaruh pengadukan juga memungkinkan dapat terlepas kembali Pada menit ke-20, kapasitas adsorpsi memang mencapai maksimum tetapi ion logam Fe 2+ yang berada pada intra partikel memiliki ikatan yang lemah dengan adsorben sehingga mudah untuk terlepas. Oleh karena itu, kita harus mendapatkan waktu kontak optimum dimana ion logam Fe 2+ tidak terlepas lagi yang ditandai dengan konstannya kapasitas adsorpsi. Hal yang sama juga dilakukan oleh Vafakhah et al [3], dimana kapasitas adsorpsi maksimum terjadi pada menit ke-20 tetapi setelah itu mengalami penurunan. Kapasitas adsorpsi sudah konstan setelah mencapai waktu 2 jam. Hal ini adalah waktu yang dibutuhkan ion logam untuk berinteraksi dengan permukaan adsorben secara optimum. Dengan demikian walaupun pada menit 20 mencapai daya jerap maksimum tetapi, peneliti harus mendapatkan waktu untuk daya jerap yang konstan. Pada penelitian ini diambil pada 120 menit atau 2 jam.

4.4 PENENTUAN KAPASITAS ADSORPSI

Penentuan kapasitas adsorpsi adalah untuk mengetahui besarnya penjerapan ion logam Fe 2+ oleh adsorben batang jagung pada berbagai bentuk lingkaran, ½ lingkaran, ¼ lingkaran, 50 mesh dan 70 mesh. Daya jerap adsorpsi adalah proses yang terjadi pada permukaan suatu zat padat yang berkontak dengan suatu larutan dimana terjadi akumulasi molekul- molekul larutan pada permukaan zat padat tersebut. Zat-zat organik dalam larutan yang memiliki kelarutan yang rendah di dalam air, makin mudah pula untuk diadsorpsi dari larutannya [13]. Prinsip proses adsorpsi sangat sesuai dalam menyerap untuk memisahkan suatu bahan dengan konsentrasi yang rendah dari campuran yang mengandung bahan dengan konsentrasi tinggi. Permukaan zat padat dapat mengadsorpsi zat Universitas Sumatera Utara 32 terlarut dari larutannya, hal ini dikarenakan adanya pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat lain sebagai akibat ketidakseimbangan gaya-gaya pada permukaan tersebut [17]. Hubungan yang menggambarkan antara jumlah ion teradsorpsi dengan adsorben adalah : � � = � − � � � � Di mana q e = jumlah ion logam yang teradsorpsi mgg C = konsentrasi ion logam sebelum teradsorpsi mgL C e = konsentrasi ion logam setelah adsorpsi mgL V = volume larutan ion logam L W = jumlah adsorben, batang jagung g Data kapasitas adsorpsi adsorben batang jagung berbagai bentuk dapat dilihat pada Gambar 4.5 Gambar 4.5 Hubungan antara Kapasitas Adsorpsi dengan Berbagai Bentuk Adsorben Dari Gambar 4.5 diatas terlihat bahwa bentuk setengah lingkaran memiliki kapasitas adsorpsi yang tinggi pada waktu 2 jam yaitu sebesar 2,8755 mgg. Tetapi adsorben batang jagung bentuk setengah lingkaran mengalami penurunan kapasitas adsorpsi menjadi 2,44125 mgg pada waktu 24 jam. Adsorben batang jagung bentuk lingkaran yang memiliki kapasitas adsorpsi yang tinggi pada waktu 24 jam yaitu sebesar 3,38825 mgg. Adsorben batang jagung yang memiliki kapasitas adsorpsi 1 2 3 4 5 2 jam 2.4735 2.8755 2.52475 2.57075 1.86375 24 jam 3.38825 2.44125 1.68025 2.6705 2.48425 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 Kap asi ta s ad so rp si m gg 1. bulat 2. setengah 3. seperempat 4. 50 mesh 5. 70 mesh Universitas Sumatera Utara 33 stabil ditunjukkan pada adsorben bentuk 50 mesh yaitu 2,57075 mgg pada waktu 2 jam dan 2,6705 mgg pada waktu 24 jam. Pada adsorpsi fisik, adsorbat terikat pada permukaan oleh ikatan yang relatif lemah yaitu ikatan van der waals. Pada adsorpsi kimia, ikatan kimia ionik atau kovalen yang lebih kuat terbentuk antara adsorbat dan permukaan adsorben. Adsorpsi fisik atau biasa disebut adsorpsi umum hanya mengandalkan ikatan van der waals yang lemah sehingga memungkinkan untuk ion logam terlepas dari permukaan adsorben [29]. Ukuran partikel dan luas permukaan merupakan karakteristik terpenting dari adsorben. Ukuran partikel adsorben mempengaruhi tingkat adsorpsi yang terjadi, tingkat adsorpsi meningkat seiring mengecilnya ukuran partikel. Total kapasitas adsorpsi tergantung pada total luas permukaan dimana ukuran partikel adsorben tidak berpengaruh besar pada total luas permukaan adsorben [16]. Hasil penjerapan ion Fe 2+ oleh adsorben batang jagung bentuk 70 mesh pada waktu 2 jam tidak sesuai dengan teori diatas. Hal ini dapat terjadi karena pada saat pengontakan, beberapa bagian adsorben menempel di dinding erlenmeyer dan sulit dimasukkan ke dalam larutan sehingga proses penjerapan ion logam Fe 2+ tidak optimal. Menempelnya beberapa bagian adsorben pada dinding erlenmeyer karena metode pengadukan menggunakan magnetic stirrer. Universitas Sumatera Utara 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN