Latar Belakang Masalah Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang sangat kaya di dunia yang ditandai dengan melimpahnya Sumber Daya Alam SDA maupun Sumber Daya Manusia SDM. Dilihat dari letak geografisnya, Indonesia terletak pada posisi yang sangat strategis, yang seharusnya sebagai modal untuk menjadi bangsa yang maju dan sejahtera. Untuk mewujudkan suatu bangsa yang maju dan sejahtera dibutuhkan Sumber Daya Manusia SDM yang memiliki kemampuan dan kualitas. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas Sumber Daya Manusia SDM adalah melalui jalur pendidikan. Pendidikan membentuk karakter kepercayaan diri yang pada akhirnya melahirkan individu-individu yang berkualitas. Pendidikan diyakini mampu meningkatkan daya produktifitas individu sehingga setiap individu mampu melahirkan daya fikir yang kreatif dan inovatif. Lebih lanjut, pendidikan adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan dan martabat bangsa. Tak salah jika pendidikan kita sebut sebagai pilar pokok dalam pembangunan bangsa. Tinggi-rendah derajat suatu bangsa bisa dilihat dari mutu pendidikan yang diterapkannya. Pendidikan yang tepat dan efektif akan melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas, bermoral, memiliki etos kerja dan inovasi yang tinggi. Sebagaimana tujuan pendidikan berdasarkan UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyatakan bahwa: tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Universitas Sumatera Utara Tujuan pendidikan nasional juga tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa: Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab Mengingat pentingnya pendidikan dalam kehidupan, maka seluruh komponen pendidikan seperti : kurikulum, guru, siswa, sarana sekolah dan fasilitas sekolah, lingkungan keluarga dan peran orang tua menjadi sangat strategis dalam pencapaian prestasi belajar anak. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah: 1 Prestasi yang dinilai dari hasil ranah kognitif akal yaitu berdasarkan nilai yang diperoleh oleh anak dalam belajar seperti nilai raport dan hasil perlombaan dan olimpiade ataupun cerdas cermat; 2 prestasi yang dinilai dari ranah afektif rasasikapperilakuakhlak, dan; 3 ranah psikomotorik keterampilan seperti prestasi di bidang olahraga, seni, dan lain- lain. Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini, pendidikan banyak mengalami berbagai hambatan. Salah satu hambatan yang sangat menarik yaitu berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan yang disebabkan rendahnya prestasi belajar generasi bangsa Indonesia. Sistem pendidikan Indonesia kurang memperhatikan potensi anak secara dominan. Sistem pendidikan Indonesia menekankan agar anak yang bersekolah harus memiliki kemampuan yang sama. Padalah setiap individu memiliki potensi yang berbeda yang seharusnya memanfaatkan potensi tersebut sesuai dengan kemampuan anak, agar anak Universitas Sumatera Utara menjadi individu yang luar biasa dalam prestasinya. Dengan begitu tidak ada pengelompokan anak-anak bodoh, melainkan anak-anak yang berpotensi sesuai dengan bidang keahlian. Berdasarkan harian Kompas.com - Indonesia sejak zaman kemerdekaan berusaha memberikan layanan pendidikan yang baik untuk masyarakat. Semua itu terbukti dari prestasi yang sudah diraih hingga saat ini. Namun, di balik itu banyak masalah belum terselesaikan. Selain berita baik mengenai prestasi Indonesia sejak dulu, ada pula berita buruknya,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Anies Baswedan pada acara Silaturahmi dengan kepala Dinas Pendidikan, Senin 1122014 di kantor Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud. Melihat kondisi di lapangan, prestasi yang dihasilkan siswa-siswa Indonesia yang berlomba di dunia internasional maupun nasional belum sebanding dengan jumlah anak-anak Indonesia yang bersekolah, baik dari tingkat SD, SMP, DAN SMASMK. Keburukan itu terlihat dari rendahnya prestasi anak didik Indonesia yang berdasarkan nilai Ujian Nasional. Berdasarkan pada harian kompas tertanggal 24 Mei 2013, nilai rata-rata ujian nasional tingkat SMAMA tahun 20122013 dibandingkan dengan tahun 20112012 turun dari 7,7 menjadi 6,35. Tingkat kelulusan juga turun dari 99,50 menjadi 99,48. Adapun untuk tingkat SMK dari 1.106.140 siswa peserta terdapat 601 siswa yang tidak lulus. Siswa tidak lulus tersebut sebagian besar berasal dari Provinsi Aceh, Maluku, Papua, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Selain itu, pada tahun 2013 terdapat 24 sekolah yang semua siswanya tidak lulus. Jumlah Universitas Sumatera Utara siswanya 849 orang. Sebaliknya, terdapat 15.000 sekolah yang siswanya 100 lulus, dengan jumlah siswa 1,3 juta orang. Data yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Balitbang Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud menyebutkan “tahun ini nilai rata-rata UN mengalami penurunan dari 6,35 di tahun ajaran 20122013 menjadi 6,12 di tahun ajaran 20132014. http:m.beritasatu.compendidikannilairata-rataujiannasional.html, diakses pada tanggal 10 Maret 2015 pukul 10.31 WIB. Berbeda dengan kondisi di Provinsi Sumatera Utara kelulusan siswa untuk Ujian Nasional tingkat SMAMAdan SMK se-Sumut sebanyak 561 siswa dari 203.309 peserta ujian dinyatakan tidak lulus. Sumut pada tahun ajaran 20132014 hanya mampu mencapai nilai rata-rata UN dengan total 7,70. Dari 33 KabupatenKota se-Sumut, daerah yang paling banyak tidak lulus UN SMAMA adalah Kabupaten Batubara sebanyak 225 orang dari 3.031 peserta dan disusul Dairi 118 orang dari 2.824 peserta. Untuk tingkat SMK daerah terbanyak tidak lulus UN adalah Kabupaten Nias 89 orang dari 117 peserta dan Mandailing Natal 89 orang dari 188 peserta ujian http:hariansib.comobile, diakses pada tanggal 10 Maret 2015 Pukul 10.49 WIB. Tingkat kelulusan UN siswa SMA dan SMK Kota Medan tahun 2014 cukup tinggi, dimana kelulusan SMA mencapai 99.95, sedangkan tingkat kelulusan SMK mencapai 99.89. Dari total siswa SMA yang mengikuti Ujian Nasional yakni 24.648 orang siswa yang tidak lulus sebanyak 13 orang atau 0.05. Untuk siswa SMK yang mengikuti ujian sebanyak 17.514 yang tidak lulus Universitas Sumatera Utara sebanyak 19 orang atau 0.11 http:disdik.pemkomedan.go.idwebberita100. Diakses pada tanggal 10032015 pukul 20.18. Untuk perwakilan sekolah dari Kota Medan sendiri, peneliti menyajikan data dari SMK Telkom Sandhy Putra Medan. Sekolah ini selalu menjadi barometer pendidikan untuk tingkat SMK di Kota Medan. Untuk bidang Teknologi, Informasi dan Komunikasi TIK SMK Telkom Sandhy Putra Medan menjadi sekolah yang terbaik. Hal ini dibuktikan dengan konsistensi pihak sekolah dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas sehingga sekolah ini memiliki prestasi yang gemilang. Tak jarang siswanya selalu menjadi perwakilan olimpiade tingkat SMK baik se-Kota Medan, se-Sumut dan bahkan hingga tingkat nasional. Bukan sekedar di bidang akademik saja, sekolah ini juga memiliki beragam ekstrakurikuler dengan prestasi yang membanggakan. Selain itu SMK Telkom Sandhy Putra Medan selalu meluluskan 100 siswanya setiap tahunnya. Sekolah ini juga medapatkan nilai rata-rata UN yang bagus. Di tahun 2010, SMK Telkom Sandhy Putra Medan menjadi sekolah kejuruan dengan nilai rata-rata Ujian Nasioanal Tertinggi di Kota Medan. Begitu pula pada tahun 2012, yaitu dengan rincian nilai rata-rata untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia 7,32, Bahasa Inggris 8,59, Matematika 9,09, dan Produktif 8,47. Tidak hanya itu saja, sekolah ini juga sangat memberikan kontribusi kepada siswanya yaitu dengan meluluskan siswanya di berbagai perguruan tinggi di Indonesia seperti USU, UNAN, UNBRAW, UNSIYAH, UNRI, dan lain-lain. http:id.m.wikipedia.orgwikiSMK_Telkom_Medan. Diakses pada tanggal 10 Maret 2015 pukul 22.02. Universitas Sumatera Utara Namun dibalik prestasi yang membanggakan tersebut, belum mewakili siswa seluruhnya. Masih banyak beberapa masalah yang ada dan belum mampu teratasi dengan baik. Contohnya saja masih ada siswa yang Drop Out DO. Hal ini dadasarkan karena siswa tersebut tidak mampu mengikuti peraturan sekolah yang ketat dan banyak pelanggaran lain yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar, seperti melawan guru, tidak masuk sekolah tanpa keterangan, dan lain sebagainya. Membahas masalah pendidikan dan prestasi belajar tentunya ada kunci keterikatan didalamnya. Dalam pendidikan tentu prestasi belajar itu ada faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri anak yang menyangkut psikologis dan fisiologis, serta faktor eksternal yang berasal dari luar diri anak yang menyangkut kondisi lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial . Faktor eksternal salah satunya yaitu sosial ekonomi keluarga. Sosial ekonomi keluarga berperan penting dalam pemenuhan sarana dan prasarana pembelajaran. Dengan begitu, anak yang berasal dari keluarga sosial ekonomi tinggi dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan tersebut sehingga akan menjadi motivasi dalam belajar yang pada akhirnya anak dapat meningkatkan prestasi belajar. Dan ini tentu menjadi kebalikan dari anak yang berasal dari keluarga sosial ekonomi rendah rentan tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Status ekonomi orang tua berpengaruh terhadap perbedaan perilaku peserta didik. Anak didik yang berasal dari keluarga yang memiliki harta yang berlimpah akan berbeda perilakunya dengan anak didik yang berasal dari keluarga yang tergolong miskin. Anak didik yang berasal dari keluarga yang tergolong mampu pasti memiliki fasilitas belajar yang lengkap dan sebaliknya. Namun perlu Universitas Sumatera Utara dipahami bahwa fasilitas belajar yang lengkap hanya merupakan salah satu faktor penunjang bagi anak didik dalam melakukan proses pembelajaran. Dalam kenyataannya, terjadi kesenjangan yang semakin sulit dipertemukan di negeri ini, khususnya kesenjangan dalam bidang kemampuan ekonomi keluarga. Pada zaman modern sekarang ini, ekonomi menjadi faktor penentu apakah seorang anak berprestasi atau tidak. Anak yang memiliki keluarga dengan ekonomi tinggi akan bergantung pada kemampuan ekonomi keluarga untuk memenuhi fasilitas belajarnya. Berbeda dengan anak pada zaman dahulu, banyak anak berprestasi tanpa latar belakang ekonomi keluarga yang tinggi. Anak pada zaman dahulu banyak berprestasi karena memiliki daya dorong dalam diri untuk bisa maju dengan fasilitas seadanya dan tidak menjadi ketergantungan kepada keluarga. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian sebelumnya mengenai hubungan keterkaitan antara sosial ekonomi keluarga dengan prestasi belajar anak adalah sebagai berikut: 1. Skripsi karya Sri Wahyuni dengan judul “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Pemanfaatan Media Belajar dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas XI SMA Batik 2 Surakarta Tahun Ajaran 20102011”, menyatakan bahwa: Status sosial ekonomi orang tua secara empiris memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan prestasi belajar yang dicapai seorang anak. Untuk meningkatkan prestasi belajar maka status sosial ekonomi orang tua harus dinaikan. Semakin tinggi pendidikan orang tua semakin tinggi pula kemampuan untuk membimbing dan mengarahkan Universitas Sumatera Utara anaknya untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu di dalam masyarakat maupun lingkungan sekolah selain itu Orang tua yang memiliki status sosial ekonominya berkecukupan akan cenderung menyekolahkan anak-anaknya sampai keperguruan tinggi. Disamping itu pemberian fasilitas belajar juga cukup. Sebaliknya keluarga yang mempunyai status sosial ekonomi rendah mereka mempunyai kecenderungan kurang memperhatikan anak-anaknya, apalagi memberikan fasilitas belajar yang memadai. Jadi dengan adanya fasilitas yang memadai ataupun sarana dan prasarana yang memadai dalam belajar, akan mendorong anak untuk lebih giat belajar sehingga akan mencapai prestasi belajar yang tinggi. 2. Skripsi karya Frengky D. Hutajulu dengan judul “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMS Negeri 1 Siantar Narumonda T.A 20122013”, menyatakan bahwa: terdapat pengaruh yang signifikan antara kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar geografi siswa dengan hasil perhitungan koefisien korelasi seherhana yaitu korelasi produk moment antara variabel X terhadap variabel Y diketahui bahwa r hitung sebesar 0,601. Apabila nilai ini dibandingkan dengan r tabel pada taraf signifikan 5 dengan sampel 100 untuk mencari r tabel maka r tabel sebesar 0,195. Berdasarkan ketentuan apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel atau 0,601 0,195 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar. http:digilib.unimed.ac.idpengaruh-kondisi-sosial-ekonomi-terhadap- prestasi-belajar-geografi-kelas-xi-ips-di-sma-n-1-siantar-narumonda- Universitas Sumatera Utara kabupaten-toba-samosir-ta-20122013-28896.html diakses pada tanggal 20 Maret pukul 10.30 WIB. Namun, kenyataan berbeda telah terjadi terhadap anak didik pada zaman sekarang. Dalam suatu kondisi tertentu ada anak yang berprestasi tetapi berasal dari keluarga dengan ekonomi keluarga yang rendah, ada anak yang tidak berprestasi dan bahkan menjadi preman disekolah padahal anak tersebut berasal dari keluarga dengan ekonomi tinggi. Serta ada seorang anak yang tidak begitu berprestasi dan cenderung memiliki nilai standar KKM Kriteria Ketuntasan Minimum dan sebagian dari mereka juga memiliki catatan hitam di sekolah. Hal tersebut tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi setiap insan pendidikan di negeri ini. Bentuk loyalitas terus dituntut dan harus ditanamkan untuk mendukung dan memajukan pendidikan Bangsa Indonesia Atas dasar uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana hubungan keterkaitan antara sosial ekonomi keluarga dengan pendidikan anak yang dituangkan dalam tulisan berbentuk skripsi dengan ju dul: “Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak di SMK Telkom Sandhy Putra Medan. ”

1.2 Perumusan Masalah