4. Memiliki Kesungguhan
Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Selain itu akan banyak waktu da tenaga terbuang dengan
percuma. Sebalikny, belajar dengan sungguh-sungguh serta tekun akan memperoleh hasil yang maksimal dan penggunaan waktu yang lebih
efektif. Prinsip kesungguhan sangat penting artinya. Biarpun seseorang itu sudah memiliki kematangan, kesiapan serta mempunyai tujuan yang
konkret dalam melakukan kegiatan belajarnya, tetapi kalau tidak bersungguh-sungguh, belajar asal ada saja, bermalas-malasan, akibatnya
tidak memperoleh hasil yang memuaskan. 5.
Ulangan dan Latihan Prinsip yang tak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan.
Sesuatu yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Sebaliknya belajar tanpa
diulang hasilnya akan kurang memuaskan. Bagaimanapun pintarnya seseorang harus mengulang pelajarannya atau berlatih sendiri di rumah
agar bahan-bahan yang dipelajari tambah meresap dalam otak, sehingga tahan lama dalam ingatan. Mengulang pelajaran adalah salah satu cara
untuk membantu berfungsinya ingatan.
2.3.4 Prestasi Belajar
Menurut Helmawati 2014: 205 prestasi belajar adalah hadil dari pembelajaran. Semua itu diperolah dari evaluasi atau penilaian. Setiap orang akan
memiliki hasi belajar atau prestasi yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Prestasi yang diperoleh dari hasil pembelajaran setelah dinilai dan dievaluasi dapat saja rendah, sedang, ataupun tinggi.
Sesuai dengan yang telah diuraikan sebelumnya bahwa setiap orang memiliki potensi yang berbeda antara satu dengan yang lain, maka prestasi yang
dicapai orangpun akan berbeda-beda pula. Walaupun seseorang memiliki potensi yang sama dengan orang lain, tetapi kemampuan pendalaman dan pencapaian
dapat saja berbeda. Semua tergantung pada usaha kesungguhan dan doa, karena bagaimanapun manusia berusaha keras jika Allah belum mengizinkan
keberhasilan baginya, ia belum akan mencapai prestasi yang diharapkan. Jika anak memiliki potensi yang menonjol dalam suatu kecerdasan,
kemungkinan besar ia akan mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang tersebut. Sebaliknya, andaikan anak kurang memiliki prestasi yang kurang memuaskan.
Jika anak memiliki kemampuan dalam beberapa bidang multitalenta, tentunya anak akan memiliki banyak prestasi yang memuaskan.
Prestasi belajar dapat dikategorikan kedalam tiga definisi: 1 prestasi dari segi nilai yang diperoleh berdasarkan hasil ranah kognitif akal. Prestasi dalam
bidang ini adalah prestasi yang biasanya ditunjukkan dengan angka-angka yaitu nilai raport. Dalam hal ini anggapan anak berprestasi adalah anak yang dapat
mencapai nilai yang tinggi, sedangkan anak yang memiliki nilai rendah dikatakan anak
yang tidak
berprestasi. 2
Prestasi dalam
ranah afektif
rasasikapperilakuakhlak. Prestasi dalam bidang ini adalah prestasi yang mengarah pada perilaku belajar anak. Jika seorang anak memiliki nilai tugas
rendah namun ia mengerjakannya sendiri dan bukan dari hasil menyontek inilah
Universitas Sumatera Utara
yang disebut berprestasi dalam ranah afektif. Artinya nilai sikap kejujuran sang anaklah yang dikatan prestasi. 3 prestasi dalam ranah psikomotorik
keterampilan. Prestasi dalam bidang ini adalah prestasi yang bukan merupakan hasil dari nilai akademik keseluruhan. Bila sang anak memiliki satu bidang
keahlian seperti menari, menyanyi, padai bermain musi, berhitung dan lain sebagainya itulah yang dinamakan prestasi dalam hal keterampilan.
2.4 Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga dengan Prestasi Belajar Anak