23
menggunakan jarum kedua ujung potongan usus diikat dengan benang pada arah yang berlawanan. Benang bagian bawah usus diikatkan pada batang penahan
jaringan dan benang bagian atas usus dihubungkan ke transduser daya. Jaringan usus halus dimasukkan ke dalam organ bath yang berisi larutan tirode, dengan
suhu larutan dipertahankan 37°C sambil diaerasi dengan karbogen secara terus menerus. Jaringan yang telah terisolasi diinkubasi selama 30 menit dengan
pergantian larutan tirode setiap 10 menit. Dibiarkan beberapa saat sampai kondisi ritmik yang optimal Vogel, dkk., 2002.
3.5.2 Pengujian kontraksi seri konsentrasi asetilkolin terhadap otot polos ileum
Pengujian terhadap agonis muskarinik dilakukan untuk mengukur batas maksimum yang dapat ditunjukkan terhadap kontraksi ileum marmut, guna untuk
mendapatkan konsentrasi submaksimum atau Effective Concentration EC
80
asetilkolin. Pengukuran dilakukan secara bertingkat dengan pemberian kumulatif asetilkolin sehingga diperoleh konsentrasi didalam organ bath 10
-8
sampai 3x10
-3
M lihat tabel 3.1. Ileum marmut yang telah diekuilibrasi selama 45 menit dengan pergantian larutan tirode tiap 15 menit diberikan larutan asetilkolin
dengan konsentrasi di dalam organ bath 10
-8
sampai 3x10
-3
M otot polos ileum marmut menunjukkan respons kontraksi maksimum.
24
Tabel 3.1 Pemberian asetilkolin secara kumulatif pada organ bath volume 40 ml.
Konsentrasi larutan baku Asetilkolin M
Volume yang ditambahkan ke dalam
organ bath µl Konsentrasi Asetilkolin
dalam organ bath M 2x10
-6
200 1x10
-8
2x10
-6
400 3x10
-8
2x10
-5
140 1x10
-7
2x10
-5
400 3x10
-7
2x10
-4
140 1x10
-6
2x10
-4
400 3x10
-6
2x10
-3
140 1x10
-5
2x10
-3
400 3x10
-5
2x10
-2
140 1x10
-4
2x10
-2
400 3x10
-4
2x10
-1
140 1x10
-3
2x10
-1
400 3x10
-3
3.5.3 Pengujian efek relaksasi ekstrak etanol daun belimbing wuluh pada kontraksi otot polos ileum melalui induksi asetilkolin
Ileum marmut dikondisikan dengan larutan tirode dalam organ bath yang terhubung pada transduser isometrik. Ileum dikontraksi dengan pemberian 622 µl
larutan asetilkolin 2x10
-3
M sehingga akan diperoleh konsentrasi submaksimum asetilkolin 2,91x10
-5
M dalam organ bath. Setelah diperoleh kondisi kontraksi maksimum yang stabil kemudian dilakukan pemberian konsentrasi bertingkat
ekstrak etanol daun belimbing wuluh lihat Tabel 3.2.
25
Tabel 3.2 Pemberian konsentrasi ekstrak etanol daun belimbing wuluh secara
kumulatif pada organ bath volume 40 ml. Konsentrasi larutan
baku EEDBW mgml Volume yang
ditambahkan ke dalam organ bath µl
Konsentrasi EEDBW dalam organ bath
mgml 160
125 0,5
160 125
1 160
125 1,5
160 125
2 160
125 2,5
160 125
3 160
125 3,5
160 125
4
Dari larutan stock dipipet berturut-turut EEDBW: i.
dimasukkan 125 µl EEDBW kedalam organ bath volume 40 ml sehingga konsentrasi ekstrak dalam organ bath didapat 0,5 mgml.
ii. tambahkan 125 µl EEDBW kedalam organ bath volume 40 ml sehingga
konsentrasi ekstrak dalam organ bath didapat 1 mgml. iii.
tambahkan 125 µl EEDBW kedalam organ bath volume 40 ml sehingga konsentrasi ekstrak dalam organ bath didapat 1,5 mgml.
iv. tambahkan 125 µl EEDBW kedalam organ bath volume 40 ml sehingga
konsentrasi ekstrak dalam organ bath didapat 2 mgml. v.
tambahkan 125 µl EEDBW kedalam organ bath volume 40 ml sehingga konsentrasi ekstrak dalam organ bath didapat 2,5 mgml.
vi. tambahkan 125 µl EEDBW kedalam organ bath volume 40 ml sehingga
konsentrasi ekstrak dalam organ bath didapat 3 mgml.
26
vii. tambahkan 125 µl EEDBW kedalam organ bath volume 40 ml sehingga
konsentrasi ekstrak dalam organ bath didapat 3,5 mgml. viii.
tambahkan 125 µl EEDBW kedalam organ bath volume 40 ml sehingga konsentrasi ekstrak dalam organ bath didapat 4 mgml.
3.5.4 Pengujian efek relaksasi atropin sulfat pada kontraksi otot polos ileum melalui induksi asetilkolin
Ileum marmut dikondisikan dengan larutan tirode dalam organ bath yang terhubung pada tranduser isometrik. Ileum dikontraksi dengan pemberian 622 µl
larutan asetilkolin 2x10
-3
M sehingga akan diperoleh konsentrasi sub maksimum asetilkolin 2,91x10
-5
M dalam organ bath. Setelah diperoleh kondisi kontraksi maksimum yang stabil kemudian dilakukan pemberian konsentrasi bertingkat
atropin sulfat lihat Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Pemberian konsentrasi atropin sulfat secara kumulatif pada organ bath
volume 40 ml.
Konsentrasi larutan baku Atropin sulfat
Volume yang ditambahkan ke dalam
organ bath µl Konsentrasi Atropin
sulfat dalam organ bath M
2x10
-6
200 1x10
-8
2x10
-6
400 3x10
-8
2x10
-5
140 1x10
-7
2x10
-5
400 3x10
-7
2x10
-4
140 1x10
-6
2x10
-4
400 3x10
-6
2x10
-3
140 1x10
-5
2x10
-3
400 3x10
-5
27
3.5.5 Pengujian mekanisme aksi terhadap efek relaksasi ekstrak etanol daun belimbing wuluh pada otot polos ileum melalui penghambatan reseptor
muskarinik
Ileum marmut dikondisikan dengan larutan tirode dalam organ bath yang terhubung pada tranduser isometrik. Pengujian mekanisme aksi melalui
penghambatan reseptor muskarinik dilakukan dengan membandingkan pola kontraksi asetilkolin yang telah diinkubasi EEDBW dengan pola kontraksi
asetilkolin tanpa inkubasi dan asetilkolin yang diinkubasi atropin sulfat.
3.6 Data dan Analisa Data 3.6.1 Data