BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan sebagai entitas bisnis yang bergantung pada publik, berkewajiban untuk memberikan informasi yang relevan kepada publik. Informasi tersebut
berguna untuk pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Bentuk dari informasi yang disampaikan ini diantaranya berupa laporan keuangan
beserta laporan auditor independen. Ketentuan tersebut telah ditegaskan dalam Peraturan Bapepam Nomor Kep-36PM2003 dan Peraturan Bursa Efek Jakarta
BEJ Nomor Kep-306BEJ07-2004 bahwa perusahaan yang telah listing di Bursa Efek diharuskan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan SAK yang berlaku dan telah diaudit oleh akuntan publik.
Laporan keuangan merupakan instrumen penting untuk mengukur pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dikelolanya. Tolak ukur
kualitas laporan keuangan biasanya dilihat dari jenis opini yang diberikan auditor dalam laporan audit. Semakin baik opini audit yang di dapat perusahaan, maka
semakin besar pula kepercayaan yang diperoleh perusahaan untuk memberikan return yang cukup bagi investor. Dengan demikian, opini audit atas laporan
keuangan merupakan salah satu pertimbangan yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan berinvestasi.
Dari sisi manajemen, dengan semakin baiknya opini audit yang diterima perusahaan, maka kepercayaan investor atas pertanggung jawaban
manajemen semakin besar. Alasan tersebut mendorong manajemen untuk selalu berusaha mendapatkan opini audit yang terbaik, terlepas dari kinerja
yang sesungguhnya dicapai dan bisa saja memberi informasi yang menyesatkan bagi investor. Hal ini sesuai dengan konsep agency theory yang dikemukakan oleh
Jensen dan Meckling 1976:305. Selanjutnya, De Fond 1992 berpendapat bahwa permintaan akan kualitas audit merupakan sebuah fungsi dari konflik
keagenan yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham.
Menurut De Angelo 1981, Carcello et al. 1992 dan Dye 1993, terjadinya kualifikasi audit dalam penerbitan laporan audit perusahaan
berhubungan dengan konsep kualitas audit. Lebih lanjut De Angelo 1981 menjelaskan bahwa kualitas audit didefinisikan sebagai probabilitas
seorang auditor dapat menemukan dan melaporkan suatu penyelewengan dalam sistem akuntansi klien, dimana probabilitas dari penemuan
penyelewengan dalam sistem akuntansi klien tersebut tergantung pada kemampuan teknikal auditor, sedangkan probabilitas dari pelaporan
kesalahan tergantung pada independensi auditor. Pernyataan De Angelo tersebut menarik kepentingan peneliti, otoritas pasar modal dan
regulator di berbagai Negara Dopouch et al., 1987; Bell dan Tabor, 1991; Laitinen dan Laitinen, 1998; SEC, 2002; Irlandia, 2003.
Auditor mempunyai peranan penting dalam menjembatani antara kepentingan investor dan kepentingan perusahaan sebagai pemakai dan penyedia laporan
keuangan. Data-data perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh investor dan pemakai laporan keuangan lainnya apabila laporan keuangan yang mencerminkan
kinerja dan kondisi keuangan perusahaan telah mendapat pernyataan wajar dari auditor. Pernyataan auditor diungkapkan melalui opini audit, opini wajar tanpa
pengecualian dari auditor menjamin angka-angka akuntansi dalam laporan keuangan yang telah diaudit bebas dari salah saji material. Peran auditor
diperlukan untuk mencegah diterbitkannya laporan keuangan yang menyesatkan.
Dengan menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit, para pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan dengan benar sesuai dengan kenyataan
yang sesungguhnya. Berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu selalu
selfinterest maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen sangat diperlukan,
dalam hal ini adalah auditor independen. Investor akan lebih cenderung pada data akuntansi yang dihasilkan dari kualitas audit yang tinggi
Praptitorini dan Januarti, 2007. .
Tulisan ini meneliti karakteristik keuangan dan atribut lain yang terkait pada populasi audit kualifikasi yaitu 1 Laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang terdaftar si Singapura. Sebuah kerangka pilihan ekonomi yang telah diambil pada literatur kontrak mahal, auditor dan laporannya dianggap sebagai salah satu
mekanisme utama, dimana potensi kepentingan antara pemegang saham prinsipal dan manajer agen dapat dikendalikan Watts Zimmeman,1986
kualifikasi audit menunjukkan pada banyak kasus, seorang pimpinan perusahaan mengalami perbedaan pendapat dengan manajernya dalam mengelola laporan
kepada pemegang saham, pemilik hutang dan pihak eksternal lainnya. Pendapat independen kepada pemegang saham dan pengguna laporan eksternal lainnya
menyatakan bahwa laporan yang dibuat oleh manajer mungkin dalam beberapa hal ada yang tidak benar dan tidak adil. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa
aspek pada posisi jabatan perusahaan yang perlu dipertanyakan. Manajer tidak siap atau tidak mampu untuk memperbaiki hubungan dengan auditor karena
menerima audit wajar dengan pengecualian. Sepertinya untuk kasus-kasus yang melibatkan perselisihan akuntansi tersebut, manfaat yang dirasakan dari
pelaporan tersebut dinilai oleh manajer secara rasional lebih besar daripada biaya
yang berkaitan dengan laporan yang berkualitas. Biaya-biaya yang relevan dengan keputusan ini cenderung bervariasi sebagai kondisi keuangan dan perubahan dari
struktur kepemilikan perusahaan. Kualifikasi audit juga dapat dimodelkan sebagai keputusan ekonomi oleh auditor Antle,1982; Ng Stoeckenius,1979; Smith et
al,1987; Nelson et al,1988. Jika laporan audit memenuhi syarat ada kemungkinan bahwa auditor akan kehilangan klien. Jika laporan bersih dikeluarkan ada
kemungkinan auditor akan menghadapi litigasi oleh pemilik perusahaan. 2 Biaya dan manfaat yang terlibat dalam keputusan ini juga berubah karena
kesehatan keuangan klien yang berubah. Selanjutnya kapasitas untuk pemegang saham adalah fungsi dari ukuran dan profesionalitas auditor. 3 Nelson et al
1988 telah mengembangkan sebuah model relevansi khusus bagi studi ini dimana pilihan yang dibuat oleh auditor menentukan: tingkat usaha oleh auditor
dan keakuratan laporan keuangan oleh perusahaan-perusahaan di berbagai industri. Juga relevan dengan tulisan ini adalah literatur empiris yang berkaitan
dengan prediksi kualifikasi audit Mutchler,1985;Dopouch et al,1987; Koh et al,1988; Lee et al,992.
Studi perbandingan tentang opini audit pernah diteliti sebelumnya oleh Yoke- Kai Chan dan Terry S. Walter 1996 yang telah membandingkan opini audit
wajar dengan pengecualian qualified dengan opini wajar tanpa pengecualian unqualified dengan penelitian yang berjudul “Qualified Audit Reports and
Costly Contracting”. Penelitian ini dilandasi oleh pentingnya mengetahui faktor penentu kualifikasi
audit di Indonesia dengan menggunakan variabel kontrol seperti Leverage,
Likuiditas, Profitabilitas. Penelitian ini merupakan studi empiris pada perusahaan- perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode tahun 2011-2013. Penelitian ini mengacu pada penelitian Yoke-Kai Chan dan Terry S. Walter
1996. Namun terdapat perbedaan penelitian sebelumnya, yaitu : 1. Penelitian yang dilakukan Yoke-Kai Chan dan Terry S. Walter 1996
menggunakan 6 variabel, yaitu : Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Perusahaan, dan Auditor Identity.
Sedangkan dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel Leverage, Likuiditas dan Profitabilitas.
2. Peneliti sebelumnya menggunakan opini audit wajar dengan pengecualian dan opini audit wajar tanpa pengecualian sebagai perbandingannya.
Sedangkan peneliti menggunakan opini audit wajar tanpa pengecualian dan opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas sebagai
studi perbandingan. Peneliti mengganti opini wajar dengan pengecualian Qualified dengan opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas
Unqualified With Explanatory sebagai perbandingannya. Karena perusahaan di Indonesia yang mendapat opini wajar dengan pengecualian
sangat sedikit sehingga tidak dapat dijadikan perbandingan dengan opini audit wajar tanpa pangecualian. Sehingga peneliti menggantinya dengan
opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas yang mana opini tersebut banyak diterima perusahaan-perusahaan di Indonesia.
3. Yoke-Kai Chan dan Terry S.Walter 1996 melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur di Singapore Stock Exchange SSE selama
periode 1973 – 1985, sedangkan peneliti melakukan penelitian pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2013. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini
mengambil judul “STUDI PERBANDINGAN RASIO-RASIO LEVERAGE, LIKUIDITAS, DAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN YANG
MENERIMA OPINI AUDIT WAJAR TANPA PENGECUALIAN DAN PERUSAHAAN YANG MENERIMA OPINI AUDIT WAJAR TANPA
PENGECUALIAN DENGAN BAHASA PENJELAS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2013”. 1.2
Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Apakah rasio leverage pada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian lebih tinggilebih rendah daripada rasio leverage pada perusahaan
yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas? 2. Apakah rasio likuiditas pada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa
pengecualian lebih tinggilebih rendah daripada rasio likuiditas pada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas?
3. Apakah rasio profitabilitas pada perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian lebih tinggilebih rendah daripada rasio profitabilitas pada
perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas?
1.3 Tujuan Penelitian