kelayakan informasi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yang merupakan bagian penting dari audit.
c. Pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi Pernyataan mengenai kejadian atau kegiatan ekonomi adalah hasil proses
akuntansi. Akuntasi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan dalam satuan uang dalam
bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Setiap kali audit dilakukan,
ruang lingkup pertanggungjawaban auditor harus dinyatakan dengan jelas, terutama hal yang harus dilakukan adalah menegaskan entitas atau satuan
usaha yang dimaksud dengan periode waktunya. d. Tingkat kesesuaian antara pernyataan dengan kriteria yang telah ditetapkan
Ketika melakukan proses audit, tujuan auditor adalah menentukan apakah pernyataan pihak yang diaudit sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
e. Penyampaian hasil kepada pihak yang berkepentingan Penyampaian hasil ini dilakukan dengan tertulis dalam bentuk laporan audit
audit report yang merupakan penyampaian hasil-hasil temuan kepada para pemakai laporan. Laporan yang satu dapat berbeda dengan laporan lainnya.
Tetapi pada dasarnya semuanya harus mampu menyampaikan kepada pihak yang berkepentingan stakeholder.
2.1.1 Opini Audit
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik SA Seksi 110, tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk
menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan , maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit
yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor PSA NO O1, 2004. Pendapat auditor opini audit merupakan bagian dari
laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat
memberikan simpulan atas opini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya. Arens 1996:1 mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah
terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor dalam memberikan pendapat sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya.
Opini audit tersebut dinyatakan dalam paragraf pendapat dalam laporan audit. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan. Laporan keuangan yang dimaksud dalam standar pelaporan tersebut adalah meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Oleh karena itu, dalam standar pelaporan yang ketiga tersebut diatas, auditor diharuskan
menyampaikan kepada pemakai laporannya mengenai informasi penting yang menurut auditor perlu diungkapkan.
Tujuan dalam standar pelaporan tersebut adalah untuk memungkinkan pemegang saham, kreditur, pemerintah, karyawan, dan pihak lain yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan menentukan seberapa jauh laporan keuangan yang dilaporkan oleh auditor dalam laporan audit dapat dipercaya.
Opini auditor terdiri atas lima jenis opini Arens, 2011:374 yaitu:
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian Unqualified Opinion Dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, auditor menyatakan bahwa
laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Laporan audit
dengan pendapat wajar tanpa pengecualian diterbitkan oleh auditor jika kondisi berikut terpenuhi:
a. Seluruh laporan neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, dan laporan aliran kas dimasukkan dalam laporan keuangan.
b. Tiga standar umum diikuti dalm seluruh penugasan. c. Bukti yang tepat dan memadai telah diakumulasi dan auditor melakukan
penugasan sesuai dengan cara yang membuat ia dapat memastikan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan sudah dipenuhi.
d. Laporan keuangan dinyatakan sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia. Hal ini juga berarti pengungkapan yang dimasukkan
dalam penjelasan tambahan dan bagian lain dalam laporan keuangan sudah memadai.
e. Tidak ada keadaan yang memerlukan paragraf penjelasan tambahan atau modifikasi dalam laporan.
2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelas Unqualified Opinion with Explanatory Language
Laporan audit tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi kata juga telah memenuhi kriteria audit hasil yang memadai dan laporan
keuangan yang disajikan dengan wajar, tetapi auditor yakin perlunya menyediakan informasi tambahan. Berikut ini adalah penyebab utama dari
adanya paragraf penjelasan atau modifikasi kata dalam laporan standar tanpa pengecualian :
• Kurangnya penerapan konsisten atas prinsip akuntansi berlaku umum. • Keraguan atas kelangsungan usaha perusahaan.
• Auditor menyetujui adanya perbedaan dengan prinsip yang wajib diterapkan
• Penekanan atas suatu hal • Pelaporan yang melibatkan auditor lain
3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian Qualified Opinion Pendapat wajar dengan pengecualian diberikan apabila auditee menyajikan secara
wajar laporan keuangan, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, kecuali untuk hal-hal yang dikecualikan.
Pendapat wajar dengan pengecualian dinyatakan dalam keadaan:
a. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap lingkup audit.
b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, yang berdampak material,
dan auditor berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat tidak wajar c. Adanya salah saji material dalam komponen laporan keuangan.
d. Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum. e. Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas.
4. Pendapat Tidak Wajar Adverse Opinion Pendapat tidak wajar diberikan oleh auditor apabila laporan keuangan
auditee tidak menyajikan secara wajar laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
5. Tidak Memberikan Pendapat Disclaimer of Opinion Auditor menyatakan tidak memberikan pendapat jika ia tidak melaksanakan
audit yang berlingkup memadai untuk memungkinkan auditor memberikan pendapat atas laporan keuangan. Pendapat ini juga diberikan apabila ia dalam
kondisi tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
2.1.4 Leverage