8
BAB II PROFIL INSTANSI
A. Sejarah Singkat Paya Pinang Group Medan
Paya Pinang Group adalah murni perusahaan swasta nasional. Berdirinya Paya Pinang Group bermula dari surat keputusan Menteri Agraria No. SKII6Ka
tertanggal 15 Februari 1962 tentang penyerahan Hak Guna Usaha HGU kepada dua perusahaan nasional yaitu PT Tjipta Makmur dan Sumber Deli untuk bersama-sama
mengelola perkebunan karet Paya Pinang yang merupakan kebun bekas swasta asing Horison dan Crossfield Ltd yang telah berakhir masa kontraknya. Menteri Agraria
dengan Surat Keputusan No. SKII6Ka tertanggal 15 Februari 1962 memberikan HGU atas perkebunan Paya Pinang seluas 2138 Ha, kepada perusahaan tersebut dan
surat keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 19 Maret 1962. Ditandai dengan lahirnya Paya Pinang Group, oleh karena itu pemberian HGU tersebut untuk satu
kebun, bagian keuangan kedua perusahaan ini merasa sulit untuk membagi HGU tersebut, maka kedua perusahaan ini sepakat untuk membentuk suatu badan kerja
yang diberi nama Badan Pelaksanaan Pengelolaan Paya Pinang BP4 dengan tujuan agar pengelolaan kebun dapat dilaksanakan dengan baik.
Untuk memimpin BP4 ini, Direksi kedua perusahaan menduduki jabatan koordinator I oleh Ali Boman Harahap dari PT Tjipta Makmur dan koordinator II
oleh H. A. Manap Nasution dari PT Sumber Deli dengan dibantu oleh H. A. Pangi Harahap sebagai sekretaris BP4 dari PT Tjipta Makmur. Pada tahun 1964 Ali Boman
meninggal dunia, sehingga dilakukan perubahan susunan koordinator teknis H. A. Pangi Harahap dan sebagai pengawas masing-masing adalah H. Asjro Effendi dari PT
Sumber Deli dan Haji Muslim Djalil dari PT Tjipta Makmur. BP4 selaku pengelola Paya Pinang telah melaksanakan tugasnya dengan baik
dan kedua perusahaan tersebut secara disiplin dan adil menjalankan tugas-tugasnya dan sebaliknya BP4 menyerahkan penghargaan secara adil kepada kedua perusahaan
tersebut. Kedua perusahaan dalam BP4 ini bertindak sebagai pengawas dalam hal ini
menjadikan pengelolaan Paya Pinang terus berkembang pesat. Langkah pertama dari BP4 dalam pengelolaan kebun Paya Pinang ini adalah mempertahankan kondisi
kebun yang ditinggalkan oleh pemilik lama, produktifitasnya 600kg karet keringHaTahun. Secara maksimal BP4 berusaha untuk merehabilitasi dan
meningkatkan produktifitas kebun. Sejalan dengan kemajuan yang dicapai dan untuk memenuhi tuntutan suatu
perkembangan, maka BP4 dirasakan kurang memenuhi persyaratan hukum sehingga pada tahun 1984 BP4 dilebur dan dibentuk menjadi satu perseroan terbatas yang
bernama PT PD Paya Pinang yang sahamnya dimiliki masing-masing 50 atas nama PT Sumber Deli dan 50 atas nama PT Tjipta Makmur. Dengan dibentuknya PT PD
Paya Pinang Group dapat dirasakan bahwa semakin hari gerak laju perusahaan ini semakin lancar, serta rehabilitasi kebun terus dilanjutkan dengan penanaman ulang
dan meningkatkan sarana sosial seperti pembangunan mesjid, sekolah, poliklinik dan
lain-lain. Pemasaran yang semula hanya bersifat lokal kemudian melangkah lebih maju dengan menembus pasar Internasional.
Sehubungan hal tersebut dirasakan perlu untuk memperluas kegiatan usaha dengan cara menambah areal perkebunan. Penambahan areal perkebunan dirasakan
dapat membantu meningkatkan kemajuan di perusahaan Paya Pinang Group. Adapun perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam perusahaan ini adalah :
1. PT Sumber Deli dan PT Tjipta Makmur sebagai pemilik saham
2. PT Hasrat Tjipta mengelola perkebunan kelapa sawit
3. PT PD Paya Pinang mengelola perkebunan karet, kelapa sawit dan kakao
4. PT Sumber Sawit Makmur mengelola perkebunan kelapa sawit dilengkapi dengan
pabrik pengolahannya 5.
PT Pinang Lestari bergerak dalam bidang konsultan dan penelitian 6.
PT Pinang Jaya bergerak dalam bidang kontraktor dan supplier 7.
CV Apotik Istana bergerak dalam bidang apotik dan pengadaan obat-obatan 8.
Yayasan keluarga bergerak dalam bidang pendidikan Perkebunan Paya Pinang terletak di Tebing Tinggi dengan jarak lebih kurang
12.5 KM dengan ketinggian lebih kurang 36 M diatas permukaan laut. Luas perkebunan yang dimiliki perusahaan ini adalah 2.318Ha, dengan perincian sebagai
Tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Perincian Areal Kebun Keterangan
Luas Ha
Luas areal yang ditanam 1895.70
Luas areal yang tidak ditanam : a.
Emplacement dan perumahan 10.00
b. JalanPasar
21.60 c.
Parit 2.80
d. Areal untuk PJKA
9.90 e.
Tanah kosong 378.00
Luas areal seluruhnya 2318.00
Sumber: Arsip Paya Pinang Group Tahun 2013
Keadaan areal diperkebunan Paya Pinang secara umum merupakan areal yang sangat baik untuk ussaha perkebunan. Dari keseluruhan areal di kebun Paya Pinang
60 merupakan areal topografy datar, 25 merupakan tanah landai dengan tingkat kemiringan 8 - 15 dan 5 – 10 merupakam arel curam hingga tingkat kemiringan
15 - 40 Curah hujan yang jatuh pada areal pertanaman secara keseluruhan cukup
memenuhi kebutuhan air bagi tanaman. Berdasarkan data curah hujan sejak tahun 1967 sampai dengan tahun 1986 diperoleh rata-rata curah hujan 1840 milimeter per
tahun dengan rata-rata hari hujan 119 hari per tahun. Temperatur untuk tanaman karet dikebun Paya Pinang berkisar antara 23
dan dengan kelembaban relatif Rh berkisar antara 80 - 85.
Angin diperkebunan Paya Pinang tidak terlalu kencang. Angin umumnya bertiup dari arah selatan dan barat daya dengan kecepatan lemah hingga sedang. Pada
saat-saat tertentu kadang-kadang angin dari arah barat daya yang merupakan daerah lembab bertiup dengan kecepatan sedang hingga kuat, hal ini dapat mengakibatkan
banyak pohon yang tumbang. Paya Pinang Group masih akan terus berupaya untuk mengembangkan
usahanya didalam subsektor perkebunan dalam rangka memenuhi himbauan dan membantu pemerintah untuk memperoleh tambahan devisa dari subsektor
perkebunan demi melanjutkan pembangunan bangsa dan mencapai kehidupan yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pelaksanaan pembukaan areal kebun di setiap daerah ini disamping untuk memproduktifkan kembali tanah yang terlantar juga memperbaiki kembali keadaan
lingkungan yang selama ini tidak diperhatikan serta membantu taraf perekonomian Negara ini khususnya membantu perekonomian warga sekitar.
B. Visi Paya Pinang Group