mengkoordinasi bawahannya, mengutamakan kelancaran kerja dibanding kepentingan pribadinya, mampu mengklafikasikan masalah, memiliki dedikasi yang
tinggi terhadap organisasi dan selalu berupaya yang terbaik terhadap organisasi, mampu memimpin berdasarkan peraturan dan kepatuhan serta menjauhi kebiasaan
berdasarkan kekuasaan dan mampu mengambil keputusan melalui musyawarah, minimal dengan kepala bagian yang terkait dengan berlandaskan kepada dasar-dasar
yang kuat serta dapat dipertanggung jawabkan.
6. Beberapa Pendekatan Teori Kepemimpinan
Secara garis besar pendekatan teori kepemimpinan dibagi atas tiga aspek, yaitu teori sifat trait theory, teori perilaku behavior theory dan teori
kepemimpinan situasional situasional theory. Berikut ini akan dijelaskan masing- masing teori kepemimpinan. Sutrisno, 2004.
1. Pendekatan Teori Sifat
Teori sifat trait theory, bahwa seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin karena memiliki sifat-sifat sebagai pemimpin. Namun pandangan teori ini juga tidak
memungkiri bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan, tetapi juga dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.
Para penganut teori sifat ini berusaha menggeneralisasi sifat-sifat umum yang dimiliki oleh pemimpin, seperti fisik, mental dan kepribadian. Dengan asumsi
pemikiran, bahwa keberhasilan seseorang sebagai pemimpin ditentukan oleh kualitas
sifat atau karakteristik tertentu yang dimiliki dalam diri pemimpin tersebut, baik berhubungan dengan fisik, mental, psikologis, personalitas dan intelektualitas.
Beberapa sifat yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang sukses antara lain yakni takwa, sehat, cakap, jujur, tegas, setia, cerdik, berani, disiplin, manusiawi,
berkemauan keras, berinovasi, berwawasan luas, komunikatif, daya nalar tajam, daya tanggap peka, kreatif dan tanggung jawab.
Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group sifat pemimpinnya yaitu takwa, sehat, tegas, disiplin, berwawasan luas, komunikatif, mempunyai daya nalar tajam,
daya tanggap yang peka dan bertanggung jawab. 2.
Pendekatan Teori Perilaku Teori perilaku ini dilandasi pemikiran, bahwa kepemimpinan merupakan
interaksi antara pemimpin dengan pengikut dan dalam interaksi tersebut pengikutlah yang menganalisis dan memersepsikan apakah menerima atau menolak
kepemimpinannya. Pendekatan perilaku menghasilkan dua orientasi, yaitu perilaku pemimpin
yang berorientasi pada tugas atau yang mengutamakan penyelesaian tugas dan perilaku pemimpin yang berorientasi pada orang atau yang mengutamakan
penyelesaian tugas dan perilaku pemimpin yang berorientasi pada orang atau yang mengutamakan penciptaan hubungan-hubungan manusiawi.
3. Pendekatan Teori Situasi
Teori situasi mencoba mengembangkan kepemimpinan sesuai dengan situasi dan kebutuhan. Dalam pandangan ini, hanya pemimpin yang mengetahui situasi dan
kebutuhan organisasi yang dapat menjadi pemimpin yang efektif. Teori situasi kontingensi berusaha meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam segala situasi.
Menurut model ini, pemimpin yang efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan dan kepuasan pengikutnya.
C. Kinerja
1. Pengertian kinerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kinerja adalah sesuatu yang dicapai Suharsono dan Retnoningsih, 2009.
Menurut Ilyas 2002 kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan
penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil kerja tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktur, tetapi
juga pada keseluruhan jajaran personel di dalam organisasi. Kinerja performance adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan program kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategi planning suatu organisasi
Mahsun, 2006.