B. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan memainkan peranan yang dominan, krusial dan kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan prestasi kerja, baik pada tingkat individual,
kelompok dan organisasi. Dengan demikian, tampak pemimpin selalu akan dikaitkan dengan kelompok, karena seorang pemimpin tanpa kelompok dan para anggota, tidak
akan ada manfaatnya, meskipun individu tersebut mempunyai potensi yang sangat baik untuk menjadi seorang pemimpin. Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin
yang mampu melaksanakan kepemimpinan secara efektif pula dan pada giliran tujuan organisasi akan tercapai.
Kepemimpinan adalah gejala universal yang ada pada setiap kelompok manusia sebagai sebuah sistem sosial, mulai dari kelompok kecil yang terdiri dari
beberapa orang sampai pada kelompok besar yang dimakan bangsa. Menurut nixon Sutrisno, 2009, kepemimpinan merupakan suatu bentuk seni yang unik, yang
membutuhkan kekuatan dan visi pada tingkat yang luar biasa. Kepemimpinan merupakan aktivitas perilaku seseorang dalam mempengaruhi orang lain. Persoalan
memengaruhi merupakan suatu bentuk yang tidak semua individu mampu menguasainya. Kepemimpinan merupakan seni memengaruhi dan mengarahkan
kemampuan dan usaha orang lain untuk mencapai tujuan pemimpin Sutrisno, 2009.
2. Gaya-gaya Kepemimpinan
Para ahli dalam berbagai bidang telah banyak melakukan penelitian terhadap gaya dalam melaksanakan kepemimpinan. Meskipun istilah yang dipergunakan tidak
sama tetapi maksudnya sama. Pada pokok ada tiga gaya kepemimpinan, yakni: 1.
Kepemimpinan otoriter ialah kepemimpinan berdasarkan kekuasaan mutlak. Seorang pemimpin otoriter memimpin tingkah laku pengikut-pengikutnya dengan
mengarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Segala keputusan berada di satu tangan, yakni pemimpin otoriter itu yang dianggap oleh orang lain
dan yang menganggap dirinya lebih mengetahui daripada orang-orang lain. Setiap keputusannya dianggap syah, dan pengikut-pengikutnya menerima tanpa
pertanyaan. Pemimpin otoriter ini dianggap sebagai manusia super. 2.
Kepemimpinan demokratis ialah kepemimpinan berdasarkan demokrasi. Yang penting disini, bukan dipilihnya pemimpin itu secara demokratis oleh pengikut-
pengikutnya, melainkan cara ia melaksanakan kepemimpinannya secara demokratis. Pemimpin tersebut bergiat sedemikian rupa, sehingga suatu
keputusan merupakan keputusan bersama dari semua anggota kelompok. Setiap anggota kelompok mempunyai kebebasan untuk menyatakan pendapatnya, akan
tetapi wajib tunjuk kepada keputusan mayoritas anggota kelompok. Fungsi pemimpin disini ialah menuntun dan mengkoordinasikan proses pengambilan
suatu keputusan.
3. Kepemimpinan yang bebas ialah pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya
organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi
tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering
intervensi. Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group terdapat dua gaya kepemimpinan
yang berbeda yang dilakukan oleh dua pemimpin dikantor Direksi tersebut gaya kepemimpinan yang diterapkan yakni gaya kepemimpinan yang demokratis dan juga
gaya kepemimpinan yang semi otoriter. Gaya kepemimpinan tersebut diterapkan pada saat kondisi tertentu dan dalam keadaan yang tepat. Gaya kepemimpinan yang
demoktaris dan gaya kepemimpinan semi otoriter disini maksudnya pada saat pemimpin mengadakan rapat untuk mendengarkan masing-masing masukan yang
diberikan oleh para karyawan tetapi disatu sisi pada keputusan akhir tetap diambil oleh keputusan Direksi tersebut.
Menurut Sutarto dalam Sutrisno, 2009 pendekatan perilaku berlandaskan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya
bersikap dan bertindak seorang pemimpin yang bersangkutan. Gaya bersikap dan bertindak akan tampak dari:
1. Cara memberi perintah.
2. Cara memberikan tugas.
3. Cara berkomunikasi.
4. Cara membuat keputusan.
5. Cara mendorong semangat bawahan.
6. Cara memberikan bimbingan.
7. Cara menegakkan disiplin.
8. Cara mengawasi pekerjaan bawahan.
9. Cara meminta laporan dari bawahan.
10. Cara menegur kesalahan bawahan dan lain-lain. Sutrisno, 2009.
Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group pemimpin memberikan pekerjaan kepada pegawai sesuai dengan job discription. Cara berkomunikasi pemimpin kepada
pegawainya baik karena informasi yang disampaikan oleh pemimpin dapat diterima oleh pegawaai. Cara pengambilan keputusan dengan mengambil pendapat dari para
pegawai dan dimusyawarahkan tetapi keputusan tetap ditangan Direksi. Untuk mendorong semangat pegawai direksi menggunakan motivasi kearah
agama dan memberikan bimbingan dengan arahan. Dalam menegakkan disiplin dengan peringatan lisan apabila karyawan tidak berubah maka peringatan akan dibuat
dalam bentuk tulisan. Direksi mengawasi pegawai dengan cara melihat terlebih dahulu apabila terdapat kesalahan pegawai tersebut akan dipanggil secara pribadi
sedangkan bagian personalia dalam mengontrol pekerjaan para pegawai akan terjun langsung untuk melihat semua pekerjaan yang sedang dikerjakan apabila terdapat
kesalahan akan langsung menegur dan memberi tahu.
Menurut Sutrisno 2009 adapun gaya kepemimpinan yang ada, yaitu: 1.
Gaya persuasif yaitu gaya kepemimpinan dengan menggunakan pendekatan yang menggugah perasaan, pikiran atau dengan kata lain dengan melakukan ajakan
atau bujukan. 2.
Gaya refresif yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan tekanan- tekanan, ancaman-ancaman sehingga bawahan merasa ketakutan.
3. Gaya partisipatif yaitu gaya kepemimpinan di mana memberikan kesempatan
kepada bawahan untuk itu secara aktif baik mental, spiritual, fisik maupun material dalam kiprahnya di organisasi.
4. Gaya inovatif yaitu pemimpin yang selalu berusaha dengan keras untuk
mewujudkan usaha-usaha pembaruan di dalam segala bidang, baik bidang politik, ekonomi, sosial, budaya atau setiap produk terkait dengan kebutuhan manusia.
5. Gaya investigatif, yaitu gaya kepemimpinan yang selalu melakukan penelitian
yang disertai dengan rasa penuh kecurigaan terhadap bawahannya sehingga menimbulkan yang menyebabkan kreativitas, serta inisiatif dari bawahan kurang
berkembang, karena bawahan takut melakukan kesalahan-kesalahan. 6.
Gaya inspektif, yaitu pemimpin yang suka melakukan acara-acara yang sifatnya protokoler, kepemimpinan dengan gaya inspektif menuntut penghormatan
bawahan, atau pemimpin yang senang apabila dihormati. 7.
Gaya motivatif, yaitu pemimpin yang dapat menyampaikan informasi mengenai ide-idenya, program-program dan kebijakan-kebijakan kepada bawahan dengan
baik. Komunikasi tersebut membuat segala ide, program dan kebijakan dapat dipahami oleh bawahan sehingga bawahan mau merealisasikan semua ide,
program dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemimpin. 8.
Gaya naratif, yaitu pemimpin yang bergaya naratif merupakan pemimpin yang banyak bicara namun tidak disesuaikan dengan apa yang ia kerjakan, atau dengan
kata lain pemimpin yang banyak bicara sedikit bekerja. 9.
Gaya edukatif, yaitu pemimpin yang suka melakukan pengembangan bawahan dengan cara memberikan pendidikan dan keterampilan kepada bawahan, sehingga
bawahan menjadi memiliki wawasan dan pengaaman yang lebih baik dari hari kehari. Sehingga seorang pemimpin yang bergaya edukatif takkan pernah
menghalangi bawahannya yang ingin mengembangkan pendidikan dan keterampilan.
10. Gaya retrogesif, yaitu pemimpin tidak suka melihat maju, apalagi melebihi
dirinya. Untuk itu pemimpin yag bergaya retrogatif selalu menghalangi bawahannya untuk mengembangkan pengetahuan dan keteramoilan. Sehingga
dengan kata lain, pemimpin yang bekerja retrogatif sangat senang melihat bawahannya selalu terbelakang, bodoh, dan sebagainya.
Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group gaya kepemimpinan direktur menggunakan gaya motivatif yaitu dengan menyampaikan informasi kepada pegawai
dan menyampaikan ide-idenya sebagai direktur dan kebijakan-kebijakan kepada
bawahannya dengan baik, sehingga bawahan mau merealisasikan semua ide, program dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemimpin.
3. Perilaku Kepemimpinan