mampu mengikuti dan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dia hanya bisa dipakai untuk sementara menjelang ditemui orang yang
benar-benar memenuhi persyaratan. 6.
Keenam, pemimpin dipilih dengan suara bulat dan diminta kesediaannya untuk mengemukakan syarat-syarat yang menarik, seperti gaji yang besar, fasilitas yang
lengkap serta pemberian wewenang seperlunya. Pemimpin yang seperti ini kita kenal dengan sebutan pemimpin yang profesioanal.
Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group proses direktur mencapai posisi sebagai pemimpin yaitu pemimpin yang diangkat karena memiliki sikap mental yang
terkendali, terpuji dan menonjol dalam lingkungannya. Pada umumnya, orang semacam ini lebih banyak memikirkan kualitas kerjanya dan kemajuan organisasi
daripada mengibaratkan kedudukan sebagai seorang pemimpin. Orang ini disebut dengan pemimpin berbakat alamiah, yaitu bakat yang dibawa semenjak lahir.
b. Macam-macam Kepemimpinan Menurut Perilakunya
Berdasarkan perilaku seorang pemimpin, dalam kenyataannya kita temui lima jenis kepemimpinan, yaitu sebagai berikut:
1. Kepemimpinan yang mengandalkan pertimbangan-pertimbangan objektif dan
bersendikan fakta kebenaran. Yang dimaksud dengan kepemimpinan yang mengandalkan pertimbangan-
pertimbangan objektif dan bersendikan fakta kebenaran yaitu seorang pemimpin yang membiasakan diri melayani semua tugas-tugas organisasi dan semua permasalahan
personel bawahan secara terbuka. Seandainya ada permasalahan pada tingkat bawahannya, maka dia berusaha membuka hati bawahan untuk melihat masalah yang
sebenarnya. Selain itu, dia menilai dan mengambil keputusan dengan pertimbangan objektif yang berdasarkan ketentuan yang ada sehingga keputusan yang dimaksud
dapat diterima oleh semua pihak. Kelebihan dari kepemimpinan jenis ini ialah bahwa keputusan yang diambil dalam menyelesaikan berbagai msalah diharapkan akan
menjadi tuntas serta kerja sama dan semangat kerja akan terbina dengan baik. 2.
Kepemimpinan yang mengandalkan kekuasaan Yang dimaksud dengan kepemimpinan yang mengandalkan kekuasaan adalah
seorang pemimpin yang membiasakan diri melayani tugas-tugas organisasi dan bawahan dengan memperlihatkan kekuasaan yang membuat bawahan dicengkerami
perasaan takut. Perilaku dari kepemimpinan jenis ini hanya mungkin terpakai oleh seorang pemimpin yang menguasai sepenuhnya semua kegiatan organisasi sehingga
sama sekali tidak memerlukan bantuan orang lain. Hal ini akan dapat terwujud bila kebetulan seluruh personel bawahannya terdiri dari orang-orang yang terdesak
kehidupannya. Sebaliknya, jika di dalam organisasi tersebut terdiri dari orang-orang yang kreatif dan profesional, maka akan dapat menimbulkan akibat-akibat sebagai
berikut. a.
Personel yang kreatif dan ingin menyumbangkan pikirannya akan mengalami tekanan yang amat berat.
b. Sumber daya personel tidak akan tergali dan daya yang telah dikuasainya tidak
akan berkembang. c.
Kerja sama dalam arti sumbangan pikiran tidak akan tercipta sebab memang tidak diperlukan karena seluruh personel bersifat menunggu perintah dan merupakan
tenaga pelaksana semata. Kelebihan dari kepemimpinan jenis ini di dalam organisasi perusahaan hampir
tidak ada. Sedangkan, kelemahannya banyak sekali, diantaranya seperti yang telah disebutkan diatas.
Pola kepemimpinan yang mengandalkan kekuasaan ini, hanya dimungkinkan untuk perusahaan kecil milik pribadi dengan syarat yang bersangkutan harus dapat
hadir disetiap waktu di lokasi perusahaan. Bila pemimpinnya tidak cukup mempunyai waktu untuk hadir setiap saat di lokasi perusahaan akan menyebabkan sebagian besar
kegiatan akan menjadi tertunda-tunda yang berarti pemborosan waktu. Hal ini sangat bertentangan dengan prinsip manajemen. Sehingga sulit diramalkan perusahaan akan
dapat hidup dan berkembang. 3.
Kepemimpinan yang mengandalkan kekuatan dukungan Yang dimaksud dengan kepemimpinan mengandalkan kekuatan dan
dukungan adalah seorang pemimpin yang dalam mengambil bebagai keputusan mengandalkan kekuatan dukungan-dukungan. Kekuatan itu mungkin berada di
tangan pemegang saham bila berupa perusahaan persero atau mungkin juga berada ditangan bawahannya yang ahli menyusun kekuatan.
Pemimpin jenis ini selalu ragu-ragu mengambil keputusan meskipun hati nuraninya telah mengetahui keputusan yang terbaik kalau tidak didukung oleh
kekuatan tersebut. Kebaikan dari kepemimpinan jenis ini dalam organisasi perusahaan hampir tidak ada, sedangkan kelemahannya cukup banyak, anara lain
sebagi berikut: a.
Kerja sama yang berfungsi sebagai tulang punggung organisasi akan sering terancam.
b. Semua personel akan kehilangan pedoman serta sering bersifat ragu-ragu, takut-
takut dan akhirnya bersikap pasif tanpa dedikasi. c.
Sumber daya personel tidak akan tergali dan daya yang telah dikuasainya tidak akan dapat dikembangkan.
Pola kepemimpinan sebagaimana diuraikan di atas tidak akan dapat membuat perusahaan bertahan lama karena pihak pemimpin tidak dapat memikirkan dan
memberikan yang terbaik untuk perusahaan. Namun, hal ini adalah yang terbaik bagi pendukung yang biasanya tidak atau kurang objektif dan sering berubah-ubah
berdasarkan selera. Bahkan, tidak jarang pula para pendukung tersebut terpecah- pecah pada saat tertentu sehingga pemimpin menjadi ragu-ragu dan semua keputusan
menjadi tertunda-tunda. Keadaan ini sama saja artinya dengan tidak ada pemimpin. 4.
Kepemimpinan yang berhati angin-anginan Di dalam pergaulan organisasi sering ditemui personel yang berhati angin-
anginan, yaitu personel yang sikap atau pendiriannya kadang-kadang berhati sempit.
Biasanya orang yang semacam ini bila berhadapan dengan atasan akan memaksakan dirinya untuk selalu berlapang hati, meskipun kadang-kadang sedang berhati sempit
sehingga pihak atasannya tidak mengetahui bahwa dia memiliki hati angin-anginan. Tidak mustahil, personel jyang seperti ini adakalanya memperoleh peluang untuk
menjadi pemimpin. Seandainya orang semacam ini terpilih menjadi pemimpin akan sering terjadi
kasus-kasus salah kaprah dengan bawahannya, sekaligus akan sering terjadi pula pemborosan waktu. Akibatnya, pelaksanaan tugas menjadi tertunda-tunda, karena
bawahannya seringkali dikejar-kejar dan dihantui oleh perasaan takut takut salah, takut marah dan takut salah tanggap dan bahkan tidak mustahil akan dapat
menimbulkan perasaan tertekan dan frustasi. Pemimpin yang memiliki hati angin-anginan tidak berkesempatan untuk
menimbang perasaan orang lain karena harus dan sibuk melayani hatinya sendiri terlebih dahulu pada saat hatinya sedang sempit. Pemimpin yang begini merupakan
kepemimpinan yang kaku dan tidak mengairahkan. 5.
Kepemimpinan yang mengandalkan kepintarannya Yang dimaksud dengan kepemimpinan yang mengandalkan kepintarannya
adalah pemimpin yang tidak suka memberikan pendelegasian tugas secara penuh. Pemimpin yang semacam ini beranggapan bahwa semua stafnya itu tidak lebih
daripada pesuruh. Jalan pikirannya sukar ditebak. Keputusan dan instruksinya dapat
berubah-ubah seketika. Dia hanya mau mendengarkkan pendapat bawahan yang berani, tegas dan berani memberikan jaminan.
Kepemimpinan jenis ini tidak pernah dan tidak akan pernah memikirkan pembinaan kader yang akan menggantikannya dikemudian hari. Biasanya pemimpin
jenis ini terdiri dari orang-orang pintar di dalam pendidikan, tetapi sering juga gagal dalam kepemimpinan.
Menurut Sutrisno 2009, fungsi pemimpin dalam organisasi dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
a. Perencanaan.
b. Pengorganisasian.
c. Penggerakan.
d. Pengendalian.
Dalam menjalankan fungsinya pemimpin mempunyai tugas-tugas tertentu, yaitu mengusahakan agar kelompoknya dapat mencapai tujuan dengan baik, dalam
kerja yang produktif dan dalam keadaan yang bagaimana pun yang dihadapi kelompok.
4. Tugas Utama Pemimpin dan Peran Seorang Pemimpin