Karakteristik Umum Tindak Tutur

36 dalam kegiatan bertutur. Orang bertutur yang berpegang dan melaksanakan maksim kebijaksanaan akan dapat dikatakan sebagai orang santun. 4.2.3.3 Usia Usia adalah ranah yang paling mempengaruhi penggunaan tingkatan berbahasa dalam bahasa Sumbawa. Penggunaan bahasa Sumbawa terhadap masyarakat yang lebih tua akan lebih disopankan dan itu ditandai oleh penggunaan kata sapaan “ kelam atau sia” dan menyebut diri sendiri dengan sebutan “ kaji ”. Bahasa yang digunakan juga bahasa yang tidak langsung mengarah ke inti pembicaraan, melainkan harus menggunakan bahasa secara tidak langsung. 4.2.3.4 Ranah Perkantoran Dalam ranah ini bahasa yang digunakan antar kerabat atau karyawanpun masih biasa bahkan dominan menggunakan bahasa Indonesia. Hanya sesekali saja mereka menggunakan bahasa yang sedikit halus untuk atasan mereka dan itupun tidak setiap saat. Selain beberapa hal tersebut yang mempengaruhi tingkat tutur pada masyarakat Sumbawa adalah nada berbicara. Tingkat kehalusan dalam berbicara bahasa Sumbawa dikatakan halus jika nada berbicara mereka tidak tinggi dan sebaliknya.

4.3 Karakteristik Umum Tindak Tutur

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa Bali menurut tingkatannya dapat dibedakan menjadi berdasarkan halus ataupun kasar penggunaannya menurut ranah masing-masing. Salah satu karakteristik dari ranah ini adalah status sosial penuturnya yang dapat dibedakan dengan hierarki vertikal. Penggunaan bahasa Sasak halus ataupun kasar pada dasarnya dipengaruhi oleh status sosial. Pada masyarakat bangsawan, penggunaan bahasasasak halus terjadi dalam semua ranah, sedangkan dalam masyarakat biasa penggunaan bahasa yang digunakan tergolong kasar, meskipun beberapa akan diperhalus hanya dalam ranah tertentu saja seperti ranah perkantoran dan keluarga. Faktor yang paling mempengaruhi penggunaannya adalah usia dan jabatan. Meskipun bahasa Sumbawa tidak memiliki karakteristik yang cukup kuat dalam hal tindak tutur halus atau kasar, namun pengaruh kosakata halus pada keseluruhan kalimat masih dapat terlihat pada ranah- ranah tertentu. 37 Maka dari itu, beberapa karakteristik yang dapat ditemukan pada ciri bahasa bagian timur melayu-polinesia barat; khususnya pada bahasa Bali, Sasak, dan Sumbawa adalah klasifikasi tindak tutur yang sebagian besar terbagi berdasarkan tingkat halus dan kasar, ranah usia dan formalitas situasi yang sangat mempengaruhi pilihan tindak tutur tersebut, dan bergesernya klasifikasi ini secara perlahan sebagai dampak atas modernisasi dan globalisasi masyarakat penutur masing-masing. Selain itu, status sosial penutur dan pengaruh status tersebut pada ranahnya masing-masing dapat semakin memperkokoh pergeseran klasifikasi ini, seperti yang dapat kita lihat dimana bahasa Bali masih bertahan seiring dengan kentalnya klasifikasi sosial pada lapisan masyarakat penutur bahasa Bali tersebut, sedangkan Sumbawa sudah lebih umum dalam tindak tutur bahasanya. 38

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Dalam penelitian tingkat tutur bahasa Bali, Sasak, dan Sumbawa, beberapa temuan pada karakteristik bahasa timur melayu polinesia barat adalah pada tingkat kesopanan penutur. Beberapa ranah dalam bahasa dapat mempengaruhi tingkat tutur bahasa tersebut, seperti ranah usia, kantor, dan status sosial penutur dalam masyarakat. Tingkatan ini secara umum mempengaruhi struktur leksikal dan gramatikal penggunaan bahasa tersebut. Melalui temuan ini, dapat disimpulkan bahwa pengaruh ranah terhadap struktur tingkat tutur bahasa bagian timur melayu polinesia barat ini semakin rendah terhadap bahasa penuturnya sesuai dengan kurun waktu dan letak geografisnya. Maka dari itu, penutur bahasanya perlu menerapkan pemeliharaan dan peremajaan bahasa local untuk menjaga nilai budaya bahasanya.