29 turun dan obrolan seputar kegiatan antarpedagang. Pada ranah ini lebih banyak
ditemukan penggunaan
basa kepara dan madia
karena situasinya juga situasi informal.
P
1
:
Mriki belinin tyang Geg, mare teka cekalang ne gede-gede bin
‘sini berbelanjalah pada saya Geg, ikan cakalangnya baru saja datang, besar besar lagi’
P
2
:
kude a kilo, Bu?
‘berapa sekilo Bu?’ 6 Percakapan 6 adalah percakapan antara pedagang dan pembeli yang sama-
sama perempuan tetapi berbeda usia. Dalam percakapan di atas, pedagang yang berumur lebih tua menggunakan
basa madia
pada awal tuturannya pada pembeli yang lebih muda darinya. Percakapan di atas menunjukkan adanya penggunaan tingkatan-
tingkat bahasa Bali dalam ranah pasar disebabkan oleh kedudukan kedua pembicara yang berbeda dan tidak memperhitungkan perbedaan umur yang umumnya juga
menjadi indikator penggunaan tingkatan-tingkatan bahasa Bali. Percakapan di atas merupakan percakapan dengan situasi normal.
4.2.1.5 Ranah Keagamaan
Ranah keagamaan merupakan ranah dengan latar di tempat-tempat kegiatan keagamaan berlangsung dan tempat berkumpul seperti
balai banjar
yang berkaitan dengan topik pembicaraan dan kegiatan keagamaan. Umumnya penggunaan bahasa
Bali dalam ranah keagamaan cenderung ke situasi normal sehingga bahasa Bali yang memiliki rasa bahasa halus, sopan, dan rasa hormat digunakan.
Dewasa :
Damuh Alit sampun sami makta canang angge mebakti?
‘anak-anak sudah semua membawa canang untuk sembahyang?’ Anak
:
Sampun, Jero Mangku
‘sudah, Jero Mangku’ 7 Percakapan 7 merupakan percakapan antara penutur dewasa dan anak-anak
yang menggunakan
basa alus mider
yang digunakan untuk menunjukkan rasa sangat hormat walaupun dalam percakapan tersebut lawan bicara penutur dewasa adalah
anak-anak tetapi anak-anak tersebut juga dihormati sehingga penggunaan
basa alus mider
digunakan dalam percakapan di atas.
4.2.2 Bahasa Sasak
30 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa Sasak dalam
kehidupan masyarakat Lombok secara umum sebagai berikut.
4.2.2.1 Status sosial
Selain gelar kebangsawanan yang sangat berpengaruh dalam penggunaan bahasa Sasak, kedudukan dalam pekerjaan dan status keluarga memiliki pangaruh
yang kuat dalam penggunaan
code switching
sasak dan Indonesia. Di antara penutur yang memiliki status yang jauh berbeda, maka penutur yang memiliki status lebih
rendah akan meggunakan bahasa campuran sasak halus dan Indonesia sementara penutur yang memiliki kedudukan lebih tinggi akan menggunakan banyak bahasa
campuran sasak jamak dan Indonesia. Sementara penutur yang memiliki status yang sama akan menggunakan bahasa campuran sasak jamak dan Indonesia.
Selain itu, terdapat situasi di mana penutur yang memiliki perbedaan status sosial tetapi menggunakan campuran bahasa sasak biasa dan Indonesia dalam
percakapan, hal ini dapat disebabkan karena hubungan pertemanan yang cukup baik. Dalam keluarga, baik yang berasal dari keluarga menak dan nonmenak,
ditentukan dengan pemilihan penggunaan
code switching
dalam percakapan bahasa Sasak.
Code switching
antara bahasa sasak alus dan Indonesia akan dipilih ketika penutur berbicara dengan lawan tutur yang berasal dari keluarga menak. Penutur
menak dapat mencampur bahasa mereka antara sasak alus dan Indonesia maupun sasak jamak dan Indonesia tergantung pada tingkat keakraban antara penutur. Jika
lawan tutur berasal dari masyarakat yang lebih rendah, maka mereka akan menggunakan bahasa sasak jamak dan Indonesia, sementara mereka akan
menggunakan bahasa sasak alus dan Indonesia pada masyarakat yang memiliki status lebih tinggi.
4.2.2.2 Usia
Usia atau umur merupakan faktor yang sangat penting dalam penggunaan
code switching
pada penutur bahasa sasak. Ketika seseorang yang memiiki kedudukan lebih tinggi namun usia lebih muda, mereka akan menggunakan bahasa sasak halus
dan Indonesia, namun mereka akan menggunakan bahasa sasak biasa
jamaq
dan Indonesia ketika berbicara dengan penutur yang jauh lebih muda. Dengan kata lain,
kedudukan sosial yang lebih tinggi tidak menjadikan seorang penutur bahasa sasak untuk meggunakan bahasa sasak halus maupun kasar pada setiap lawan tutur, namun
mereka akan mempertimbangkan usia pada saat berbicara untuk menunjukkan rasa menghargai.
31
4.2.3 Bahasa Sumbawa