Tujuan Dan Manfaat PKLM Ruang lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Dalam pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa petugas mengalami kesulitan dalam berhadapan dengan wajib pajak yang tidak menerima atas adanya surat paksa dalam membayar pajak. Maka masyarakat di harapkan waspada terhadap kewajibanya sebagai seorang wajib pajak. Sebagai salah satu syarat dalam rangka penyusunan tugas akhir, Prakik Kerja Lapangan Mandiri PKLM adalah salah satu metode untuk mempraktikkan teori yang selama ini di peroleh di bangku perkulihan pada kondisi di lapangan sebenarnya. Diharapkan PKLM ini dapat memberikan pengetahuan yang praktismengnai lingkungkan kerja beserta aspek-aspek perpajakan yang terdapat di dalamnya. Dari uraian di atas maka penulis ingin menulis laporan tugas akhir dengan judul “Tata Cara Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Di Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Polonia”.

B. Tujuan Dan Manfaat PKLM

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan PKLM adalah : 1.1 Mengetahui tata cara penagihan pajak dengan surat paksa pada Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Polonia. 1.2 Untuk mengetahui Faktor penghambat tata cara penagihan pajak dengan surat paksa pada kantor Pelayanan Pajak KPP Pratma Medan Polonia. 1.3 Untuk mengetahui upaya-upaya penyelesaian dalam mengatasi kendala tersebut. Universitas Sumatera Utara 2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM 2.1 Bagi Mahasiswa a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan penulis di bidang perpajakan khususya dalam tata cara pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa. b. Mengaplikasikan teori dan ilmu yang di dapat di bangku perkulihan melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM. c. Memberikan bekal pengalaman kerja kepada setiap mahasiswa. 2.2 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU a. Untuk meningkatkan hubungan antara Universitas Sumatera Utara dengan instansi pemerintah dalam hal ini di Kantor Pelayanan Pajak. b. Agar Universitas lebih berperan dalam kegitan pendidikan sesuai dengan peraturan yang sekarang di tetapkan. c. Mempromosikan sumber daya yang dimiliki oleh Universitas Sumatera Utara Khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan yang memahami tentang administrasi perpajakan. 2.3 Bagi Kantor Pelayanan Pajak KPP a. Sebagai sarana untuk promosi tenaga kerja yaitu untuk kemampuan mahasiswa yang bersangkutan dengan tanggung jawab dan kerja sama yang baik. Universitas Sumatera Utara b. Memperat hubungan antara Direktorat Jenderal Pajak Sumut I dengan Program Studi Diploma III Adiministrasi Perpajakan. c. Sebagai bahan masukan bagi Direktorat Jenderal Pajak Sumut I khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dalam menanggani administrasi perpajakan.

C. Uraian Teoritis 1. Pengertian Pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara peralihan kas ke sektor pemerintah berdasarkan Undang-Undang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum. Soemitro Waluyo, 1990:3. Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2. Dasar Hukum Penagihan Pajak dengan Surat Paksa

2.1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. Universitas Sumatera Utara 2.2 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 561KMK.042000 Tentang Tata Cara Penagihan Seketika dan Sekaligus dan Pelaksanaan Surat Paksa Tanggal 26 Desember 2000. 2.3 PP No.135 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyitaan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. 2.4 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 08PJ.752002 Tentang Pemeriksaan Untuk Tujuan Penagihan Pajak Delinquency Audit. 2.5 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE - 03PJ.042009 Tentang Kebijakan Penagihan Pajak.. Dengan adanya peraturan dan undang-undang yang menjadi landasan hukum penagihan pajak degan surat paksa dengan surat paksa di Indonesia ini, maka pajak yang di pungut oleh pemerintah sudah mempunyai suatu pondasi yang kuat dan tegas sehingga tidak perlu lagi adanya keragu-raguan ataupun alasan bagi wajib pajak.

3. Penagihan Pajak

Penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar Wajib Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus memberitahukan surat paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan dan menjual barang yang telah disita.Muhammad Rusjdi 2004:6. Universitas Sumatera Utara Menutut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Undang- Undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa adalah “Serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika daan sekaligus ,memberitahukan Surat paksa,mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan,menjual barang yang telah di sita”. 3.1 Beberapa alasan yang menyebabkan Surat Tagihan Pajak STP dapat diberikan wajib pajak antara lain adalah : a. Pajak Penghaasilan dalam tahun berjalan tidak di bayar atau kurang bayar. b. Dari hasil penelitian Surat pemberitahuan terdapat adanya kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah hitung atau salah tulis. c. Wajib pajak di kenakan sanksi administrasi beruapa denda atau bunga. d. Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang pajak pertambahan nilai tetapi tidak melaporkan kegiatannya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak. e. Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak tetapi membuat faktur pajak atau pengusaha telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak tetapi tidak membuat faktur pajak Universitas Sumatera Utara Utang Pajak adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan Pasal 1 angka 8 UU No.19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. 3.2 Tindakan Penagihan utang pajak secara teoritis dapat dilakukan dengan 2 langkah yaitu:

a. Penagihan Pasif

Penagihan pasif dilakukan melalui Surat Tagihan Pajak atau Surat Ketetapan Pajak. Sebagaimana dijelaskan dalam UU No.16 Tahun 2009, Surat Tagihan Pajak STP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar TambahanSKPKBT,dan Surat Keputusan Keberatan,Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding,serta Putusan Peninjauan Kembali,yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1 satu bulan sejak tanggal diterbitkan. Apabila dalam jangka waktu tersebut tidak dilunasi maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2 perbulan, dan bagian bulan dihitung penuh satu bulan, sebagaimana disebutkan dalam UU KUP Nomor 16 tahun 2009 Pasal 19 ayat1. Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus Universitas Sumatera Utara dibayar bertambah, pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar itu dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 dua persen perbulan untuk seluruh masa,yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pelunasan atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak STP, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 satu bulan. Selain dengan penagihan pasif, dapat pula dilanjutkan dengan penagihan aktif atau yang lebih dikenal dengan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

b. Penagihan Aktif

Penagihan pajak aktif atau penagihan pajak dengan Surat Paksa dilakukan diatur dalam Undang-Undang No.19 tahun 1997 sebagaimana yang telah di ubah dengan Undang-Undang No.19 tahun 2000. Penagihan pajak aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana dalam upaya penagihan ini Fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim surat tagihan atau surat ketetapan pajak, tetapi akan diikuti dengan tindakan sita dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang. Dalam pembahasan berikutnya yang dimaksud penagihan pajak adalah penagihan aktif atau penagihan pajak dengan Surat Paksa. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Surat Paksa mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang sama dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Surat Paksa sekurang-kurangnya meliputi:  Nama Wajib Pajak, atau Penanggung Pajak Universitas Sumatera Utara  Besarnya Utang Pajak, dan  Perintah untuk membayar. 3.3 Dasar Penagihan Pajak Sesuai dengan system selft assessment yang berlaku sekarang ini,wajib pajak diwajibkan menghitung memperhitungkan ,membayar dan melaporkan sendiri utang pajaknya. Apabila terdapat kekeliuran atau kesalahan dalam melakukan perhitungan pajak yang terutang atau wajib pajak melanggar ketentuan UU perpajakan barulah direktorat Jenderal Pajak menerbitkan surat ketetapan pajak yang dapat berupa STP, SKPKB, SKPKBT, SKP,SKK,PB. Keenam jenis surat ini merupakan dasar atau sarana atau administrasi Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan penagihan pajak. Untuk tertibnya dan keseragaman tindakan dalam melaksanakan penagihan pajak, Menteri keuangan akan mengatur tata caranya termasuk aspek administratif baik mengenai tindakan itu sendiri maupun aspek pelaksanaan pembayaran atas tagihan pajak.

D. Ruang lingkup Praktek Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri PKLM ini, yang menjadi ruang lingkup penulis adalah : 1. Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa pada Kantor Pelayanan Pajak Pratma Medan Polonia. Universitas Sumatera Utara 2. Faktor penghambat tata cara pelaksanaan penagihan pajak dengan surat paksa pada Kantor Pelayanan Pajak Pratma Medan Polonia. 3. Cara penyelesaian masalah dalam pelaksanaan penagihan dengan surat paksa pada Kantor Pelayanan Pajak Pratma Medan Polonia.

E. Metode Praktek Kerja Lapangan Mandiri PKLM