F. Penagihan dengan Surat Paksa
Pengertian surat paksa telah diatur dalam Pasal 1 angka 12 Undang- undang no. 19 tahun 2000 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa yang
berbunyi:”Surat paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya
penagihan pajak”. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan
biaya penagihan pajak Pasal 1 Angka 21 UU Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Surat Paksa berkepalaka “Demi Keadilan berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa”. Surat Paksa mempunyai kekuatan hukum yang seperti Groose yang
asli dari putusan hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat di minta banding lagi pada Hakim atasan.
Surat Paksa adalah surat keputusan yang mempunyai kekuasaan yang sama dengan groose yamg asli keputusan hakim dalam perkara perdata yang
tidak dapat di ganggu gugat lagi dengan cara meminta banding kepada hakim yang lebih atas. Surat Paksa harus mengunakan kepala “atas nama keadilaan”
karena perkataan itulah surat paksa mendapatkan kekutaan ekstutorial yaitu kekutaan untuk dijalankan dan kekuataan itu didapatkannya karena keadilaan
yang semata-mata memerintah pelaksanaan itu.
G. Isi dan karekterstik Surat Paksa
Surat Paksa dapat ditinjau dari 2 dua segi ,yaitu segi isinya dan segi karekteristik yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Dari segi isinya
1. Berkepala kata-kata “Atas Nama Keadilan” yang dengan
Undang-undang Nomor 14 tahun 1970 pasal 4 sesuai dengan bunyinya menjadi “Demi Keadilan berdasarkaan Ketuhanan
Yang Maha Esa”. 2.
Nama Wajib pajak penanggung pajak,keterangan cukup tentang alasan yang menjadi dasar penagihan, perintah membayar.
3. Dikeluarkan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang ynag
ditunjuki oleh Menteri Keuangan Kepala daerah.
b. Dari segi Karakteristiknya
1. Mempunyai Kekuatan hukum yang sama dengan grosse
putusan hakim dalam perkara perdata yang tidak dapat diminta banding lagi pada hakim atasan.
2. Mempunyai kekuatan hukum yang pasti.
3. Mempunyai fungsi ganda yaitu menagih pajak dan menagih
bukan pajak biaya-biaya penagihan. 4.
Dapat dilanjutkan dengan tindakan penyitaan atau penyanderaan pencegahan.
H. Penerbitan Surat Paksa