Dasar Penagihan Fungsi Surat Tagihan Pajak Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak

Surat Paksa sekurang-kurangnya meliputi: 1 Nama Wajib Pajak, atau Penanggung Pajak 2 Dasar Pengihan 3 Besarnya Utang Pajak, dan 4 Perintah untuk membayar.

C. Dasar Penagihan

Sesuai dengan system selft assessment yang berlaku sekarang ini,wajib pajak diwajibkan menghitung memperhitungkan,membayar dan melaporkan sendiri utang pajaknya. Apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam melakukan perhitungan pajak yang terutang atu wajib pajak melanggar ketentuan UU perpajakan barulah direktorat Jenderal Pajak menerbitkan surat ketetapan pajak yang dapat berupa STP Surat Tagihan Pajak, SKPKB Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar,SKPKBT Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, SKP Surat Keputusan Pembetulan, SKK Surat Keputusan Keberatan, PB Putusan Banding. Keenam jenis surat ini merupakan dasra atau sarana atau administrasi Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan penagihan pajak. Untuk tertibnya dan keseragaman tindakan dalam melaksanakan penagihan pajak, Menteri keuangan akan mengatur tata caranya termasuk aspek administratif baik mengenai tindakan itu sendiri maupun aspek pelaksanaan pembayaran atas tagihan pajak. Universitas Sumatera Utara

D. Fungsi Surat Tagihan Pajak

Adapun fungsi Surat Tagihan Pajak adalah sebagai berikut : 1. Sebagai Koreksi atas jumah pajak terutama SPT Wajib Pajak yang artinya jika Wajib Pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibyar disetor ataupun kekurangan pembayaran pajak, akibat salah hitung dan salah tulis dalam surat pemberitahuan. 2. Sarana untuk mengenakan sanksi berupa bunga atau denda. 3. Alat untuk menagih.

E. Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Pajak

Tindakan pelaksanaan penagihan sebagaimana di maksud dalam Pasal 1 angka 5 pasal 4 di awali UU No 19 tahun 2000 yaitu : a. Tindakan pelaksanaan penagihan pajak diawali dengan penerbitan surat teguran setelah 7 hari jatuh tempo pembayaran. Surat Teguran tidak diterbitkan terhadap penanggung pajak yang telah disetujui untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajaknya. b. Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh penanggung pajak setelah 21 hari sejak diterbitkannya surat teguran, maka akan diterbitkan Surat paksa. c. Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar dilunasi oleh penanggung pajak setelah lewat waktu 2×24 jam sejak Surat Paksa diberitahukan, maka segera akan diterbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP yang di laksanakan juru sita pajak Universitas Sumatera Utara dengan di saksi oleh sekurang-kurangnya 2 dua orang yang telah dewasa , penduduk indonesia, dikenali oleh juru sita pajak, dan dapat dipercaya.Pengajuan keberatan oleh wajib pajak tidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan penyitaan.Bahwa penyitaan dapat dilaksanakan terhadap milik Wajib Pajak yang berada di tempat tinggal, di tempat usaha, di tempat kedudukan atau di tempat lain termasuk penguasaannya yang berada di tangan pihak lain yang dibebani dengan hak tanggungan sebagai jaminan pelunasan utang tertentu, berupa: 1 Barang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan dan kapal dengan isi kotor tertentu. 2 Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, deposito berjangka, tabungan, saldo rekening koran ataupun bentuk lainnya. d. Apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak yang masih harus dilunasi oleh penanggung pajak setelah lewat dari jangka waktu 14 hari sejak tanggal pelaksanaan penyitaan, maka akan dilaksanakan pengumuman lelang. e. Apabila utang pajak dan biaya penagihan pajak yang masih harus dilunasi oleh penanggung pajak setelah lewat dari jangka waktu 14 hari sejak pengumuman lelang, akan segera dilakukan penjualan barang sitaan penanggung pajak melalui kantor lelang. Universitas Sumatera Utara

F. Penagihan dengan Surat Paksa