Form bentuk Cerita Pendek atau Kurzgeschichte
pengertian tanda itu sendiri mamiliki makna bagian dari ilmu semiotik yang menandai sesuatu hal atau keadaan untuk menerangkan atau
memberitahukan objek kepada subjek Santosa. 1993: 4. Sebuah tanda memiliki sifat arbitrer, yang artinya dapat berubah ubah sesuai
dengan pengguna
yang menggunakannya.
Akan tetapi,
dalam penggunaannya, tanda harus berdasar pada konvensi yang ada dan bersifat
tetap atau konstan . Seperti pada kata “kursi” di Indonesia yang dalam bahasa
I nggris disebut dengan “chair” dan dalam bahasa Jerman disebut dengan “der
Stuhl ”. Semua tanda tersebut, yaitu kursi, chair, der stuhl, merupakan tanda
yang dipakai pengguna tanda yang digunakan berdasar pada konvensi yang telah disepakati sebelumnya dan bersifat tetap atau konstan. Atau dicontoh
yang lain pada lampu rambu rambu lalu lintas, yang menandakan bahwa lampu hijau berarti jalan, lampu kuning berasti hati hati, dan lampu merah
berarti berhenti. Tanda pada lampu rambu rambu lalu lintas tersebut merupakan hasil dari sebuah konvensi dalam masyarakat yang diakui bersama
dalam masyarakat dan bersifat tetap atau konstan. Pendiri semiotik adalah Ferdinand de Saussure dan Charles Pierce. Mereka
berdua adalah pendiri semiotik yang hidup di Zaman yang sama namun tidak mempengaruhi atau dalam kata lain bekerja secara terpisah. De Saussure
mengembangkan semiotik pada dasar dasar teori linguistik umum. Charles Pearce memusatkan perhatiannya pada berfungsinya tanda pada umumnya.
2.
Semiotika dan Sastra
Karya sastra terdiri dari berbagai macam tanda kebudayaan. Dalam menginterpretasikan tanda, seorang pembaca dituntut untuk mampu
menganalisis sampai pada tingkatan pemaknaan lapis kedua. Tanda merupakan lapis kedua dari sesuatu yang ingin diungkapkan, maka huruf atau
kata yang ada sebenarnya tidak memiliki makna pada dirinya sendiri, melainkan suatu penyampai makna kepada pembaca. Untuk dapat mencapai
makna dalam sebuah karya sastra, kita harus dapat mencapai pada lapisan kedua tersebut.
Barthes via Kurniawan, 2001: 56 tanda akan memuat empat substansi yaitu : 1 Substansi ekspresi, misalnya suara dan artikulasi, 2 bentuk ekspresi
yang dibuat dari aturan aturan sintagmatik dan paradigmatik, 3 substansi isi, misalnya aspek aspek emosional, sosiologis, atau pengucapan sederhan dari
petanda, yakni makna positifnya, 4 bentuk isi, ini adalah susunan susunan formal petanda diantara petanda-petanda itu sendiri melalui hadir tidaknya
tanda semantik. Penelitian ini menggunakan teori semiotik Roland Barthes, karena diantara
ahli semiotik setelah Saussure dan Pierce, Roland Barthes lah yang pertama dan mendedikasikan hidupnya dalam semiotik, seperti yang diungkapkan
Noth dalam Handbook of Semiotik 1990: 310, “... Barthes structuralist and one of the earliest propagators of saussure’s semiological program”. Bukti
bahwa Barthes merupakan ahli semiotik yang mengembangkan teori de saussure adalah berbagai buku dan essai karyanya yaitu, Writing degree zero
1953, Mythologies 1957, The Death of The Autor 1960, Elements of