7 b.
Penelitian ini dapat mengurangi limbah cair elektroplating yang mengandung logam Cr berbahaya bagi lingkungan.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Limbah Cair Elektroplating
Limbah cair elektroplating dapat berupa limbah cair asam yang berasal dari pencucian, pembersihan dan proses elektroplating. Elektroplating merupakan
salah satu metode pelapisan logam yang didasarkan pada reaksi reduksi dan oksidasi.Limbah cair elektroplating mengandung ion-ion logam terlarut, pelarut,
dan senyawa organik maupun anorganik terlarut lainnya. Sumber utama limbah cair elektroplating berasal dari bak elektroplating Purwanto dan Syamsul Huda,
2005: 119.Limbah yang berasal dari bak elektroplating mengandung komponen anion antara lain ion borat, sianida, tartrat, fosfat, klorida, sulfida, sulfat, sulfamat,
nitrat dan lain-lain.Komponenkation yang terkandung antara lain Cu, Ni, Ag, Zn, Cd, Cr, Sn, Pb, Fe, amonia dan lain-lain. Selain anion dan kation tersebut, bahan-
bahan aditif juga sering ditambahkan ke dalam bak elektroplating yang bertujuan untuk mencegah produk yang buram, mencerahkan deposit dan meratakan
permukaan pelapisan. Adanya bahan aditif ini menyebabkan limbah cair elektroplating yang berasal dari bak elektroplating mengandung Mo, Se, As, Co,
sakarin, aldehid dan lain-lain Husain, et al, 2014. Kandungan ion-ion dalam limbah cair elektroplating tergantung pada bahan yang digunakan untuk pelapisan
benda kerja dari suatu industri elektroplating tersebut. Tidak semua limbah cair elektroplating yang dihasilkan oleh industri elektroplating mempunyai karakter
yang sama satu sama lain Siti Marwati, dkk, 2008.
9 Efek yang ditimbulkan dari limbah cair elektroplating terhadap kesehatan
sangatlah beragam. Ion-ion logam yang terkandung dalam limbah cair elektroplating biasanya melebihi ambang batas yang aman di lingkungan
sehinggasangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Ion-ion tersebut antara lain arsen As
3+
, cadmium Cd
2+
, sianida CN
-
, timbal Pb
2+
dan kromium heksavalen Cr
6+
Husain, et al, 2014, sebagai contoh matinya biota perairan, menyebabkan keracunan dan gatal-gatal di kulit.
2. Logam Kromium Cr
Kromium ditemukan oleh Frenchman L. N Vauqelin pada tahun 1797 di Siberia Green Word, N. N dan Earnshaw, A. 1984: 1167. Kata kromium berasal
dari bahasa
Yunani Chroma
yang berarti
warna.Logam kromium
bersifatmengkilap, getas, keras, dan berwarna perak abu-abu.Logam kromium murni tidak pernah ditemukan di alam. Logam ini di alam ditemukan dalam
bentuk persenyawaan padat atau mineral dengan unsur-unsur lain Heryando Palar, 1994: 133
. Kromium paling banyak ditemukan dalam bentuk “Chromite” FeOCr
2
O
3
. Senyawa-senyawa kromium terdapat di dalam lingkungan karena adanya erosi dari bebatuan yang mengandung kromium, serta letusan gunung
berapi, sehingga kromium dapat ditemukan dalam tanah, air, dan udara Dantje T. Sembel, 2015: 112.
Sesuai dengan tingkat valensi yang dimilikinya, logam atau ion-ion kromium yang telah membentuk senyawa akan mempunyai sifat yang berbeda-
beda. Senyawa yang terbentuk dari ion logam Cr
2+
akan bersifat basa, senyawa yang terbentuk dari ion logam Cr
3+
bersifat amfoter dan senyawa yang terbentuk